Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa | Dok Pemprov Jatim

Opini

Mewujudkan Pendidikan Unggul

Guru adalah kunci utama dalam transformasi pendidikan.

Oleh KHOFIFAH INDAR PARAWANSA, Gubernur Jawa Timur

Tepat pada 25 November 2023, Bangsa Indonesia memeringati Hari Guru Nasional (HGN). Peringatan ini merupakan momentum untuk mengapresiasi dan menghormati jasa para guru yang telah mengabdikan diri untuk mendidik generasi penerus bangsa. Pada tahun ini, Kemendikbudristek mengangkat tema "Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar". Tema ini dipilih untuk menegaskan peran guru sebagai penggerak utama dalam transformasi pendidikan Indonesia.

Dalam rangka mengapresiasi dan menghormati guru, Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada 23 November 2023 menyelenggarakan Peringatan Hari Guru Nasional. Peringatan hari guru yang diselenggarakan di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang ini dihadiri lebih dari tujuh ribu guru se-Jawa Timur.

Pemberian apresiasi kepada guru juga dilakukan setiap tahun melalui kegiatan GTK Creative Camp, yang pada tahun 2023 ini sudah masuk tahun keempat. Tahun ini, GTK Creative Camp diikuti lebih dari tiga puluh dua ribu insan pendidikan Jawa Timur, yang meliputi Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan. Mereka memilih satu dari sembilan jenis lomba dalam ajang kompetisi. Puncak kegiatan GTK Creative Camp akan dilaksanakan pada 27 sampai 29 November 2023.

Guru adalah kunci utama dalam transformasi pendidikan. Gurulah yang berperan penting dalam mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi generasi yang unggul dan berdaya saing. Guru juga berkontribusi pada pembentukan karakter peserta didik, sehingga mereka menjadi pribadi yang berintegritas, berakhlak mulia, dan berjiwa Pancasila.

 
Guru adalah kunci utama dalam transformasi pendidikan.
   

Saat ini, dunia berubah sangat cepat. Perubahan yang susul menyusul ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Guru menjadi tokoh utama yang menyiapkan generasi muda tangguh yang mampu menaklukkan tantangan zaman. Dengan sendirinya, guru menjadi agen perubahan. Mereka menjadi role model  dalam upaya mempersiapkan generasi emas bangsa, yang menentukan kemajuan negara di masa depan.

Terdapat proyeksi menarik dan sangat menyejukkan bahwa  perekonomian Indonesia pada  2030 akan menduduki peringkat terbaik ke-7 dunia (Mckinsey Global Institute). Kemudian, pada 2050, ekonomi Indonesia diproyeksikan berada di peringkat ke-4 terbaik dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat (Price Waterhouse Cooper, 2017). Indeks Pembangunan Manusia Indonesia menurut UN Development Report (2022) berada pada  urutan 6  di  Asia  dan Pasific atau urutan 114 dunia.  

Pada 2030 diperkirakan dependency ratio (rasio ketergantungan antara penduduk usia nonproduktif dengan produktif) mencapai titik terendah, yakni 46,9. Artinya, jumlah penduduk usia produktif adalah dua kali lipat dari usia nonproduktif. Hal ini menjadi tantangan. Bonus demografi harus diimbangi dengan penciptaan lapangan kerja serta kualitas sumber daya manusia (SDM) mumpuni. Jika tidak, bonus demografi akan menjadi beban demografi, yang tentu saja tidak kita inginkan.

Di sinilah peran guru menjadi kunci. Guru menjadi tonggak utama yang menyiapkan anak-anak bangsa di masa kini agar bisa berjaya di masa depan.

 
Guru menjadi tonggak utama yang menyiapkan anak-anak bangsa di masa kini agar bisa berjaya di masa depan.
   

Era sekarang, guru dihadapkan pada empat tantangan utama. Yang pertama adalah tantangan era disrupsi. Era ini menuntut adanya inovasi dalam penyelenggaraan tata kelola maupun proses pembelajaran. Inovasi menjadi kata kunci karena perubahan-perubahan yang terjadi saat ini menuntut kecepatan adaptasi.

Kedua, tantangan globalisasi. Saat ini, standar kualitas sekolah dan lulusan sekolah tidak hanya diukur dalam skala lokal atau nasional, tetapi juga global. Artinya, sistem pendidikan harus dijalankan dengan mengikuti standar-standar internasional.

Ketiga, tantangan era media sosial. Masa kini, tuntutan dan harapan masyarakat semakin tinggi. Semua bisa disebarluaskan dengan mudah. Menariknya hal ini termasuk wujud kesadaran masyarakat agar makin mencerdaskan putra putrinya.

Keempat adalah tantangan era gig economy. Terdapat kecenderungan bahwa generasi Z dan Milenial lebih menyukai pekerjaan temporer yang cenderung lebih fleksibel dan tidak mengikat. Mereka enggan bergabung dengan perusahaan. Fokus mereka tidak lagi pada jenjang karier, tapi pada pemenuhan identitas.

 
Semua tantangan tersebut harus dijawab melalui pendidikan berkualitas.
   

Semua tantangan tersebut harus dijawab melalui pendidikan berkualitas. Dan guru adalah faktor kunci keberhasilan itu. Sangat penting untuk berinvestasi dalam menyiapkan guru profesional yang mampu mendidik generasi muda menuju masa depan Indonesia lebih cerah.

Melalui program Jatim Cerdas, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengambil peran besar dalam membangun SDM unggul melalui penyelenggaraan pendidikan dengan baik. Diman, sampai saat ini, terdapat lebih dari empat ribu sekolah jenjang SMA, SMK, dan SLB. Kemudian, ada lebih dari seratus ribu guru dan tenaga kependidikan tersebar di Jawa Timur. Mereka memberikan andil besar terhadap tercapainya visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Pembangunan pendidikan di Jawa Timur tidak terlepas dari misi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yaitu terwujudnya Masyarakat Jawa Timur yang adil, sejahtera, unggul, dan berakhlak dengan tata kelola pemerintahan yang partisipatoris inklusif melalui kerja bersemangat dan semangat gotong royong.  

Selain itu, pembangunan pendidikan juga mengacu pada misi kedua, yaitu kesejahteraan yang berkeadilan sosial, pemenuhan kebutuhan dasar terutama kesehatan dan pendidikan, penyediaan lapangan kerja dengan memperhatikan kelompok rentan. Pesan yang terdapat dalam visi dan misi itu menjadi peta jalan pendidikan di Jawa Timur menuju kualitas pendidikan lebih baik yang mampu menjawab kebutuhan zaman.

 
Semua prestasi gemilang di atas adalah hasil pembinaan para guru.
   

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkontribusi dalam percepatan perbaikan pendidikan Indonesia, melalui peran guru. Bahkan, Jawa Timur dapat menjadi barometer kemajuan pendidikan di Indonesia, berkat prestasi yang ditorehkan.

Jawa Timur berhasil menjadi juara umum Olimpiade Sains Nasional (OSN) tiga tahun berturut-turut, yakni 2020, 2021, dan 2022. Kemudian, menjadi juara umum Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tiga tahun berturut-turut, 2021, 2022, dan 2023. Lalu, menjadi juara umum Lomba Kompetensi Siswa Nasional tahun 2023. Juga juara umum dalam Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) tahun 2022. Yang terbaru, Jawa Timur menjadi provinsi peringkat pertama selama empat tahun berturut-turut dengan jumlah siswa terbanyak yang dinyatakan diterima dalam SNMPTN/SBMPTN, 2020, 2021, 2022, dan SNBT/SNBP tahun 2023.

Semua prestasi gemilang di atas adalah hasil pembinaan para guru. Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Karena perubahan dunia juga berjalan sangat cepat. Pendidikan unggul adalah yang menghasilkan generasi unggul. Untuk mewujudkannya, guru diharuskan mampu bertindak sebagai game changer, agen perubahan. Artinya, guru harus menjadi figur yang menggunakan segenap kekuatan daya cipta yang dimiliki, baik visi, kehendak, maupun karakter personalnya untuk menciptakan gagasan maupun produk baru. Gagasan dan produk baru itu diharapkan dapat memberi makna baru dan mengubah kehidupan secara mendasar bagi diri dan lingkungan.

Sosok-sosok game changer ini harus memiliki karakter “IKI” (Inisiatif, Kolaborasi dan Inovasi). Inisiatif adalah pendekatan atau jalan baru yang segar untuk menghadapi segala persoalan. Kolaborasi adalah kehendak kuat yang diterjemahkan dalam tindakan nyata untuk bekerjasama dengan berbagai pihak dalam menyelesaikan masalah. Inovasi adalah implementasi praktis dari suatu ide yang baru untuk menyelesaikan persoalan. Seluruh guru hendaknya dapat menerapkan “IKI” ini dalam menjawab semua persoalan di tengah zaman yang terus bergerak. Guru berkualitas dan kompeten akan mampu menjadi soko guru dalam menyangga keberlangsungan pembangunan bangsa dan negara ini.

Mari belajar dari pentingnya peran guru dalam pembangunan pendidikan di Jepang, seperti yang dilakukan oleh Kaisar Hirohito. Ketika negaranya hancur oleh serangan  bom atom Amerika Serikat, guru menjadi sosok yang pertama kali dicari. “Kumpulkan guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang, kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan”. Melalui Peringatan Hari Guru tahun 2023 ini, mari kita realisasikan pendidikan unggul secara bertahap.

Selamat Hari Guru Nasional, semoga para guru di Jawa Timur dan seluruh guru di Indonesia senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan, kesabaran, dan kemuliaan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat