
Mujadid
Cara Habib Anis Semarakkan Hari Maulid Nabi
Habib Anis membudayakan lagi pembacaan Simtud Durrar kala peringatan Maulid Nabi.
Habib Anis al-Habsyi merupakan seorang ulama yang masyhur, terutama di daerah Solo Raya, Jawa Tengah. Sebagaimana umumnya teladan alim, ada berbagai kisah tentang keturunan Nabi Muhammad SAW itu yang inspiratif untuk umat Islam.
Aly Mashar dalam artikelnya, “Makna Ziarah Makam Habib Anis al-Habsyi Bagi Masyarakat NU Surakarta” menjelaskan, kakek Habib Anis merupakan pengarang kitab Maulid Simtud Durrar. Karya Habib Ali al-Habsyi itu sering kali dibacakan kala perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ibarat pepatah "membangkitkan batang terendam", maka Habib Anis kembali menjadikan pembacaan Simtud Durrar sebagai tradisi di tengah masyarakat. Ia pun merutinkan hal itu, yakni tiap malam Jumat. Turut hadir dalam membaca teks sastrawi itu ialah anak-anak muda, baik dari Solo Raya maupun sekitarnya. Bahkan, dari waktu ke waktu jumlah peserta kegiatan ini kian membludak hingga puluhan ribu orang.
Agak berbeda dengan ayah dan kakaknya, Habib Anis cenderung memiliki kepekaan seni. Dalam tradisi membaca Simtud Durrar, ia tidak seperti mereka atau orang-orang Hadramaut pada umumnya yang “sekadar” melafalkan kata demi kata di dalam kitab tersebut. Lebih dari itu, The Smiling Habib--demikian julukannya--memberikan iringan rebana ala Banjar pada beberapa kasidah gubahan tersebut, semisal bait sebelum doa dipanjatkan.
Dengan demikian, hadirin tidak lekas bosan. Perasaan syahdu yang ada dalam batin mereka pun dapat terjaga, minimal sepanjang acara berlangsung. Di Masjid ar-Riyadh Solo, biasanya penyelenggaraan Maulid Nabi dapat memakan waktu hingga beberapa jam. Maka inovasi yang diusung Habib Anis menimbulkan efek yang positif sehingga masih diikuti sampai sekarang.
Simtud Durrar memuat banyak teks puji-pujian untuk Rasulullah SAW. Tidak hanya itu, di dalamnya pun terdapat narasi sejarah Nabi SAW (sirah Nabawiyah). Syair-syair yang digunakan Habib Ali dalam kitab Maulid Simthud Duror tersusun dengan indah dan mendalam namun dapat dengan mudah dimengerti pembacanya. Kitab ini dibuka dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai makhluk termulia, makhluk yang terindah dan terjujur.
Dalam pembukaan Simtud Durrar, Habib Ali al-Habsyi juga menuliskan bahwa Allah mengutus makhluk-Nya yang paling mulia, hamba-Nya yang paling agung, yakni Nabi Muhammad SAW karena rahmat-Nya. Disebutkan bahwa pancaran kemuliaan Rasulullah SAW tersebar merata, baik di alam nyata maupun gaib. Seluruh semesta menjadi harum karena kehadiran beliau.
Pancaran kemuliaan Rasulullah SAW tersebar merata, baik di alam nyata maupun gaib. Seluruh semesta menjadi harum karena kehadiran beliau.
Tidak hanya pembacaan Simtud Durrar, Habib Anis pun menggelar khataman kitab-kitab hadis, semisal Shahih al-Bukhari tiap pekannya. Pada tanggal wafatnya Habib Ali, ia pun memimpin acara haul sang penggubah kitab Maulid itu. Banyak jamaah yang mengikuti setiap acara tersebut.
Aly Mashar menukil kesaksian beberapa orang. Mereka mengenang Habib Anis tidak hanya sebagai seorang ulama panutan, tetapi juga penuh karisma. Diketahui, sang habib memiliki beberapa kelebihan atau karamah.
Menurut cerita-cerita dari berbagai sumber, demikian Mashar, Habib Anis memiliki beberapa kemampuan istimewa. Misalnya, ia mengetahui adanya sesuatu yang belum terjadi. Ia juga memiliki intuisi tentang rezeki yang datang tiba-tiba. Bahkan, dikisahkan bahwa dirinya mampu mengusir jin hanya dengan membaca shalawat.
Di tengah masyarakat, Habib Anis dikenal amat luwes bergaul lintas sektoral. Mereka yang menghormatinya bukan hanya sesama tokoh Muslim, melainkan juga dari kalangan non-Muslim. Dalam pergaulan sehari-hari, ia menggunakan bahasa Jawa yang halus, khususnya saat berinteraksi dengan orang Jawa. Dengan orang Sunda, dirinya dapat mengobrol dengan bahasa Sunda. Dengan sesama habaib, alim tersebut berkomunikasi dengan bahasa Arab dialek Hadhrami.
Orang-orang mengambil kesan yang positif tentang dirinya. Habib Anis selalu berpenampilan sederhana dan rapi. Senyumnya manis rupawan. Ia dikenal sumeh karena murah senyum. Ulama tersebut sangat menghormati tamu. Bahkan, menurut Mashar, kehadiran para tamu itu meningkatkan semangat hidupnya. Teringat akan sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya (silaturahim)” (HR Bukhari).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Derap Prajurit Keraton Kawal Grebeg Maulud
Beragam uba rampe atau isi gunungan yang diperebutkan warga terdiri atas hasil bumi.
SELENGKAPNYAFatwa Haram LBMNU Jatim Soal Karmin Berbeda dengan MUI
MUI menilai fatwa LBMNU Jatim merupakan ijtihad yang harus dihormati
SELENGKAPNYA