Liburan | Pixabay.com

Safari

Hodofobia, Membuat Orang tak Bisa Healing Ketika Pusing

Hodofobia menyebabkan orang yang terkena mengalami tekanan emosional yang signifikan.

Pernahkah Anda mengalami ketakutan saat melakukan perjalanan? Jika ya, mungkin Anda menderita hodofobia atau ketakutan akan perjalanan. Namun, sebenarnya apa itu hodofobia?

Melansir laman Huffington Post, Kamis (12/10/2023), kepala editor dokter kesehatan dan pengobatan gaya hidup WebMD, Dr Neha Pathak, mengatakan, hodofobia adalah ketakutan yang tidak masuk akal dan sering kali melumpuhkan saat bepergian. “Seperti fobia lainnya, fobia yang satu ini biasanya spesifik pada individu terkait dengan bagaimana hal itu muncul dalam kehidupan mereka dan seberapa parah pengaruhnya terhadap mereka," ujarnya. 

Seseorang dengan hodophobia mungkin takut dengan berbagai moda transportasi atau hanya takut menghabiskan waktu jauh dari rumah. “Hal ini juga bisa terjadi bersamaan dengan gangguan lain, seperti klaustrofobia atau kecemasan sosial. Namun, hodofobia juga bisa muncul begitu saja tanpa rasa takut lain yang tumpang-tindih,” ujar Pathak. 

photo
Sejumlah kendaraan melewati Fly Over Kelok Sembilan, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatra Barat, Kamis (5/5/2022). Kondisi arus balik ke arah Pekanbaru, Riau, bersamaan dengan wisata Lebaran membuat jembatan layang ikonik itu dipadati pengendara sejak pagi hingga malam. - (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Ia menambahkan, benang umum dari fobia adalah ketakutan atau kecemasan yang tidak sebanding dengan bahaya aktual yang ditimbulkan oleh situasi tertentu. Selain itu, bagi banyak orang, ada gejala fisik yang terkait, seperti gemetar, mual, berkeringat, dan detak jantung yang cepat. 

Seseorang dengan kondisi ini mungkin mengalami kecemasan atau depresi ekstrem menjelang perjalanan. Sakit kepala, nyeri dada, pusing, dan gejala gastrointestinal juga mungkin terjadi. “Seseorang dengan kondisi ini mungkin tampak sangat percaya diri dan berfungsi dengan normal, aktivitas sehari-hari, tapi menderita ketakutan yang melemahkan memikirkan perjalanan dengan moda yang menyebabkan fobia mereka,” kata Pathak.

Dalam kasus yang parah, mereka bahkan mungkin mengalami serangan panik besar-besaran saat memikirkan untuk bepergian. Oleh karena itu, menghindari memikirkannya, apalagi melakukannya. Fobia ini juga dapat mengganggu pekerjaan, kewajiban keluarga, dan kesenangan pribadi.

photo
Foto udara Jembatan Kuning yang menghubungkan Pulau Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan di Klungkung, Bali, Ahad (29/8/2021). Jembatan Kuning merupakan satu-satunya jembatan yang menjadi akses penghubung masyarakat antardua pulau itu sekaligus menjadi salah satu ikon pariwisata di kawasan tersebut. - (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Karena dapat menghalangi kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam rencana perjalanan yang sebenarnya ingin mereka laksanakan. “Hodofobia menyebabkan orang yang terkena mengalami tekanan emosional yang signifikan secara klinis atau mengganggu kehidupan mereka dalam beberapa hal,” ujar psikolog Michele Leno. 

Menurut dia, ini tidak diperuntukkan bagi mereka yang tidak peduli dengan perjalanan. “Hodofobia dapat disebabkan oleh berbagai jenis pengalaman atau paparan,” kata Pathak. 

Ia mengatakan, mungkin saja seseorang mengalami peristiwa traumatis saat bepergian atau mendengar peristiwa besar di dunia, seperti kecelakaan pesawat yangmematikan dan mengembangkan rasa takut berdasarkan pendengaran tentang tragedi tersebut. "Sering kali pengalaman perjalanan yang traumatis pada masa kanak-kanak dapat meninggalkan jejak abadi yang berperan dalam mengembangkan fobia pada kemudian hari," kata Pathak mengungkapkan. 

photo
Kondisi kawasan wisata Gunung Bromo setelah mengalami kebakaran, Kamis (21/9/2023). - (Republika/ Wilda Fizriyani)

Pada dasarnya, orang tersebut membuat hubungan antara perjalanan dan pengalaman negatif. Leno mencatat bahwa pikiran tentang sesuatu yang traumatis yang terjadi saat seseorang jauh dari rumah dapat memicu rasa takutnya.

“Mungkin mereka mempunyai pengalaman buruk selama atau segera setelah liburan beberapa tahun lalu; sekarang 'travel = bad' tersimpan di otak mereka,” ujarnya. Meskipun tragedi atau peristiwa traumatis sebelumnya mungkin menjadi akar dari hodofobia yang dialami seseorang, pemikiran irasional juga ikut membantu mempertahankannya. “Seseorang dengan fobia berpikir secara ekstrem seperti 'selalu' dan 'tidak pernah',” kata Leno. 

Ia menambahkan, satu pengalaman buruk mungkin membuat mereka percaya bahwa perjalananlah yang menyebabkan masalah dan sesuatu yang buruk akan terjadi setiap kali mereka melakukan perjalanan. Orang lain mungkin akan segera menyadari pola pikir irasional tersebut, tapi menunjukkannya tidak akan banyak gunanya. 

Leno menjelaskan, orang dengan fobia merasa cukup tertekan dan akhirnya menyadari bahwa mereka bersikap tidak rasional. Namun, dibutuhkan lebih dari sekadar wawasan untuk mengatasi masalah seperti ini. 

 

 
Sering kali pengalaman perjalanan yang traumatis pada masa kanak-kanak dapat meninggalkan jejak abadi. 
 
 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Waspada Muntaber Saat Pancaroba dan Liburan

Perubahan cuaca ekstrem berpengaruh bagi kesehatan, terlebih anak-anak.

SELENGKAPNYA

Risiko Kesehatan yang Mengintai Setiap Kali Pergi Liburan

Ada beberapa risiko kesehatan yang Anda hadapi setiap kali bepergian dan cara terbaik untuk menghindarinya

SELENGKAPNYA

Trik Upgrade Tiket Pesawat Gratis, Bisa Dicoba di Musim Liburan Ini

Penumpang dapat memilih pakaian kasual yang cerdas.

SELENGKAPNYA