
Kabar Utama
Israel Belum Puas Kepung Rumah Sakit
Rumah Sakit Indonesia di Gaza berhenti beroperasi.
GAZA -- Pasukan Israel sejak akhir pekan lalu melakukan operasi penyerangan dari rumah sakit ke rumah sakit. Setelah menterbu RS Rantisi dan RS al-Shifa, Israel pada Kamis (16/11) 2023) mengepung Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza City.
Pada 17 Oktober, setidaknya 471 orang meninggal dan banyak yang terluka dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli. Namun Israel menyangkal bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Israel justru menuduh roket pejuang Palestina yang salah sasaran sehingga menghantam rumah sakit itu. Bagaimanapun, berbagai macam bukti menunjukkan bahwa roket yang menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli berasal dari Israel.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan bahwa tank-tank Israel mengepung Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza City. Tim ambulans rumah sakit itu pun tidak dapat menjangkau orang-orang yang terluka karena bentrokan yang intens.

Lembaga kemanusia itu mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook, bahwa tank-tank mengepung Rumah Sakit Baptis Al-Ahli dan terjadi bentrokan hebat di sekitarnya. “Tim ambulans Bulan Sabit Merah tidak dapat bergerak untuk menjangkau korban luka dan terluka," ujar keterangan dikutip dari Anadolu Agency.
Padahal fasilitas kesehatan itu merupakan satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di Jalur Gaza. Direktur Operasi dan Darurat di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli Ahmad Al-Louh menyatakan pada Rabu (15/11/2023) , rumah sakit memberikan pertolongan pertama, dan orang yang terluka harus menunggu dalam antrian panjang untuk operasi medis.
Al-Louh mengatakan, dalam situasi saat ini, rumah sakit dan staf medisnya tidak dapat memberikan layanan kesehatan yang baik. Perpustakaan rumah sakit diubah menjadi ruang penerimaan pasien dan pembalut luka. “Kami semua terpapar bahaya setiap hari dan setiap saat,” ujar Al-Louh.
Sebelum tindakan pengepungan terbaru di Baptis Al-Ahli , tank-tank Israel telah mengepung Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza City pada Senin (13/11/2023). Fasilitas kesehatan ini tidak dapat digunakan karena pengepungan Israel, kekurangan listrik, pasokan air, dan makanan.

Kantor media pemerintah di Gaza mengatakan, tentara Israel sejauh ini telah menargetkan 52 pusat kesehatan dan 55 ambulans di seluruh Gaza. Sementara 25 rumah sakit kehabisan layanan karena pengeboman atau kekurangan bahan bakar dan pasokan medis.
Israel mengeklaim bahwa mereka menyerang rumah sakit untuk menghancurkan markas Hamas di sana. Sejauh ini tak ada bukti konkret yang tak terbantahkan soal itu dari RS Rantisi dan RS al-Shifa yang telah digerebek.
Sementara Rumah sakit Indonesia (RSI) di Gaza utara telah berhenti beroperasi karena kurangnya pasokan dan membludaknya pasien di tengah serangan Israel. Rekaman video dari rumah sakit yang terletak di Beit Lahiya di Jalur Gaza utara menunjukkan, warga Palestina yang terluka berbaris di lorong-lorong fasilitas tersebut dan berbaring tengkurap di tengah genangan darah.
“Kami tidak dapat menawarkan layanan apapun lagi kami tidak dapat menawarkan tempat tidur apapun kepada pasien,” kata Direktur RSI, Atef al-Kahlout, dilaporkan Aljazirah, Kamis (16/11/2023).
Horrific scenes from the Indonesian Hospital in northern #Gaza where hundreds of wounded individuals are scattered on the floors due to the nonstop influx of wounded to the hospital, now the last operating in the war-hit province.#CeasefireInGazaNOW pic.twitter.com/qMltN0x9GR — Wafa News Agency - English (WAFANewsEnglish) November 16, 2023
Al-Kahlout mengatakan, RSI memiliki kapasitas 140 pasien. Namun saat ini terdapat sekitar 500 pasien berada di dalam rumah sakit. Dia mengatakan 45 pasien memerlukan intervensi bedah segera.
Al-Kahlout meminta ambulans agar tidak membawa lebih banyak orang yang terluka ke fasilitas tersebut karena kurangnya kapasitas. Dia mengatakan, departemen rumah sakit tidak dapat melaksanakan pekerjaan mereka. Sementara petugas kesehatan di RSI menyebutkan kekurangan pasokan yang parah.
“Semua rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara telah berhenti beroperasi,” kata al-Kahlout. Sementara seorang petugas RSI mengatakan, mereka tidak memiliki tempat tidur kosong untuk menampung pasien. Korban luka yang berada di RSI terpaksa tidur di lantai, di lorong-lorong rumah sakit.
“Kami tidak memiliki tempat tidur. Orang ini membutuhkan unit perawatan intensif,” ujar seorang petugas rumah sakit sambil menunjuk seorang pemuda yang tergeletak di lantai saat dirawat oleh seorang perawat. “Dan (di sini),” kata petugas rumah sakit itu sambil menunjuk pasien lain yang kakinya diamputasi. "Kami tidak punya obat," ujarnya.
Horrifying scenes from the Indonesian Hospital in northern #Gaza where hundreds of wounded individuals are scattered on the floors of the hospital without receiving the necessary medical treatment.#CeasefireInGazaNOW pic.twitter.com/ruzLRQAs9B — Wafa News Agency - English (WAFANewsEnglish) November 16, 2023
Petugas rumah sakit itu mengatakan, RSI menerima orang-orang yang terluka dari Wadi Gaza hingga Beit Hanoun. Beberapa pasien telah berada di RSI selama 10 hari.
Hampir 30.000 warga Palestina terluka sejak Israel memulai serangannya di Gaza pada 7 Oktober. Sementara lebih dari 11.400 orang telah terbunuh, termasuk lebih dari 4.600 anak-anak, dalam serangan Israel di Gaza. Israel juga sangat membatasi pasokan air, makanan, listrik dan bahan bakar. Seluruh lembaga bantuan memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan di wilayah tersebut.
“Tim medis (di rumah sakit Indonesia) terpaksa mengamputasi (bagian tubuh) beberapa pasien karena organ-organnya membusuk,” ujar koresponden Aljazirah, Tareq Abu Azzoum yang melaporkan dari Khan Younis.
Abu Azzoum menambahkan, rumah sakit tidak dapat memindahkan korban luka ke tempat lain. Rumah Sakit Indonesia terletak di dekat kamp pengungsi Jabalia, yang terbesar di Gaza. Rumah sakit ini juga telah menampung ratusan pengungsi yang mencari perlindungan. Lingkungan sekitar rumah sakit telah diserang beberapa kali oleh pasukan Israel.
Militer Israel menuduh Rumah Sakit Indonesia digunakan untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah Hamas. Pejabat Palestina dan lembagai amal Mer-C dari Indonesia telah menolak klaim tidak berdasar tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Hamas Tuding AS Restui Israel Bantai Rumah Sakit di Gaza
Gedung Putih menuduh Hamas memiliki pusat komando dan kendali di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.
SELENGKAPNYAAda Doktrin Dahiya Israel di Balik Pengeboman Rumah Sakit Gaza
Doktrin tersebut pada dasarnya mengubah sasaran sipil menjadi sasaran militer.
SELENGKAPNYAPasukan Penjajah Kepung Rumah Sakit Indonesia
Korban meninggal di Gaza dan Tepi Barat melampaui 11 ribu jiwa.
SELENGKAPNYA