Hikmah | Republika

Hikmah

Orang Tua yang Terbuang

 

Oleh Hasan Basri Tanjung

Sejatinya, setiap orang tua mendambakan masa tua yang bahagia. Bukan hanya ketercukupan materi, melainkan juga yang lebih penting adalah perhatian dari anak-anaknya. Memasuki usia senja, kasih sayanglah yang paling dibutuhkan, hingga tiba akhir kehidupan yang tenang dalam ketaatan (husnul khatimah). Karena itu, kita selalu berdoa agar dilimpahi kebaikan, begitu pun kedua orang tua dan anak keturunan. (QS 46:15).

Beberapa tahun lalu, Republika pernah memuat liputan menarik mengenai kehidupan seorang lelaki tua yang malang. Awalnya, ketika tinggal bersama anak dan cucunya, ia merasakan hidup yang berarti. Hingga suatu hari, kemesraan itu terusik oleh ucapan anaknya yang merasa terbebani mengurusinya.

Hatinya tersayat pilu mendengar pembicaraan dua orang yang sangat disayanginya. "Nak, kita antar kakekmu ke panti jompo," tutur sang ayah. "Ayah, kenapa kakek tidak tinggal bersama kita di rumah" tanya si anak kecil pertanda tidak setuju. "Kalau di panti jompo, banyak teman sebayanya bermain," tegas ayahnya. Tentu anak kecil itu sedih karena akan berpisah dengan kakeknya.

Tak terlukiskan betapa pedih hati kakek yang tak berdaya mendengar rencana anak yang tak tahu diuntung itu. Sebenarnya, dalam hati ia sedang merintih pedih. ?Wahai anakku, sewaktu kecil dahulu aku yang mengendong, memapah dan mengajakmu bermain. Aku dan ibumu telah membesarkan dan mendidikmu sekuat tenaga. Kini, setelah aku tak berdaya, justru engkau usir dari rumahmu.?

Seiring waktu berlalu, orang tua yang malang itu pun telah menghadap Ilahi. Sementara itu, sang ayah kini sudah menjadi kakek sebab anaknya telah menikah dan punya keturunan. Lalu, apa yang terjadi ? Ternyata, anak yang kini telah menjadi ayah pun berbuat seperti yang dilakukan oleh ayahnya dahulu. Ia mencontohnya sebab dianggap benar dan baik.

Kisah di atas sepatutnya memberi pelajaran. Pertama, bagaimana perlakuan kita kepada orang tua maka begitu pula perlakuan anak-anak kepada kita. Nabi SAW berpesan, "Birru aba`akum tabirrukum abna`ukum". Artinya, berbaktilah kepada orang tua kalian, niscaya anak-anakmu akan berbakti kepada kalian. (HR Tabrani).

Kedua, orang tua itu keramat dan pintu rezki. ?Barang siapa yang ingin dipanjangkan umur dan diluaskan rezki, hendaklah berbakti kepada orang tuanya. (HR Ahmad). Artinya, mengabaikan orang tua sama halnya dengan menutup pintu rezki.

Ketiga, menelantarkan orang tua sama dengan mengabaikan Allah SWT. Artinya, ia tidak akan diridhai dan akan merana hidupnya di dunia dan akhirat. (QS 17:23-24).

Keempat, merugikan seorang anak yang sempat mengurus orang tuanya, tapi tidak meraih surga. Padahal, orang tua adalah pintu surga bagi anaknya. (HR Bukhari).

Akhirnya, jika ingin bahagia, jangan susahkan orang tua. Jika ingin anak yang berbakti, jangan durhaka kepada orang tua. Jika ingin disayang Allah SWT, jangan abaikan orang tua. Wallahu a?lam bish-shawab. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat