ILUSTRASI Kota Baghdad pada abad pertengahan. | DOK WIKIPEDIA

Dunia Islam

Sejarah Pembangunan Kota Baghdad

Baghdad dirancang sebagai kota bundar dengan fasilitas yang lengkap.

Lembah subur di antara Sungai Eufrat dan Tigris telah menjadi tempat tumbuhnya berbagai peradaban besar, setidaknya sejak empat ribu tahun sebelum Masehi (SM). Sebelum Islam masuk ke sana, daerah tersebut dikuasai Imperium Sasaniyah.

Pada medio abad ketujuh Masehi, Kekhalifahan Islam berhasil merebut wilayah tersebut dari tangan Persia. Tak lama kemudian, pasukan Muslim bahkan sukses menaklukkan ibu kota Sasaniyah, Ctesiphon, sehingga runtuhlah imperium yang berusia ratusan tahun itu.

Kawasan yang kini dikenal sebagai Kota Baghdad, ketika itu, masih berupa perkampungan kecil. Alhasil, ia tidak menarik perhatian penguasa pada era Khulafaur rasyidin.

Barulah sekira 120 tahun kemudian, kawasan tersebut menjadi sebuah kota dalam artian sesungguhnya. Sesudah runtuhnya Bani Umayyah, Abbasiyah menggeser pusat pemerintahan dari Syam ke Irak.

Mulanya, dinasti yang namanya merujuk pada sosok paman Nabi Muhammad SAW, Abbas bin Abdul Muthalib, itu larut dalam prahara. Elite politiknya saling berebut kekuasaan. Barulah pada masa khalifah Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad al-Manshur, situasi Abbasiyah mulai kondusif.

Raja kedua Dinasti Abbasiyah itu bervisi membangun sebuah pusat peradaban di Irak. Untuk itu, ia harus memilih lokasi yang tepat. Pilihannya jatuh pada sebuah area luas di sebelah selatan Lembah Zab, tepat pada daerah aliran Sungai Eufrat dan Tigris. Inilah mulanya pembangunan ibu kota baru bagi Abbasiyah; pusat kekuasaan yang akhirnya diberi nama: Baghdad.

photo
Kota bundar Baghdad pada abad ke-10, puncak Kekhalifahan Abbasiyah. - ( Ilustrasi: Jean Soutif/Science Photo Library)

Khalifah al-Manshur mantap dalam memilih tempat bagi kota barunya. Area tersebut bukan hanya strategis, tetapi juga beriklim sejuk dan subur tanahnya. Pada musim dingin, hawanya sedang. Ketika musim panas menerjang, suhu udara cenderung sejuk.

Dana pembangunan Baghdad diambil dari kas negara, yang meroket jumlahnya sejak Abbasiyah berhasil menggulingkan Umayyah. Al-Manshur juga mendatangkan 100 ribu tukang untuk menuntaskan pekerjaan besar ini. Perlahan namun pasti, berdirilah banyak fasilitas umum di sana. Ada masjid raya, kantor-kantor pemerintahan, rumah-rumah penduduk, barak tentara, jembatan, saluran air, serta jalan-jalan raya.

Uniknya, denah Baghdad sengaja dibuat melingkar. Alhasil, kota dambaan sang khalifah, bila dilihat dari atas, tampak berbentuk bundar sempurna. Untuk menjaganya dari ancaman serangan pasukan asing, sang khalifah mendirikan tembok tinggi yang mengelilingi seluruh perbatasan kota itu.

Pada 767 M, proyek akbar ini pun tuntas dikerjakan. Al-Manshur menamakannya Madinat as-Salam (Kota Perdamaian). Namun, belakangan nama kota itu lebih dikenal sebagai Baghdad. Berdiameter dua mil, jantung kekuasaan Abbasiyah ini terlihat seperti area benteng yang luas dan kokoh.

Sepeninggalan al-Manshur, Baghdad berkembang sangat pesat sehingga menjadi kota terbesar sedunia waktu itu. Keanggunannya tidak hanya ditunjang pelbagai bangunan yang memukau mata, semisal istana raja—yang dinamakan Gerbang Emas—atau masjid raya. Memasuki abad kesembilan, pesona ibu kota Kekhalifahan itu kian benderang berkat adanya Bait al-Hikmah.

photo
Denah kota bundar Baghdad. - (Public Domains)

Rumah Kebijaksanaan

Era keemasan Baghdad berlangsung dalam masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid (786-809) dan Khalifah al-Ma’mun (813-833). Selama keduanya berkuasa, terdapat sebuah pusat studi keilmuan yang sangat masyhur, yakni Bait al-Hikmah. Nama itu secara harfiah berarti ‘rumah kebijaksanaan.’

Rintisan awal Bait al-Hikmah ialah perpustakaan pribadi yang didirikan khalifah al-Manshur. Ia tertarik pada kebiasaan orang-orang (elite) Persia dalam mengelola pusat-studi negara, yakni dengan menggalakkan penerjemahan teks-teks asing. Dengan begitu, perpustakaan tidak sekadar tempat mengoleksi buku sebanyak-banyaknya.

Bila pada masa Imperium Sassaniyah dahulu berbagai manuskrip dari luar diterjemahkan ke dalam bahasa Persia, kini penerjemahan itu dilakukan dalam bahasa Arab. Dalam hal ini, Abbasiyah diuntungkan oleh situasi zaman.

Pada 751 M, negeri Islam itu terlibat pertempuran dengan Dinasti Tang. Waktu itu, pasukan Muslim bersekutu dengan Kerajaan Tibet yang kian terjepit oleh ekspansi Cina. Aliansi Abbasiyah-Tibet berhadapan dengan Tang di sekitar Sungai Talas, perbatasan negara Kirgizstan dan Kazakhstan modern.

Perang Talas pada akhirnya dimenangkan Abbasiyah. Cukup banyak tentara musuh yang berhasil ditawan. Beberapa di antaranya belakangan diketahui ahli dalam membuat kertas. Menurut sejarawan Muslim dari abad ke-11, Thaalibi, inilah mulanya umat Islam mengadopsi teknologi kertas dari Cina. Tak membutuhkan waktu lama, pabrik kertas pertama dalam sejarah Islam pun berdiri di Samarkand—yang kala itu sudah dikuasai Abbasiyah.

photo
Aktivitas di Bait al-Hikmah Sultan Harun al-Rasyid - (DOK Wikipedia)

Khususnya bagi kalangan istana, adanya kertas membuat proyek penerjemahan di Bait al-Hikmah menjadi sangat mudah dan murah. Teks-teks asing yang mulanya tergurat pada berbagai medium yang mudah rusak, seperti gulungan papirus, permukaan batu, atau kulit hewan, kini bisa disalin ulang pada lembaran-lembaran kertas yang pasokannya melimpah. Hasil salinan itu kemudian dialihbahasakan secara cermat oleh para pegawai kerajaan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pameran Koleksi Museum Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat

Pameran menampilkan koleksi sejumlah museum di Kota Bandung.

SELENGKAPNYA

‘Salah Kamar’ Gugatan Triliunan Rupah Soal Pendaftaran Gibran

KPU digugat membayar ganti rugi Rp 70,5 triliun.

SELENGKAPNYA

Tak Perlu Lagi Bertanya-tanya Apakah Surel yang Dikirim Telah Dibaca Penerima

Mengirim surel melalui layanan seperti Gmail dan Outlook dengan ekspektasi respons yang tidak terlalu cepat.

SELENGKAPNYA