Petugas PMI Kota Depok mendistribusikan air bersih untuk warga terdampak kekeringan di kawasan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (19/9/2023). | Republika/Putra M. Akbar

Kabar Utama

Siap-Siap! Kekeringan Diprediksi Masih Lama

Peningkatan status darurat bencana kekeringan dibahas.

YOGYAKARTA --  Dampak kemarau dan kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia terus meluas. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan diri soal kekeringan yang masih akan berkepanjangan tersebut.

Pada Ahad (1/10/2023), BMKG YIA kembali mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis. Peringatan ini dikeluarkan karena berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya dalam jangka waktu yang panjang dengan kurun waktu bulanan, hingga dua bulanan dan seterusnya.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga 30 September 2023 dan prakiraan peluang curah hujan dua dasarian kedepan, terdapat potensi kekeringan meteorologis dengan status awas di beberapa wilayah di DIY.

Pihaknya mencatat bahwa ada 26 kecamatan yang berstatus awas saat ini. 26 kecamatan tersebut tersebar di Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Sleman.

photo
Perahu milik nelayan yang tertambat ditarik imbas penyusutan air karena kemarau di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (15/9/2023). - (Republika/Wihdan Hidayat)

"Di Bantul ada delapan kecamatan berstatus awas, di Kabupaten Gunungkidul ada sebanyak delapan kecamatan, di Kabupaten Kulon Progo ada satu kecamatan, dan di Kabupaten Sleman ada sembilan kecamatan," kata Reni, Ahad (1/10/2023).

Delapan kecamatan di Bantul yang berstatus awas yakni Kecamatan Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pundong, Sedayu, dan Sewon). Sedangkan, di Gunungkidul yakni Kecamatan Gedangsari, Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Playen, Ponjong, Tepus, dan Wonosari.

Lebih lanjut, Kulonprogo yang berstatus awas yakni Kecamatan Girimulyo. Sementara di Sleman yang berstatus awas di Kecamatan Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Kalasan, Ngemplak, Pakem, Sleman, dan Turi.

"(Kecamatan dengan) Status awas karena telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 61 hari, dan prakiraan curah hujan rendah dari 20 milimeter per dasarian dengan peluang terjadi di atas 70 persen," ucap Reni.

Selain itu, Reni juga menyebut ada satu kecamatan di Kulon Progo yang saat ini berstatus waspada. Satu kecamatan tersebut yakni kecamatan Temon, yang mana berstatus waspada karena telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari, dan prakiraan curah hujan yang rendah dari 20 milimeter per dasarian dengan peluang terjadi di atas 70 persen.

photo
Warga mengambil air bersih dari galian sungai kering di Dusun Ketro Barat, Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (6/9/2023). - (Republika/Wihdan Hidayat)

Lebih lanjut, BMKG DIY juga menuturkan ada 25 kecamatan yang berstatus siaga. 25 kecamatan ini juga tersebar di Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo, dan Sleman.

Masing-masingnya yakni ada lima kecamatan di Bantul yang berstatus siaga, tujuh kecamatan di Gunungkidul, sembilan kecamatan di Kulon Progo, dan empat kecamatan di Sleman. "Berstatus siaga karena telah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari, dan prakiraan curah hujan rendah kecil dari 20 milimeter per dasarian dengan peluang terjadi di atas 70 persen," ungkapnya.

Lima kecamatan di Bantul yang berstatus siaga saat ini diantaranya Kecamatan Bambanglipuro, Kretek, Pandak, Piyungan, dan Srandakan. Sedangkan, di Gunungkidul yang berstatus siaga ada Kecamatan Nglipar, Paliyan, Panggang, Patuk, Rongkop, Semin, dan Tanjungsari.

"Di Kulon Progo ada Kecamatan Galur, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Samigaluh, Sentolo, dan Wates yang berstatus siaga. Di Sleman yang berstatus siaga ada Kecamatan Minggir, Moyudan, Prambanan, dan Seyegan," jelas Reni.

Para petani dari Kelompok Tani Subur Tani Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, di sawah seluas 7,5 Hektare yang mengalami gagal panen pada tahun ini, Senin (25/9/2023). - (Shabrina Zakaria/Republika)  ​

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya juga mencatat dampak kekeringan makin meluas. Itu dibuktikan dengan bertambahnya wilayah yang terdampak kekeringan di Kabupaten Tasikmalaya.  

Berdasarkan data BPBD per 29 September 2023, wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Tasikmalaya tersebar di 27 desa yang ada di 13 kecamatan. Angka itu mengalami penambahan jika dibandingkan data per 22 September 2023, ketika wilayah terdampak kekeringan tersebar di 17 desa, 13 kecamatan.  

"Dampak kekeringan di lapangan terus meluas. Permintaan air bersih juga terus meningkat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Sapa'at, saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (30/9/2023). 

Ia menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah menyalurkan sekitar 172 ribu liter air bersih kepada warga terdampak kekeringan. Sementara jumlah warga terdampak kekeringan telah mencapai 17.956 jiwa atau 4.934 kepala keluarga (KK). 

photo
Para petani dari Kelompok Tani Subur Tani Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, di sawah seluas 7,5 Hektare yang mengalami gagal panen pada tahun ini, Senin (25/9/2023). - (Republika/Shabrina Zakaria)

Sapa'at menyatakan, Pemkab Tasikmalaya masih terus melakukan pembahasan untuk meningkatkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat bencana kekeringan. Peningkatan status itu diperlukan agar penanganan kekeringan di lapangan jadi lebih optimal. "Kemarin sedang dibahas oleh Pak Sekda. Kemungkinan akan dinaikkan statusnya, jadi penanganan akan lebih optimal," kata dia. 

Menurut Sapa'at, dengan status tanggap darurat, upaya penanganan bisa lebih optimal. Mengingat, saat ini operasional untuk menopang kelancaran pendistribusian mulai menipis. Sementara pendistribusian harus dilakukan ke banyak wilayah yang tersebar.  

Ia mencontohkan, saat ini pengambilan air bersih untuk didistribusikan kepada warga terdampak hanya bisa dilakukan dari PDAM. Untuk pendistribusian ke wilayah selatan, air juga harus diambil dari PDAM, yang jaraknya di wilayah tengah Kabupaten Tasikmalaya. "Kecuali di wilayah setempat ada mata air yang bisa digunakan. Namun, rata-rata sudah pada kering semua mata air," ujar dia. 

Sapa'at menambahkan, berdasarkan prakiraan dari BMKG, musim kemarau di wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih akan berlangsung hingga Desember 2023. Artinya, dampak kekeringan kemungkinan masih akan dirasakan hingga akhir tahun ini. "Kami sekarang memaksimalkan peralatan yang ada. Kemarin juga sudah ada bantuan tangki dari provinsi. Kami juga kerja sama dengan berbagai pihak," kata dia.

photo
Umat Islam bersujud saat shalat minta hujan atau Istisqa di halaman Kantor Kecamatan Cisauk, Tangerang, Banten, Sabtu (23/9/2023). Shalat tersebut untuk meminta hujan kepada Allah SWT agar bencana kekeringan dan kesulitan air akibat musim kemarau dapat berakhir. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/rwa. - (ANTARA FOTO)

Kerusakan lahan pertanian

Kerusakan lahan pertanian akibat dampak kemarau panjang di wilayah Kabupaten Semarang terus meluas. Hingga pertengahan September 2023, luas lahan pertanian yang mengalami kerusakan secara kumulatif telah mencapai 106 hektare.

Lahan pertanian yang mengalami kerusakan ini tersebar di 10 wilayah kecamatan, yang meliputi Kecamatan Tengaran, Pringapus, Pabelan, Kaliwungu, Susukan, banyubiru, Bawen, Bergas, Bringin dan wilayah Kecamatan Ambarawa.

“Dari total 106 hektare lahan pertanian yang mengalami kerusakan ini, sebanyak 40 hektare lahan pertanian diantaranya mengalami puso,” ungkap Kepal Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (29/9/2023).

Menurutnya, jumlah ini berdasarkan hasil rekap data kekeringan hasil monitoring dan pengamatan koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dispertanikap Kabupaten Semarang periode 1 – 15 September 2023.

photo
Para petani dari Kelompok Tani Subur Tani Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, di sawah seluas 7,5 Hektare yang mengalami gagal panen pada tahun ini, Senin (25/9/2023). - (Republika/Shabrina Zakaria)

Dibandingkan data kerusakan lahan pertanian hasil monitoring periode dua pekan sebelumnya (hingga awal September 2023) yang mencapai 78 hektare, maka kerusakan kerusakan lahan pertanian ini telah mengalami penambahan hingga 28 hektare.

Wilayah kecamatan dengan jumlah kerusakan lahan pertanian terparah berada di Kecamatan Pabelan yang luasannya mencapai 30 hektare. “Rinciannya 2 hektare lahan pertanian mengalami rusak kategori beat dan 28 hektare mengalami puso,” kata dia.

Dinas Pertanian Kota Semarang juga mencatat, dari total luas 1.600 hektare lahan pertanian yang ada di wilayah Kota Semarang, sebanyak 40 hektare di antaranya mengalami puso akibat kekeringan.Kepala  Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan, di wilayah Kecamatan Banyumanik ada sekitar 1 hektare tanaman padi gagal panen akibat kekeringan. 

Kemudian di wilayah Kecamatan Tugu ada 9 hektare lahan pertanian mengalami puso dan di Kecamatan Mijen ada sekitar 30 hektare tanaman pertanian yang puso. “Namun pertanian yang puso di wilayah Kecamatan Mijen tidak seluruhnya padi, sebagian merupakan lahan tanaman jagung,” ungkapnya. Para petani diperkirakan harus menunggu hingga musim penghujan berikutnya tiba, yang sesuai prakiraan BMKG baru akan berlangsung awal bulan November 2023 nanti.

photo
Warga membawa jeriken berisi air saat distribusi air bersih di kawasan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (19/9/2023). Sebanyak 5.000 liter air bersih telah didistribusikan kepada 150 Kepala Keluarga (KK) terdampak kekeringan di wilayah tersebut. - (Republika/Putra M. Akbar)

Kebakaran jalan tol

Kekeringan juga menyebabkan lahan dan hutan di sisi-sisi jalan tol terbakar belakangan. PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) menjanjikan akan melakukan berbagai upaya untuk menangani dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut.

"Salah satu upaya yang dilakukan untuk memitigasi kejadian tersebut yaitu dengan menambahkan alat-alat yang dapat membantu pemadaman serta melakukan pengawasan pada titik rawan api," ujar Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).

Tjahjo menyampaikan perusahaan melakukan penambahan mobil tangki air yang dimodifikasi dengan mesin pompa pemadam kebakaran, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), posko pemantauan karhutla, pompa portable hingga alat pemukul api (gepyok api). Hal ini bertujuan memitigasi agar api lebih cepat dikuasai dan dipadamkan saat terjadi karhutla sehingga pengguna jalan tetap dapat melewati jalan tol dengan jarak pandang aman untuk berkendara.

Tjahjo menambahkan imbauan dan sosialisasi kepada masyarakat juga telah dilakukan melalui spanduk, VMS (Variable Message Sign), Public Address di gerbang tol maupun rest area serta melakukan penyuluhan ke rumah-rumah warga pemilik kebun sekitar jalan tol. 

photo
Foto udara area persawahan yang mengering akibat kemarau di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (19/9/2023). Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Sulawesi Selatan mencatat sebanyak 153 hektare area pertanian di Sulsel mengalami puso akibat kemarau yang diperparah oleh fenomena El Nino. - (Antara/Arnas Padda)

Selain itu, Hutama Karya juga menggelar pelatihan dan simulasi tanggap darurat bahaya karhutla di Rest Area KM 163 Jalur A, Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (Terpeka) pada Kamis (14/9/2023) dan Rest Area Sementara KM 20, Tol Palembang - Indralaya (Palindra) pada Jumat (29/9/2023)) dengan mendatangkan para ahli dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan BPBD Kabupaten dan diikuti sebanyak lebih dari 80 personil dari berbagai bidang diantaranya yakni petugas patroli, medis, operasional, petugas layanan tol dan petugas lainnya. 

Dalam pelatihan ini, peserta diberikan materi terkait kompetensi dasar penanganan karhutla oleh Damkar, serta praktik dan simulasi langsung di lapangan terkait penanganan karhutla maupun penanganan terjadinya kebakaran kendaraan. "Kami berharap dengan adanya pelatihan ini penanganan dapat lebih cepat diatasi oleh petugas di lapangan," ucap Tjahjo.

Tjahjo menyampaikan dalam periode Januari hingga September ini telah terjadi sekitar 100 kali kejadian karhutla yang terjadi di sekitar wilayah tol Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (Terpeka) dan 25 kali kejadian di Tol Tol Palembang - Indralaya (Palindra). titik rawannya di sekitar KM 172+000 hingga KM 185+000 Tol Terpeka dan KM 15+00 & KM 17+400 Tol Palindra. "Alhamdulillah seluruh kejadian dapat ditangani dengan baik tanpa dampak yang berarti pada operasional jalan tol," ucap Tjahjo.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Antisipasi Kekeringan yang Terus Meluas

Kemarau panjang yang melanda Indonesia mulai berdampak serius terhadap kelangsungan hidup.

SELENGKAPNYA

Berjuang Menyelamatkan Padi di Tengah Kekeringan

Pemerintah perlu mewaspadai dampak kemarau terhadap inflasi pangan.

SELENGKAPNYA

Harapan Acep Pupus di Sawah yang Retak

Tak ada lagi yang bisa dilakukan Acep sebagai petani selama tiga bulan terakhir.

SELENGKAPNYA

Kekeringan Meluas dan Kian Mengkhawatirkan

Kemarau panjang yang melanda Indonesia mulai berdampak serius terhadap kelangsungan hidup.

SELENGKAPNYA