Sujud kepada Allah SWT. | Republika

Hikmah

Meraih Manfaat Shalat

Shalat sesungguhnya mengandung banyak manfaat di dalamnya.

Oleh FAJAR KURNIANTO

 

Shalat lima waktu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Selain sebagai bentuk nyata penghambaan diri kepada Allah SWT, shalat juga merupakan sarana atau medium guna menjadikan kita sebagai makhluk mulia di sisi Allah SWT dan sesama.

Artinya, shalat sesungguhnya diwajibkan oleh Allah SWT kepada kita karena mengandung banyak manfaat di dalamnya, sebagai bekal kita dalam menempuh kehidupan dunia dengan baik dan benar.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW pernah berdoa, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari shalat yang tidak bermanfaat.” (HR Abu Dawud).

Doa ini memberikan indikasi atau petunjuk bahwa ada orang yang shalat tetapi tidak meraih manfaat dari shalatnya. Bukan shalatnya yang tidak mengandung manfaat, melainkan pelakunya sendiri yang tidak ingin mengambil manfaat dari shalat.

 
Bukan shalatnya yang tidak mengandung manfaat, melainkan pelakunya sendiri yang tidak ingin mengambil manfaat dari shalat.
 
 

Tak sedikit orang yang menganggap shalat sekadar kewajiban tanpa mengambil pelajaran atau hikmah di dalamnya. Karena itu, banyak yang orang shalat tetapi setelah shalat tetap berbuat maksiat atau jahat, baik itu maksiat terhadap Allah SWT maupun jahat terhadap sesama.

Allah SWT berfirman, “Dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Ankabut [29]: 45)

Doa-doa di dalam shalat itu sebetulnya sarat permohonan yang terkait langsung dengan kehidupan kita.

Misalnya, doa iftitah, yaitu doa pembuka shalat setelah takbiratul ihram: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana engkau menjauhkan timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air yang dingin.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Di dalam doa iftitah, kita memohon agar Allah menjauhkan, membersihkan, dan mencuci dosa-dosa kita hingga bersih. Ini adalah doa yang penting bagi kita, karena dosa ibaratnya adalah kotoran yang mengotori pakaian kita. Semakin kita banyak berdosa dan bermaksiat, semakin kotor pula baju kita.

Seperti halnya baju kita yang tak enak dipakai ketika kotor dan tak pernah kita cuci, begitu pula dengan dosa kita yang tak enak terus kita tanggung sepanjang hayat tanpa bertobat. Tobat membersihkan dosa seperti air membersihkan pakaian kotor.

Ibnu Abbas menuturkan, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melaksanakan shalat, lantas shalat tersebut tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka ia hanya akan semakin menjauh dari Allah.” (HR ath-Thabari dalam kitab Jami’ al-Bayan)

Syaikh as-Sa’di dalam kitab Taisir al-Karim ar-Rahman-nya menjelaskan bahwa bentuk shalat yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar ditandai dengan menyempurnakan shalat yaitu memenuhi rukun, syarat, dan berusaha khusyuk.

Hal ini ditandai dengan hati yang bersih, iman yang bertambah, semangat melakukan kebaikan dan mempersedikit atau bahkan menihilkan tindak kejahatan. Lantas hal-hal tersebut terus dijaga. Itulah yang dinamakan dengan shalat yang mencegah perbuatan keji dan mungkar. Inilah di antara manfaat terbesar dan buah dari shalat.”

Kita berharap semoga dengan shalat tak hanya dosa-dosa kita yang bersih diampuni Allah SWT, tetapi perbuatan dan tindakan kita di dunia ini juga berubah, dari buruk menjadi baik, dan dari baik menjadi lebih baik.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Biografi Syekh Daud Rasyidi, Pendiri MIT

Syekh Daud Rasyidi merupakan seorang ulama besar Minangkabau yang hidup pada tiga zaman.

SELENGKAPNYA

Pesona dan Sejarah Masjid Agung Pondok Tinggi

Tempat ibadah ini adalah salah satu masjid tertua di Jambi.

SELENGKAPNYA

Sosok Teladan dari Nurul Jadid

Putra pendiri Ponpes Nurul Jadid Probolinggo, KH Hasyim Zaini mengikuti jejak ayahanda dalam membimbing umat.

SELENGKAPNYA

Raih Hidayah Usai Berdebat

Sejak menjadi Muslim, Michael Barnes alias Khallid Shabazz berkomitmen dalam dunia dakwah.

SELENGKAPNYA