
Oase
Tergugah Alquran, Mualaf Inggris Ini Memeluk Islam
Caitlyn Munro merasa, apa yang selama ini dicarinya ada di dalam Alquran.
Seorang mualaf asal Britania Raya, Caitlyn Munro menuturkan pengalamannya dalam menemukan iman dan Islam. Saat lulus dari sekolah menengah, perempuan tersebut hendak melanjutkan studi di Universitas Liverpool, jurusan ilmu keperawatan.
“Saya selalu bercita-cita untuk menjadi perawat sejak anak-anak. Apalagi, ibu selalu mengatakan, saya memang cocok untuk nantinya berprofesi sebagai perawat," kata Caitlyn Munro menuturkan kisah hidupnya kepada About Islam.
Sebagai seorang mahasiswi, ia memiliki lingkaran pertemanan yang lebih luas daripada dahulu ketika masih pelajar SMA. Caitlyn tidak hanya berkawan dengan orang-orang yang seagama atau senegara dengannya. Ia pun banyak berinteraksi dengan mereka yang berbeda iman, latar belakang, dan kebangsaan.
Di antara sahabat-sahabatnya di kampus adalah para pemeluk Islam. Waktu itu, Caitlyn nyaris tak mengetahui sama sekali ihwal agama ini. Sebatas pengetahuannya saat itu, Islam adalah agamanya orang Arab atau berasal dari kebudayaan Arab.
Logikanya, orang Islam sering kali mengenakan busana khas Arab, apalagi begitu menjadi Muslim yang taat. Kaum lelakinya memakai gamis, sedangkan perempuan menutupi kepala dengan hijab. Itu tampak baginya sangat Arab.
Suatu hari, seorang sahabatnya yang Muslim memberikan penjelasan tentang Islam. Caitlyn perlahan-lahan menyadari, Islam tidak dapat digeneralisasi sebagai “agamanya orang Arab.”
Ajaran Islam bersifat universal dan bersumber dari Alquran dan Nabi Muhammad SAW. Setiap Muslim meyakini, Tuhan adalah Allah SWT, Zat Yang Maha Esa. Allah tidak beranak, tidak pula diperanakkan. Selain itu, Allah juga memiliki sifat Mahapengasih dan Mahapenyayang.
“Ini tecermin dalam ungkapan bismillahirrahmaanirrahiim. Artinya, dengan nama Allah Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang,” kata Caitlyn menirukan penuturan sahabatnya itu.
Lama-kelamaan, Caitlyn merenungi agama para sahabatnya itu yang Muslim. Sebab, ia menyaksikan betapa Islam berpengaruh besar terhadap kepribadian mereka. Di mata Caitlyn, mereka menjalani hidup dengan hati yang tenteram. Di antara mereka pun terlihat keakraban, kepedulian, dan kasih sayang.
Malahan, tak jarang mereka menyertakan Caitlyn untuk ikut dalam beberapa acara amal yang bertujuan membantu sesama. Tindakan ini menyentuh perasaannya. Caitlyn merasa, ajaran agama ini menghasilkan resonansi, kesamaan persepsi, dengan hatinya sendiri dalam memahami dunia.
Mungkin, pemahaman ini berasal dari cita-citanya sendiri. Seorang perawat yang sejati menjadikan tolong-menolong sebagai spirit utama. Sering kali, perawat mendapati kepentingan orang lain harus didahulukan daripada dirinya sendiri. Ketulusan itu Caitlyn rasakan dari aktivitas sosial yang dilakukan sahabat-sahabat Muslimnya itu.
Pada suatu pagi tahun 2017, Caitlyn melihat sahabatnya sedang membaca buku dengan sampul yang menarik hati. Ia pun bertanya, buku apakah itu. Karibnya itu mengatakan, itu adalah terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris. Caitlyn tertarik untuk ikut membacanya. Akhirnya, ia dipinjamkan buku tersebut. Sahabatnya itu berkata, buku ini boleh dikembalikan kepadanya kapan saja.
Cahaya hidayah
Seiring waktu, hubungannya dengan Islam berubah total. Kecintaan terhadap agama ini kian tumbuh hari demi hari dalam hatinya. Caitlyn terus membiasakan diri membaca buku terjemahan Alquran itu yang ia peroleh dari sahabatnya.
Caitlyn sendiri adalah seorang kutu buku. Biasanya, ia akan membaca dengan cepat dan berupaya menemukan intisari dari bacaan. Akan tetapi, hal itu tak dapat dilakukannya terhadap Alquran. Lebih tepatnya, ia tidak mau buru-buru menyudahi interaksinya dengan teks yang dianggap suci kaum Muslimin sedunia itu.
“Saya sangat terpesona dengan betapa damainya ajaran Islam,” ujar dia mengenang momen itu.
Sejak pertama, dia telah mengagumi setiap kata yang terdapat di dalam Alquran. Dia mengakui bahwa setiap ayat yang tertulis didalamnya seakan-akan memiliki magnet. Hatinya tertambat kuat. Tiap kalimat dari firman Allah terasa sangat bermakna.
“Biasanya, saya bisa membaca teks dengan cukup cepat, tetapi saya tidak bisa melakukan ini dengan Alquran karena betapa kuat dan bermakna setiap ayat,” ujarnya.
Caitlyn selesai membaca seluruh Alquran secara mendalam dalam waktu hampir empat bulan. Setelah itu, keyakinannya menjadi semakin teguh. Ia menyadari, tak ada kesangsian lagi. Seluruh jiwanya bersaksi, tidak ada tuhan selain Allah.
“Saya menemukan di dalam Alquran apa yang selama ini saya cari. Saya menemukan Tuhan. Allah memiliki kehendak atas segala hal, dan segalanya bergantung kepada-Nya. Dengan kepastian ini, saya merasa, manusia tidak seharusnya berputus asa dari kasih sayang-Nya,” tutur Caitlyn.
Saya menemukan di dalam Alquran apa yang selama ini saya cari. Saya menemukan Tuhan.
Ia percaya setiap kata dalam Alquran. Caitlyn meyakini, kebenaran sudah tampak di hadapannya. Dan, inilah saatnya mengakui akan hal itu dengan setulus hati.
Tiba-tiba, datang kabar mengejutkan. Caitlyn mengatahui, seorang saudaranya meninggal dunia. Ia begitu sedih dan merasa kehilangan. Akan tetapi, batinnya seketika ingat akan kekuasaan Ilahi.
“Saya menyadari, setiap manusia sesungguhnya tidak memiliki kontrol atas diri mereka sendiri, juga atas apa yang akan dan telah terjadi pada mereka. Begitupun saya atau keluarga saya. Ketika kerabat dekat saya itu meninggal dunia, saya tersadar akan hal itu,” tutur dia.
Malam itu, Caitlyn bersimpuh dalam kesendirian. Batinnya seakan berteriak, ingin kembali kepada Allah. Ia berharap dapat menerima perlindungan dan pengampunan.
Keesokan paginya, perempuan itu telah membulatkan tekad. Ia memutuskan untuk menjadi seorang pemeluk Islam. Dia meyakini, keputusannya ini adalah juga kehendak Allah SWT.
Ia kembali kepada jalan kebenaran. Ia menerima Islam karena agama ini mengajarkan kepasrahan manusia terhadap kekuasaan-Nya. Caitlyn melihat, kesadaran demikian penting dalam menjalani kehidupan di dunia: segalanya bergantung pada Allah.
“Allah tidak menyukai manusia yang kufur dan Dia yang Mahakuasa menciptakan mereka untuk percaya kepada-Nya dan menyembah-Nya. Ayat dari surah az-Zariyat 56 juga terpatri dalam batin saya. Artinya, ‘Aku—yakni Allah—tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.’ Saya meyakini itu,” papar Caitlyn.
Kepercayaan tentang para utusan-Nya sudah diketahui Caitlyn dari agamanya dahulu. Akan tetapi, poin pada keesaan Tuhan menjadi sesuatu yang mengubah kesadarannya. Inilah mengapa ia menerima Islam.
“Allah mengirimkan utusan-utusan-Nya kepada manusia untuk membimbing dan mengingatkan mereka agar kembali ke jalan kebenaran. Dia, Yang Mahakuasa, mengirimkan tanda kepada siapa saja yang membutuhkan pengingat seperti itu,” lanjut Caitlyn.

Hingga kini, Caitlyn mengakui keluarganya belum mengetahui tentang keputusannya untuk memeluk agama Islam. Bagaimanapun, ia percaya, mereka tidak akan menentang pilihannya. Sebab, keluarganya memang religius, tetapi juga berpikiran terbuka. Mereka akan melihat dirinya sebagai pribadi yang dewasa, yang dapat menentukan sendiri arah dan tujuan.
“Saya berasal dari keluarga yang sangat harmonis dan selalu mendukung penuh keputusan saya. Kedua orang tua saya bersemangat untuk memastikan, kami—anak-anaknya—selalu menyadari arti penting kehidupan dan peran kita dalam dunia ini,” terangnya.
Caitlyn selalu berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam memberikan pemahaman kepada ayah dan ibunya tentang keputusannya ini. Bagaimanapun, sejauh ini hubungannya tetap harmonis dengan keluarga. Malahan, ia berpikir mereka sesungguhnya sudah mengetahui, dan memilih membiarkan segalanya sebagaimana biasa.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Buku Ini Bedah Klaim Zionis Israel
Karya Roger Garaudy ini menguliti klaim-klaim yang diusung zionisme.
SELENGKAPNYASuhartoyo Jadi Ketua MK, Saldi Isra Tetap Wakil Ketua
Keputusan tersebut disepakati secara musyawarah mufakat oleh semua hakim konstitusi kecuali Anwar Usman yang memang tak berhak.
SELENGKAPNYAMengenal KH Abdul Chalim Leuwimunding
KH Abdul Chalim Leuwimunding termasuk dalam daftar nama yang akan diberikan gelar pahlawan nasional RI esok.
SELENGKAPNYA