Hudaibiyah | Republika

Hikmah

Makna Kemenangan dalam Perjanjian Hudaibiyah

Contoh perundingan damai yang dilakukan, seperti Perjanjian Hudaibiyah.

Oleh AUNUR ROFIQ

Dalam ajaran Islam, berperang tidak diperkenankan. Peperangan merupakan perbuatan yang dibenci Tuhan karena peperangan itu adalah pembunuhan yang menyebabkan penderitaan bagi manusia dengan akibat yang berlarut-larut.

Peperangan diperkenankan untuk membela agama dan perikemanusiaan. Ajaran Islam hanya mengizinkan untuk mengangkat senjata dan berperang dengan tiga alasan.

Pertama, untuk menjamin kemerdekaan beragama. Kedua, membela tanah air. Ketiga, mencegah dan membasmi kezaliman dan permusuhan.

Peperangan yang bersifat menjajah tidak diajarkan dalam Islam, hanya peperangan yang bersifat membela diri dan keyakinan. Itu pun dalam batas tertentu dan menurut petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.

Rasulullah SAW memberi contoh jika ada persoalan diutamakan cara penyelesaiannya dengan bermusyawarah. Perundingan berdasarkan harga-menghargai dan saling menghormati, yang diupayakan ada kesepakatan damai guna menghindarkan pertumpahan darah.

Contoh perundingan damai yang dilakukan, seperti Perjanjian Hudaibiyah. Pada bulan Zulqa’dah tahun keenam Hijriyah, Rasulullah SAW bersama istri dan para sahabat sebanyak kurang lebih 1.400 orang bermaksud menunaikan ibadah umrah ke Makkah.

Sesampainya di Dzul Hulayfah, Nabi SAW mengutus mata-mata untuk melihat kondisi kaum Quraisy yang mana mereka sudah siap menyambut dengan banyak pasukan dengan tujuan mencegah rombongan Nabi SAW masuk Makkah.

Singkat cerita, kaum Quraisy mengutus Suhayl ibn ‘Amr untuk membuat perjanjian dengan Nabi SAW. Adapun pokok-pokok isi perjanjian sebagai berikut.

 

  1. Gencatan senjata (penghentian perang ) selama sepuluh tahun
  2. Nabi dan pengikut kembali ke Madinah, tahun depan boleh masuk Makkah selama tiga hari untuk menunaikan ibadah haji tanpa diganggu.
  3. Orang Quraisy yang masuk Islam tanpa seizin walinya harus dikembalikan. Dan siapa pun pengikut Nabi Muhammad yang mendatangi dan bergabung dengan Quraisy tidak akan dikembalikan.
  4. Siapa pun yang ingin mengadakan persekutuan dengan Nabi Muhammad diperbolehkan, dan sebaliknya yang mau bersekutu dengan Quraisy diperbolehkan.

Perjanjian ini kelihatannya merugikan dan menimbulkan protes beberapa sahabat yang menganggap sangat meremehkan dan merendahkan kekuasaan Islam. Namun secara hakikat, perjanjian tersebut merupakan kemenangan umat Islam yang nyata (fatha mubina).

Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam surah al-Fath ayat 18, "Sungguh, Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat."

Adapun keuntungan umat Islam dalam perjanjian ini sebagai berikut.

Pertama, mengisyaratkan pengakuan Quraisy terhadap kekuatan umat Islam yang tidak mampu mereka kalahkan. Kedua, umat Islam memiliki banyak waktu untuk berdakwah pada suku-suku dan para raja. Yang utama adalah perjanjian ini membuka pintu umat Islam untuk menaklukkan Kota Makkah.

Beratus-ratus tahun kemudian orang sibuk membicarakan siasat Rasulullah SAW yang sangat luar biasa untuk menembus benteng Quraisy dari luar maupun dari dalam Kota Makkah.

Baru terbukti janji Allah SWT dalam firman-Nya surah al-Fath ayat 1, "Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.”

 
Dua tahun kemudian, Rasulullah SAW bersama banyak sahabat memasuki kota suci Makkah dengan aman dan merupakan kemenangan. Banyak sahabat yang semula menganggap perjanjian Hudaibiyah melemahkan umat Islam, menjadi malu dan berurai air mata ketika membaca ayat tersebut.
 
 

Dua tahun kemudian, Rasulullah SAW bersama banyak sahabat memasuki kota suci Makkah dengan aman dan merupakan kemenangan. Banyak sahabat yang semula menganggap perjanjian Hudaibiyah melemahkan umat Islam, menjadi malu dan berurai air mata ketika membaca ayat tersebut.

Makna apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW dalam perjanjian tersebut?

Yang paling penting adalah terbukanya pintu untuk memasuki Kota Makkah. Begitu cerdasnya dalam berstrategi untuk suatu perjanjian damai.

Kecerdasan seperti itu menjadi keharusan untuk dimiliki para pemimpin umat Islam saat ini, karena persoalan yang makin kompleks maka menerlukan keteguhan berpegang pada Alquran dan sunah.

Semoga Allah SWT melimpahkan kecerdasan, sifat bijaksana dan adil kepada para pemimpin kita saat ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Gelombang Keempat

Gelombang keempat adalah soal kekuatan ide, kreativitas, dan konsep.

SELENGKAPNYA

Cerita Bahasa: Dari Melayu, Jawi, ke Indonesia

Bahasa Melayu mengalami Islamisasi sehingga menyerap banyak kata bahasa Arab dan ditulis dengan aksara Arab.

SELENGKAPNYA

Sanksi untuk Muslim Penghina Rasulullah

Tidak ada peraturan dan kesepakatan internasional soal kejahatan menghina Rasulullah.

SELENGKAPNYA

Mengenakan Perhiasan Berlafaz Allah Bagi Muslimah

Tidak ada keraguan jika cinta pertama perempuan adalah perhiasan.

SELENGKAPNYA