Kampanye Masyumi pada Pemilu 1955 | Istimewa

Nasional

Masyumi akan Dilahirkan Kembali

Target pendirian partai pada November tepat pada hari lahir Partai Masyumi.

JAKARTA—Sejumlah tokoh menghadiri silaturahim keluarga besar dan pencinta Partai Masyumi bertajuk “Masyumi Reborn” yang berlangsung di Aula Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII), Jakarta, Sabtu (7/3). Kehadiran mereka untuk menghadirkan kembali partai Islam yang pernah dilarang pemerintah pada 1960. 

Turut hadir politikus Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban dan Ahmad Yani dalam silaturahim untuk melahirkan kembali Partai Masyumi tersebut. Mantan ketua umum PBB MS Kaban menuturkan, kehadirannya merupakan bentuk dukunganterhadap lahirnya kekuatan baru partai politik Islam di Indonesia. "Kita ingin membentuk kekuatan Islam baru dalam rangka Indonesia. Karena suasananya memang dirasakan sudah berbeda dari nawaitu (niat) mendirikannya," kata MS Kaban saat dihubungi Republika, Ahad (8/3).

Dirinya mengaku tidak tahu bagaimana nasib partai yang pernah ia pimpin, PBB, ke depan jika nanti Partai Masyumi kembali hadir meramaikan perpolitikan Indonesia. "Itu pertanyaan untuk malaikat itu, bukan untuk kita itu," ujar mantan menteri kehutanan tersebut.

Kaban juga membantah dukungannya terhadap Masyumi merupakan bentuk kekecewaan dirinya terhadap kepemimpinan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra saat ini. Menurut dia, tidak ada kata kecewa dalam kamus politik. "Tidak ada istilah kecewa dalam perjuangan," tuturnya.

Prinsipnya, ia mengatakan, dirinya mengikuti keputusan Dewan Dakwah. Ketika Dewan Dakwah memutuskan untuk keluar dari PBB, dirinya juga akan mengikuti keputusan ulama. Selain itu, ia juga menjelaskan, dorongan untuk membangkitkan Masyumi karena umat Islam menginginkan perubahan.

Oleh karena itu, yang dilakukan saat ini masih dalam tahap penyidikan pembentukan yang dipimpin oleh Kholil Ridwan. "Semua masih dalam konteks shopping gagasan, sebagai workshop lah terhadap seluruh orang-orang yang bersimpati. Jadi, untuk menggugah itu tadi, karena ini keluarga besar, dan ini partai lama, jadi reborn. Artinya, untuk meluruskan kembali sejarah perjuangan politik Islam Indonesia," ujarnya.

Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra enggan menanggapi rencana sejumlah tokoh yang ingin menghidupkan kembali Masyumi. Yusril juga tidak menanggapi saat ditanya apakah keberadaan Masyumi akan mengancam eksistensi PBB. "Enggak usah ditanggapi," kata Yusril singkat.

Panitia pendirian

Dalam silaturahim Sabtu malam di DDII, disepakati pembentukan Panitia Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (P4II) dengan kepengurusan di seluruh daerah di Indonesia. "Kita membentuk panitia persiapan di setiap daerah. Kebetulan saya di DKI. Belum terbentuk pengurus, baru Panitia Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (P4II)," kata Ketua Panitia "Masyumi Reborn" Jeffry Ahmad Kurniadi, di Jakarta, Sabtu.

Jeffry menjelaskan, P4II nanti bertugas membentuk pengurus di setiap daerah, diawali dengan acara silaturahim keluarga besar Masyumi yang tengah berlangsung. Menurut dia, silaturahim tersebut penting untuk lebih mengeratkan rasa kekeluargaan di antara keluarga Masyumi sebelum mewujudkan rencana pembentukan parpol. "Jadi, ini belum apa-apa, masih jauh. Tapi, alhamdulillah, animonya bagus. Menurut laporan dari ‘among tamu' depan, yang menulis pendaftaran sekitar 500 orang," katanya.

Mengenai latar belakang rencana pendirian parpol tersebut, ia mengatakan, umat Islam belum terakomodasi oleh partai-partai yang ada hingga membutuhkan partai baru. "Masalah nama memang belum diputuskan. Mengapa ini Masyumi kita angkat? Karena sejarah itu jelas membuktikan partai politik yang betul-betul berpolitik dengan santun adalah Partai Masyumi," katanya.

 

 
Soal target pembentukan partai, Jeffry mengatakan, persoalan tersebut ranahnya dewan syura. Namun, kemungkinan partai telah terbentuk pada November mendatang, bertepatan dengan hari lahir Partai Masyumi. 
   

 

Mantan menteri sosial Bachtiar Chamsyah mengingatkan, pendirian parpol memang perlu, tetapi harus memperhatikan pula tata kelola kepartaiannya, terutama dalam memilih pemimpin. Jika kebanyakan parpol menggelar kongres dan semacamnya untuk memilih pemimpin, Bachtiar justru menyarankan untuk tidak melakukannya karena akan membuat partai hancur. 

“Jangan melakukan kongres, pimpinlah oleh alim ulama, dikumpulkan cendekiawan, dia menyeleksi (pengurus). Kalau membuka ruang kongres, //enggak// lama nasibnya,” katanya.

Mantan staf khusus wakil presiden Laode M Kamaluddin juga berpesan, kebangkitan Masyumi harus berbasiskan talenta agar bisa diterima generasi milenial. “Masyumi yang mau bangkit harus berbasis talenta. Jadi, dibutuhkan niat, keteladanan, dan talenta. Tiga syarat ini saja,” kata mantan rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) tersebut.

Hadir sejumlah tokoh, antara lain mantan menteri sosial Bachtiar Chamsyah, mantan penasihat KPK Abdullah Hehamahua, mantan staf khusus wapres Laode M Kamaludin, mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, pengacara Eggy Sudjana, hingga Sri Bintang Pamungkas. n 

Kutipan:  Masyumi yang mau bangkit harus berbasis talenta. Jadi, dibutuhkan niat, keteladanan, dan talenta.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat