Presiden Direktur Biznet Adi Kusuma saat diwawancarai Republika, Jakarta, Rabu (11/10/2023) | Republika/Prayogi

Wawasan

Agar Kualitas Internet Setara di Semua Daerah

Biznet berupaya mengurangi kesenjangan digital.

Perusahaan infrastruktur digital terintegrasi di Indonesia, Biznet baru-baru ini merayakan hari jadi perusahaan yang ke-23 dengan mengangkat tema “Inspiring Digital Innovation” .

President Director Biznet Adi Kusma mengatakan, dari tema tersebut, dia berharap Biznet bisa membuat kota-kota kecil di Indonesia memiliki kualitas internet yang sama sehingga tidak ada kesenjangan digital. Caranya adalah dengan membuat jaringan-jaringan internet sampai ke pelosok-pelosok Indonesia. 

Dia menyebutkan, Biznet sedang dalam proses pemasangan kabel fiber optik bawah laut dari Bangka ke Palembang. Pemasangan ini ditargetkan rampung bulan depan.  “Minggu depan kita sudah mau tes. Jadi, kita tes dulu, baru siap mungkin ya. Tes-tes dahulu, di-adjust lah ya. Bulan depan,” ujar Adi kepada Republika di kantor Biznet di Jakarta, Rabu (11/10/2023). 

Pada kesempatan kali ini, Adi menyebutkan  pencapaian fenomenal yang telah ditorehkan oleh Biznet. Yaitu, kabel fiber optik Biznet sepanjang hampir 100.000 km sampai akhir tahun ini. 

photo
Presiden Direktur Biznet Adi Kusuma saat diwawancarai Republika, Jakarta, Rabu (11/10/2023) - (Republika/Prayogi)

Menurut dia, Biznet mulai membangun kabel fiber optik dari 2006. Pada tahun itu, Biznet hanya membangun sepanjang 10 km setahun. “Hari ini kita sudah punya 100.000 km. Jadi, dahulu tahun 2006 hanya bangun di Sudirman dari ujung ke ujung. Jadi, dari Ratu Plaza Senayan, BNI Landmark, Summitmas, dahulu setahun cuma bangun itu,” katanya. 

Adi juga menyebutkan ide layanan yang dapat menginspirasi masyarakat menjadi kreatif dan inovatif baik bukan hanya dari kota besar saja, tetapi juga dari kota kecil. Contohnya, adanya e-commerce yang memungkinkan petani menjual langsung hasil panennya ke konsumen.

“Jadi, sekarang dengan e-commerce ini, buktinya bisa memotong orang tengah. Dia bisa punya akses langsung ke konsumen. Jadi, harapannya ya pertumbuhan ekonomi di daerah juga semakin meningkat ya,” katanya. “Internet itu bukan hanya dipakai untuk hiburan, melainkan juga untuk kegiatan ekonomi yang lain,” ujarnya lagi. 

Maka dari itu, program Biznet di setiap kota berbeda-beda. Sebagai contoh, yakni Yogyakarta. Bagi Adi, banyak pemusik dan segala macam di Yogyakarta. Program yang ada di sana tidak bisa diulangi di Kota Malang. 

Kontribusi penetrasi internet - (Republika)  ​

“Setiap kota itu punya soul masing-masing, punya jati diri masing-masing sehingga membuat daerah itu unik,” kata Adi. 

Selanjutnya, Adi mengungkapkan hal yang dilakukan Biznet untuk memperluas bisnis dan memperkuat jenama. Yaitu, terkait jaringan, Biznet sedang membangun jalur kabel fiber optik bawah laut Bangka-Palembang. Dari Palembang, Biznet akan  masuk ke Jambi.

“Jalurnya ke atas, soalnya kalau di Jawa sudah boleh dibilang mungkin hampir selesai ya. Jadi, makanya kita masuk ke Sumatra sekarang, yang kemudian dari Medan juga turun. Jadi, harapannya mungkin ya dua tahun lagi sudah nyambung dari Lampung-Medan,” ujar dia. 

Biznet dan UMKM 

Biznet juga menyediakan layanan internet untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut Adi, ada sekitar 30 ribu UMKM se-Indonesia yang memanfaatkan internet untuk bisnisnya. 

 
photo
Vokalis group band Armada, Tsandi Rizal Adi Pradana membawakan lagu berjudul "Dimabuk Cinta" pada Biznet Festival 2019 di Kota Kediri, Jawa Timur. - (ANTARA FOTO)

“Jadi, kalau kita kategorikan UMKM mungkin kayak coffee shop kayak gitu ya, mungkin ada kali 30 ribu, 40 ribu ya,” katanya. 

Adi melanjutkan, prioritas pemanfaatan internet mereka untuk kasir karena kasirnya sudah daring. Prioritas berikutnya adalah pelanggan kedai kopi atau restoran agar bisa menggunakan internet. Kemudian berikutnya untuk komunikasi, seperti memesan di pemasok dan masih banyak lagi. 

Saat ditanya apakah Biznet menyediakan edukasi literasi melek digital untuk UMKM, Adi menjawab menurut dia boleh dibilang orang sudah cukup tahu mengenai literasi digital, tinggal bagaimana mereka mengoptimalkan layanan internet supaya lebih baik. 

“Tinggal biasanya sih kalau orang pasang internet kendalanya ‘Oh ini kok lambat?’ Ternyata restoran atau tempatnya besar, dia hanya pasang satu antena. Jadi, kita ajari kayak gitu, bagaimana optimal untuk layanan internet supaya lebih baik, tapi kalau masalah digital mereka sudah tahulah,” kata Adi. 

photo
Perajin menyelesaikan lukisan kaligrafi Arab pada piring keramik di rumah produksi Fairus Art, Desa Plumbon, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (16/4/2021). Kerajinan piring lukis kaligrafi Arab yang dijual seharga Rp100.000 per pasang tersebut banyak diminati pembeli karena dipasarkan secara daring dan bantuan promosi lewat pameran produk UMKM digital. - (ANTARAFOTO/Maulana Surya/rwa.)

Solusi Biznet Mengatasi Masalah Terkait Internet 

Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) seputar penggunaan internet, 62,22 persen responden mengatakan faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan adalah kecepatan dan kestabilan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Biznet sedang mengembangkan produk yang baru. 

Adi menyebutkan, Biznet sedang menyelesaikan pengembangan produk baru. Dia mengungkapkan kemungkinan beberapa bulan ke depan Biznet akan keluar dengan produk yang lebih daripada sekarang. Biznet juga sedangkan menyiapkan sistemnya. “Jadi, kita lagi siapin sistemnya,” kata Adi. 

Di sisi lain, Adi berpendapat Indonesia mestinya berada di peringkat paling atas terkait hasil Speedtest Global Index yang diterbitkan Ookla pada Juli 2023. Laporan tersebut menyatakan kecepatan internet Indonesia masih tertinggal bahkan di antara negara ASEAN. 

Menurut dia, perbandingan antara satu negara dengan negara lainnya jauh sekali. Misalnya, Indonesia dengan Singapura. Jika dilihat dari ukuran negara, di Singapura seseorang naik transportasi bisa pergi ke segala tempat. 

“Indonesia sebesar apa, bahkan Bali pun lebih besar daripada Singapura. Ya kalau dikasih kita di balik coba itu belum tentu hasilnya sama. Jadi, kalau saya lihat sih tinggal masalah pemerataan saja,” ujar Adi. Masalah pemerataan ini diatasi dengan membangun jaringan internet di kota-kota kecil. 

photo
Presiden Direktur Biznet Adi Kusuma saat diwawancarai Republika, Jakarta, Rabu (11/10/2023) - (Republika/Prayogi)

“Jadi, kalau kota besar saya bilang mungkin kalau ke daerah Sudirman ya dengan Singapura imbang lah, bahkan kadang bisa lebih baik gitu,” kata Adi. 

“Saya coba beberapa bulan di kota di Eropa juga kadang-kadang biasa internet di sini, di sana kok pelan gitu ya. Jadi berasa gitu, jadi relatif lah. Kalau memang kita bicara rata-rata, ya memang cakupan luasan juga besar dan ini kita punya PR bersama,” ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat