Model memperlihatkan web Zakat Digital pada peluncurannya di Jakarta, beberapa waktu lalu. | Republika / Darmawan

Iqtishodia

Mengukur Keputusan Berdonasi Online Masyarakat Jabodetabek

Penghimpunan nilai donasi secara online meningkat signifikan pada 2020.

OLEH Santi Putri Fri Nantiah (Alumnus Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB)
Dr. Neneng Hasanah (Peneliti CIBEST, Dosen Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB) 
Yekti Mahanani, M.Sc (Peneliti CIBEST, Dosen Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB)

Era digital mendorong perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini memudahkan masyarakat dalam memenuhi segala kebutuhannya dengan serbadigital. Salah satunya, yaitu perubahan sosial masyarakat dalam memanfaatkan internet dengan kemudahan kegiatan berdonasi yang lebih efektif dan efisien melalui platform digital (Aziz 2019).

Indonesia memiliki potensi besar yang dapat dimanfaatkan dengan optimal dalam kegiatan berdonasi online melalui platform digital. Pertama, Indonesia sebagai negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia dan menjadi posisi pertama negara paling dermawan di dunia oleh CAF World Giving pada 2023. Hal ini didorong oleh tradisi budaya filantropi Indonesia yang disebut gotong royong, tecermin pada nilai-nilai Pancasila (KEMENKO PMK 2021).

Kedua, menurut survei We Are Social Hootsuite (2022), perkembangan digital di Indonesia tumbuh pesat dengan jumlah pengguna internet pada Februari 2022 tercatat ada sekitar 204,7 juta orang yang menggunakan internet dari total 277,7 juta jumlah penduduk di Indonesia. Sehingga tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 73,7 persen dari keseluruhan populasi.

Potensi Ziswaf di Indonesia - (Republika)

Berdasarkan survei Gopay Digital Donation Outlook (2020), platform digital yang digunakan untuk berdonasi online, yaitu sebesar 42 persen melalui aplikasi, seperti e-money dan aplikasi m-banking, 35 persen platform galang dana (campaign) digital seperti Kitabisa, dan 21persen situs organisasi nonprofit/amal/filantropi, seperti Dompet Dhuafa dan BAZNAS, dan lainnya sebesar 2 persen.

Selain itu, penghimpunan rata- rata nilai donasi secara online pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 72 persen dibanding pada tahun sebelumnya. Adapun pada tahun 2020, jumlah orang yang berdonasi online meningkat sebesar 9 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap donasi online melalui platform digital semakin meningkat.

Ada beberapa platform digital yang dapat digunakan dalam berdonasi secara online. Tokopedia, Gopay, m-banking merupakan tiga platform digital yang memiliki jumlah pengguna terbanyak. Namun, ketiga platform ini tidak berfokus pada filantropi.

Sementara itu, Kitabisa, Dompet Dhuafa, dan BAZNAS merupakan tiga platform digital yang berfokus pada filantropi sehingga menyediakan campaign untuk berdonasi. Di antara tiga platform tersebut, Kitabisa memiliki jumlah pengguna terbanyak. Adapun pencapaian target pengumpulan donasi yang diselenggarakan oleh Kitabisa, per 22 Oktober 2023 ditemukan hanya sebesar 5,94 persen campaign yang berhasil memenuhi target pengumpulannya dan sisanya sebesar 94,06 persen campaign belum cukup memenuhi target pengumpulan donasi. Hal ini menandakan bahwa pengumpulan donasi secara online belum cukup optimal dalam memenuhi target pengumpulannya.

Hasil survei yang diadakan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) tahun 2022 menyatakan bahwa tingkat penetrasi internet dan kontribusi internet tertinggi berdasarkan provinsi, DKI Jakarta meraih tingkat penetrasi internet tertinggi dibandingkan provinsi lain, yaitu sebesar 83,39 persen. Di sisi lain, Jawa Barat meraih tingkat kontribusi internet tertinggi dibandingkan provinsi lain sebesar 14,74 persen. Selain itu, berdasarkan hasil riset oleh Alpha JWC dan Kearney (2021), kawasan Jabodetabek memiliki proporsi konsumen early adopter dengan tingkat adopsi teknologinya yang tinggi sebesar 23 persen lebih besar dibandingkan wilayah lain. Dengan begitu, wilayah Jabodetabek berpotensi besar untuk berdonasi online.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik umum dan perilaku masyarakat Jabodetabek dalam berdonasi online melalui platform digital serta menganalisis faktor persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan, religiositas, keamanan, dan kepercayaan yang memengaruhi keputusan masyarakat Jabodetabek dalam berdonasi online melalui platform digital. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan SEM PLS.

photo
Petugas memberikan informasi terkait zakat kepada warga di Gerai Zakat Baznas (Bazis) DKI Jakarta di Terowongan Kendal, Jakarta, Selasa (19/4/2022). - (Prayogi/Republika.)

Output yang diharapkan, yaitu agar platform digital sebagai penghimpun dan penyalur donasi dapat meningkatkan penghimpunan donasi dalam mengoptimalkan potensi berdonasi online. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh bahwa karakteristik umum responden masyarakat Jabodetabek dalam berdonasi online melalui platform digital adalah berjenis kelamin perempuan, berusia pada rentang 21-24 tahun, berpendidikan terakhir sarjana (S1), sedang bekerja sebagai pegawai swasta dengan pendapatan per bulan dalam rentang nominal Rp5.000.001- Rp7.500.000, dan berdomisili di Bogor.

Selain itu, mayoritas responden menggunakan Kitabisa.com sebagai platform digital yang sering digunakan dalam berdonasi online. Frekuensi berdonasi online mayoritas responden adalah tidak tentu atau kadang- kadang. Pertimbangan utama responden dalam memilih platform digital, yaitu mudah dan praktis serta pertimbangan utama melakukan donasi online yaitu kemudahan penggunaan metode pembayaran digital (online).

Hasil analisis SEM-PLS menunjukkan bahwa persepsi kegunaan, kepercayaan, serta keamanan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan untuk berdonasi online melalui platform digital. Adapun religiositas dan persepsi kemudahan penggunaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan untuk berdonasi online melalui platform digital. Meskipun demikian, persepsi kemudahan penggunaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kegunaan.

Dengan demikian, secara tidak langsung persepsi kemudahan penggunaan dapat memengaruhi keputusan berdonasi online. Penyebab religiositas tidak berpengaruh signifikan karena minimnya pengetahuan serta pemahaman masyarakat mengenai makna serta hakikat membayar Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (ZISWAF) atau donasi.

Pernyataan ini sejalan dengan hasil survei yang dilakukan oleh Gopay dan Kopernik (2020) bahwa motivasi berdonasi terbesar masyarakat Indonesia berdasarkan nilai- nilai sosial sebesar 57 persen, sedangkan nilai- nilai agama hanya 38 persen.

Selain itu, terlepas dari religiositas atau tidak, orang Indonesia memang dikenal senang memberi atau dermawan terlihat dari World Giving Index (2023), Indonesia menempati posisi teratas.

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan bagi penghimpun dan penyalur donasi untuk mengoptimalkan potensi berdonasi online. Langkah tersebut adalah dengan meningkatkan sistem keamanan dan privasi data donatur, memberikan kemudahan aksesibilitas dan proses transaksi donasi terutama metode pembayaran yang lebih fleksibel, adanya fitur donasi berulang, serta pengingat untuk berdonasi online.

Selain itu, melakukan transparansi dan akuntabilitas serta meningkatkan kualitas layanan pelanggan dan dukungan teknis yang responsif. Hal ini dilakukan agar donatur merasa lebih aman, nyaman, dan percaya dalam berdonasi online melalui platform digital.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat