Hikmah | Republika

Hikmah

Bersih Itu Obat

Oleh Abdul Muid Badrun

 

Oleh Abdul Muid Badrun

Ada ungkapan masyhur di tengah masyarakat bahwa “kebersihan sebagian dari iman” (HR Ahmad). Hadis ini meski tergolong lemah (dhaif) secara sanad, tapi boleh menjadi pegangan untuk fadhoilul a’mal alias motivasi dalam beramal kebaikan. Dalam ayat lain Allah berfirman: “Sesunggguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri.” (QS al-Baqarah: 222). Dua postulat ini bisa menjadi dasar, betapa Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga dan memelihara kebersihan.

Itu artinya, kebersihan dekat sekali dengan keimanan. Kebersihan erat kaitannya dengan Islam. Sebaliknya, ketika umat Islam tidak menjaga kebersihan, sejatinya ia telah “kehilangan” sebagian imannya. Berislam tak berarti beriman. Namun, jika beriman sudah pasti berislam. Karena, banyak orang berislam (mengaku beragama Islam), tapi tidak menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah alias tidak beriman. Islamnya masih Islam KTP, kata orang sekarang.

Kejadian yang merebak akhir-akhir ini seperti munculnya wabah virus korona baru atau Covid-19 di Indonesia, bisa disikapi sebagai teguran agar umat Islam kembali kepada anjuran untuk hidup bersih. Pola hidup bersih ini ternyata mampu menjadi “obat” munculnya virus Covid-19 yang mematikan. Saat ini, semua pihak berbondong-bondong kampanye hidup bersih dengan lebih sering mencuci tangan, menggunakan sanitizer, tidak bersin dan batuk sembarangan, masifikasi pemakaian masker, dan lain sebagainya. 

Singkat kata, masuknya wabah korona baru ke Indonesia menjadi “berkah tersembunyi” agar umat kembali pada ajaran Allah. Hidup bersih karena bersih itu sehat. Sebaliknya, kalau kotor itu dekat dengan penyakit menular. Allah juga suka sekali dengan orang yang bersih dan membersihkan diri. Nah, dari sinilah kita harus senantiasa terus menjaga pola hidup sehat, pola makan, dan pola pergaulan yang sehat.

Lalu, bagaimana caranya hidup bersih itu? Yang paling mudah dan sederhana adalah mandi dua kali sehari, mencuci tangan sebelum makan, menjaga wudhu (artinya setiap buang hadas kecil, kentut, red.), langsung berwudhu, tidak membuang sampah sembarangan, membuang kotoran pada tempatnya, bersama-sama tetangga membersihkan got atau saluran air setiap minggu sekali, merokok pada tempatnya, tidak meludah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik, menutup muka ketika bersin dan batuk, dan masih banyak lagi hal-hal baik lainnya yang bisa kita lakukan agar lingkungan kita bersih dan sehat.

Pertanyaannya, mulai dari mana dulu? Mulai dari diri sendiri dulu. Agar menjadi contoh buat orang di sekitarnya. Komitmen diri ini penting karena mengobati (menghindari) penyakit tidak cukup hanya dengan berdoa. Perlu langkah nyata agar bersih itu sehat betul-betul jadi gaya hidup umat Islam zaman //now//. Karena, doa terbaik itu bukan di kata-kata, melainkan di maksimalnya tindakan nyata.

Mari, kita bahu-membahu bekerja sama untuk membunuh virus korona baru ini dengan saling memelihara dan menjaga pola hidup bersih yang maksimal. Karena, sekali lagi bersih itu sehat dan bisa menjadi obat. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat