Warga mencukur rambutnya sebagai bentuk kepedulian kepada penderita kanker di Banda Aceh, Aceh, Ahad (5/2/2023). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia 2023 sekaligus untuk memberikan edukasi bagi masyarakat atas pentingnya kewasp | ANTARA FOTO/Khalis Surry

Medika

Tantangan Menghadirkan Perawat dengan Spesialisasi Onkologi

Algoritma pada non-contrast CT-scan dapat mendeteksi kerusakan pankreas yang sulit diamati mata manusia.

Terbatasnya jumlah tenaga medis ahli khusus kanker masih menjadi tantangan dalam penanganan kanker di Indonesia. Salah satunya, jumlah perawat spesialis keperawatan onkologi yang masih terbilang sedikit. Begitu pun universitas yang menghadirkan program studi untuk tenaga spesialis tersebut.

Sejak 2021, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia telah memiliki Program Studi Ners Spesialis Keperawatan Onkologi. Program studi itu bisa ditempuh setelah mahasiswa menyelesaikan program sarjana keperawatan dan magister ilmu keperawatan. 

Tahap pendidikan spesialis tersebut ditempuh selama dua sampai tiga semester. Lulusannya akan memperoleh gelar profesi Spesialis Keperawatan Onkologi dan akan diarahkan secara khusus menangani masalah keperawatan onkologi. 

photo
PT Roche Indonesia menggelar sesi talkshow bertajuk "Oncology Nursing in Indonesia: How It Is Evolving and What Does The Future Hold?" di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (6/12/2023). - (Republika/Shelbi Asrianti)

Tahun depan, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta akan membuka prodi serupa sebagai wujud kemitraan dengan UI dan berbagai pihak lainnya. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Ahmad Hamim Sadewa, menyampaikan alasan di balik pembukaan prodi baru tersebut.

"UGM membuka spesialisasi keperawatan onkologi karena memang menjadi kebutuhan. Perawatan onkologi pasti akan terus berkembang," ujar Hamim pada sesi talkshow keperawatan onkologi yang digelar PT Roche Indonesia di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (6/12/2023).

Hamim mengatakan, penyakit kanker sangat spesifik bagi masing-masing pengidapnya. Diagnosis mungkin sama untuk jenis kanker tertentu, tapi kondisi medis, aspek diet, perawatan psikologis, dan berbagai hal lainnya secara holistik akan berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya.

Prodi terbaru mendatang, diharapkan bisa menjadi wadah implementasi berbagai riset mengenai kanker yang sudah ada. Jika memang spesialis perawat onkologi begitu penting, mengapa baru satu kampus yang sudah menghadirkan prodi itu dan baru akan disusul UGM tahun depan?

photo
Jakarta Goes Pink 2015: Peserta mengikuti jalan santai dalam kegiatan Jakarta Goes Pink 2015 di kawasan Senayan Jakarta, Ahad (4/10). Berkenaan dengan bulan peduli kanker payudara, komunitas peduli kanker payudara Lovepink mengadakan kampanye selama satu bulan penuh selama Oktober 2015. Yasin Habibi/ Republika (Republika/ Yasin Habibi)

Hamim menjelaskan, ada berbagai hal yang membuat kampus cukup terkendala saat akan menghadirkan prodi tersebut. Hal pertama, prodi spesialis keperawatan onkologi mencetak perawat dengan level spesialis tinggi. Karena itu, pendidik yang mengajar di prodi itu pun harus berada level di atasnya. 

Dari sisi sumber daya manusia, semakin tinggi levelnya, seperti piramida, jumlahnya akan semakin sedikit. Karena itu, realisasinya tidak bisa dalam waktu cepat. Tantangan lain adalah kurikulum, karena spesialis perawat onkologi tergolong profesi baru. Begitu juga terkait sarana-prasarana dan menyiapkan lingkungan yang bisa menerima lulusan.

Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Oos Fatimah Rosyati mengatakan, hadirnya profesi baru perawat spesialis keperawatan onkologi itu merupakan hal yang amat penting. Sebab, gelar pendidikan baru itu sangat dekat dengan kebutuhan masyarakat.

Oos mengatakan, penanganan pasien kanker harus lebih spesial dan komprehensif. Tak hanya secara fisik, tetapi juga perawatan terkait psikososial. Orang yang didiagnosis kanker disebutnya memiliki beban berbeda dengan penyakit lainnya. "Perawat dengan kompetensi lebih khusus ini sangat dibutuhkan. Kemenkes sangat mendukung, dan kami juga telah dan akan memberikan program beasiswa," ujar Oos.

AI untuk Deteksi

Biaya Pengobatan Kanker di Indonesia - (Republika)

  ​

Institut penelitian Alibaba Group, DAMO Academy, mengumumkan pengembangan metode deteksi dini kanker pankreas yang didukung kecerdasan buatan (AI). Terobosan signifikan yang diklaim memiliki akurasi tinggi itu memungkinkan pendeteksian kanker pankreas skala besar.

Algoritma berbasis deep-learning pada non-contrast CT-scan dapat mendeteksi kerusakan pankreas yang sulit diamati oleh mata manusia. Dengan demikian, inovasi itu memungkinkan peningkatan kualitas visual hasil pemindaian untuk kanker pankreas.

Berdasarkan jurnal Nature Medicine, model yang dilatih pada lebih dari 3.200 set gambar, mencapai capaian tinggi pada indikator diagnostik. Model ini mencapai tingkat ketepatan 99,9 persen, dengan hanya satu hasil positif-palsu dalam setiap 1.000 tes.

Angka sensitivitas 92,9 persen dari deteksi itu mengungguli hasil dari tenaga radiolog sebesar 34,1 persen dalam sensitivitas dan 6,3 persen dalam ketepatan. Peneliti dari DAMO Academy bekerja sama dengan lebih dari 10 institusi medis terkemuka dunia.

Mereka memeriksa lebih dari 20 ribu pasien dan mendeteksi 31 kasus perubahan patologis yang sebelumnya terlewat oleh diagnosis dokter. Model tersebut telah digunakan lebih dari 500.000 kali di rumah sakit dan rangkaian pemeriksaan medis di Cina.

Dikutip dari rilisan pers Alibaba, Head of Damo Academy dari Alibaba, Le Lu, mengatakan, deteksi dini kanker pankreas sulit diwujudkan dalam pendeteksian konvensional. Hal itu mengakibatkan terlambatnya deteksi dan prognosis buruk.

"Teknologi AI plus non-contrast CT bertujuan menjadi sebuah perangkat  yang efektif dan hemat biaya untuk mencapai deteksi kanker pankreas di tahap awal dan membuat pendeteksian kanker pankreas skala besar mungkin dilakukan untuk mencegah kehilangan nyawa," kata Le Lu.

Tingkat kelangsungan hidup pengidap kanker pankreas lebih rendah jika dibandingkan pasien dengan kanker lain. Kanker pankreas merupakan penyebab kematian ketujuh terkait kanker di seluruh dunia. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun rata-rata sekitar lima hingga 10 persen.

Kanker di Indonesia - (Republika)

Sebagian disebabkan seringnya penyakit tersebut ditemukan pada tahap lanjut ketika pengobatan sulit untuk dilakukan. Dikombinasikan dengan non-contrast CT imaging, teknologi pendeteksian dini dapat membantu mendiagnosis kanker pankreas.

Hal Ini juga dapat diterapkan dalam upaya pendeteksian skala besar, misalnya, dengan menjadikan non-contrast CT sebagai pilihan dalam pemeriksaan medis rutin atau selama kunjungan ke departemen gawat darurat. Metode pemeriksaan itu juga bisa diintegrasikan sebagai metode spesifik dalam upaya pendeteksian skala besar.

"Pendeteksian berbasis AI adalah pendekatan yang sangat menjanjikan dengan potensi untuk dampak klinis dalam waktu dekat," kata Jörg Kleeff & Ulrich Ronellenfitsch dari Universitas Martin-Luther Halle-Wittenberg, Pusat Medis Universitas Halle (Saale) di Jerman. 

 

 
Tingkat kelangsungan hidup pengidap kanker pankreas lebih rendah jika dibandingkan pasien dengan kanker lain.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kawat Bra dan Kanker Payudara

Lakukan screening rutin agar dapat meningkatkan potensi Anda untuk mendeteksi kehadiran kanker sedini mungkin.

SELENGKAPNYA

Deteksi Dini Penanganan Kanker adalah Kunci

Sekitar 43 persen kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini.

SELENGKAPNYA

Pusat Kanker Komprehensif, Strategi Tingkatkan Pengendalian Kasus

Hampir sepertiga hingga setengah kanker di Indonesia dapat dicegah.

SELENGKAPNYA