Petani mengangkut hasil panen garam di Desa Bontomanai, Takalar, Sulawesi Selatan, Senin (2/9/2019). Petani garam di daerah itu mengeluhkan rendahnya harga jual garam pada musim olah tahun ini sebesar Rp30 ribu per karung, sementara pada musim olah 2018 m | ANTARA FOTO/Arnas Padda

Ekonomi

Kementan Usul Impor Gula 130 Ribu Ton dari India

 

 

JAKARTA -- Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, sudah mengajukan permohonan impor untuk komoditas gula pasir konsumsi atau Gula Kristal Putih (GKP). BKP mengusulkan, sebanyak 130 ribu ton gula diimpor dari India.

Kepala BKP Agung Hendriadi menjelaskan, pengajuan tersebut dilakukan demi menjaga stok. Sebab, masa giling tebu di Tanah Air diperkirakan mundur.

Dia mengaku, biasanya masa giling tebu sudah dimulai pada Mei. Namun, kali ini kemungkinan baru mulai pada Juni atau Juli karena dampak dari masa tanam yang juga mundur akibat kemarau.

"Gula itu karena ada giling-giling, jadi kalau gilingnya Mei itu sebenarnya aman sebab kita masih punya stok. Nah yang 130 ribu ton tersebut untuk antisipasi kekurangan mundurnya giling tadi," kata Agung kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/2).

Agung mengatakan, kebijakan importasi gula dari India merupakan barter kesepatakan dagang dengan Indonesia. Sebagai balasannya, Indonesia akan mendapatkan kesempatan mengekspor produk sawit ke India.

Rencananya, impor gula dari India tersebut mulai masuk pada Mei 2020 mendatang. Namun, kata Agung, usulan impor ini belum final sebab masih harus dibahas dengan kementerian atau lembaga lainnya lewat Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas).

"Kita baru usulkan, belum ketok palu, ketok palu di Rakortas. Di Kementan (Kementerian Pertanian) sudah dibahas. Nanti Kemenko Perekonomian yang sampaikan, tapi yang keluarkan izin impornya Kementerian Perdagangan," ujarnya.

Sementara itu, untuk kebutuhan Gula Kristal Rafinasi (GKR), Agung melanjutkan, tidak perlu impor. "Karena GKR, kita akan panen tebu, yang kita butuhkan gula konsumsi," tegas dia.

Sebagai informasi, berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga gula hari ini sekitar Rp 14.500 per kilogram (kg). Sedangkan, mengacu Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020, harga acuan gula di tingkat konsumen sebesar Rp 12.500 per kg.

Perum Bulog menyatakan, saat ini perusahaan tidak memiliki pasokan gula untuk stabilisasi harga. Kendati demikian, dia menegaskan, stok komoditas pangan lain seperti beras masih mencukupi.

"Kita yang tidak punya stok gula, itu saja. Sudah disampaikan kita butuh stok gula," ujar Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh.

Ia menyatakan, Bulog siap memenuhi stok gula bila mendapat penugasan dari pemerintah. Namun, kata dia, sampai sekarang belum mendapat penugasan. "Jadi, tergantung pemerintah. Prinsipnya kalau ditugaskan kami siap," tegasnya.

Ekspor pertanian

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) Sahara menyampaikan, produk pertanian bisa menjadi solusi alternatif dalam mengatasi defisit neraca perdagangan Indonesia. Sektor pertanian, kata Sahara, merupakan aset negara yang harus dijaga bersama. Terlebih, Indonesia adalah negara besar dengan karakteristik agraris yang kaya akan sumber daya alam berikut rempahnya.

"Setelah kami analisis, ternyata sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar untuk mengatasi defisit. Bahkan, saya optimistis sektor ini memberikan kontribusi lebih kepada negara," kata Sahara.

Sahara mengatakan, perkebunan dan perikanan adalah dua subsektor yang paling berpotensi dalam meningkatkan kinerja ekspor nonmigas ke depan. Suhara mengatakan, ada tiga faktor penting yang memengaruhi naiknya kinerja ekspor pertanian. Faktor itu, yakni kualitas logistik, faktor hambatan perdagangan tarif, dan faktor hambatan perdagangan nontarif. N ed: ahmad fikri noor

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat