Seorang warga melakukan transaksi pembayaran melalui uang elektronik atau non tunai saat membeli makanan di warung kaki lima di Kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (17/3). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan belum mendapatkan mandat untuk menjamin saldo | Prayogi/Republika.

Gaya Hidup

Orang Indonesia Makin Terpikat Metode Cashless

Adopsi pembayaran kartu contactless mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa.

Penggunaan uang tunai dalam bertransaksi ternyata terus menurun setiap tahunnya sejak pandemi. Apalagi, generasi Z yang dikenal sebagai generasi anti-ribet juga lebih banyak menyukai dompet digital dalam bertransaksi.

Hal ini terungkap dalam studi yang dilakukan oleh Visa kepada 1.000 responden di beberapa kota besar Indonesia. Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan, penggunaan uang tunai di Indonesia terus menurun, pada 2021 sebesar 87 persen, lalu pada 2022 menjadi 84 persen.

“Gen Z sendiri juga preference mereka itu 89 persen menggunakan dompet digital, sekitar 76 persen masih menggunakan debit dan kredit, di bawah itu pake cuan,” ujar Riko dalam diskusi daring bertajuk ‘Gaya Hidup Serba Digital Generasi Muda yang Anti-Ribet’, Jumat (22/9/2023).

photo
Biaya QRIS - (Republika)

Selain itu, menurut studi Visa, satu dari tiga konsumen Indonesia juga pernah menggunakan kartu contactless, terutama milenial dan gen Z, serta segmen affluent. Minat untuk menggunakan kartu contactless dari non-pengguna sendiri cukup besar, yaitu 84 persen.

Pembayaran dengan kartu contactless, kini telah menjadi metode pembayaran yang umum di banyak negara di seluruh dunia. Di lebih dari 20 negara, adopsi pembayaran kartu contactless mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa, seperti contoh tetangga terdekat di Singapura dan Australia.

Dari semua transaksi pembayaran, penggunaan dompet digital adalah yang paling signifikan naiknya, dari 45 persen pada 2021 ke 80 persen pada 2022. Transaksi QR dari 50 persen pada 2021, naik ke 52 persen pada 2022.

Contactless juga naik dari 31 persen pada 2020, ke 33 persen pada 2021, lalu 34 persen pada 2022. Kalau dari acceptance kartu contactless Visa, berapa merchant yang terima itu sudah banyak banget tersebar di seluruh Indonesia. Yang sangat penting adalah kita membuka diri terhadap teknologi pembayaran terbaru yang aman, cepat, dan nyaman,” kata Riko memaparkan. 

Content creator dan lifestyle influencer, Vira Brabo, mengatakan, sebagai perempuan, ketika keluar rumah hanya ingin membawa barang sedikit. Dan perempuan lebih senang memakai tas yang berukuran kecil, agar lebih efisien untuk pakai pembayaran contactless.

“Kalau menggunakan cash, aku pribadi cenderung lebih konsumtif karena liat uang dalam bentuk fisik, rasanya jadi ingin spend terus. Ketika cashless, aku malah lebih hemat dalam spending,” ucap Vira dalam kesempatan yang sama.

Ke depannya, mungkin transaksi contactless akan berubah lagi misalnya dengan kartu digital yang sudah menyatu di dalam mobil, di dalam kulkas, atau bahkan di dalam televisi. Karena transaksi seperti itu sudah mulai berlaku di beberapa negara maju.

“Jadi, ketika isi bensin, nggak perlu keluar, udah langsung bayar, ada sensor men-detect langsung charge. Kulkas juga, tinggal tekan mau isi kulkas apa, langsung masukan pesanan, terdebit, sudah selesai,” kata Riko.

 

Pembayaran di Luar Negeri

photo
Lebih muda membayar transportasi publik dengan kartu Visa (ilustrasi) epa08596721 EPA-EFE/WALLACE WOON - (EPA-EFE/WALLACE WOON)

Masyarakat Indonesia sudah semakin sering bepergian ke luar negeri, tetapi masih banyak pula yang belum tahu bahwa ternyata contactless Visa sangat berguna untuk naik transportasi publik di luar negeri. Cukup dengan di-tap-in, saldo yang ada dalam kartu Visa langsung terpotong.

CEO Mantappu Corp, Jehian Sijabat, menceritakan pengalamannya saat pergi ke Singapura. Stereotipe yang ada pada saat ia pertama kali pergi ke sana itu, adalah membeli kartu di sana untuk akses ke seluruh transportasi publik, sampai akhirnya ia mendapat pencerahan.

“Suatu ketika, kartu aku ketinggalan di hotel. Aku udah keburu masuk bus tapi nggak ketemu kartunya. Di sana kan everything so fast, jadi langsung ditanya, ‘Mau pakai apa’,” ujar Jehian menceritakan pengalamannya dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/9/2023).

“Terus aku buka dompet, semua kartu aku keliatan kan. Lalu, ada satu kartu, ada tulisan Visanya, dia langsung, ‘Just use that card’. Pertama kali aku coba tuh itu. Kepepet, pakai ini, ternyata bisa. Langsung duduk,” kata Jehian lagi.

photo
Warga melakukan pembayaran melalui uang elektronik saat akan menaiki moda transportasi light rail transit (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek), Selasa (29/8/2023) sore. Presiden RI Joko Widodo telah meresmikan LRT Jabodebek di Stasiun Cawang pada Senin (28/8/) kemarin, LRT ini menghubungkan wilayah Cibubur hingga Bekasi ke Jakarta Pusat yang terdiri dari 18 stasiun. Tarif LRT Jabodebek diberlakukan promo berupa diskon sebesar 78 persen yang diwujudkan dalam tarif flat sebesar Rp 5.000 untuk seluruh lintas pelayanan, sejak diresmikan sampai dengan akhir bulan September 2023. - (Republika/Thoudy Badai)

Sejak saat itu, Jehian selalu memberi tahu temannya yang baru pertama kali hendak pergi ke luar negeri, untuk menggunakan kartu Visa dalam transaksi dengan trasportasi publik. Selain tidak perlu ribet memegang banyak kartu, juga tidak ribet harus top-up karena langsung terdebit ke saldo.

Untuk diketahui, sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan pembayaran digital yang menaungi 200 negara, Visa, menyebutkan bahwa 78 persen generasi Z sudah go cashless. “Dari mereka yang telah mencoba menggunakan pembayaran non-tunai, gen Z (78 persen),” ujar Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman.

Kemudian gen Y (74 persen), dan kalangan affluent (73 persen) menjadi yang terdepan. Mereka yang sudah mencoba go cashless, rata-rata berhasil melakukannya beberapa hari. Sementara yang belum mencoba, kebanyakan percaya diri mereka bisa bertahan selama 24 jam hingga tiga hari ke depan tanpa uang tunai.

Pada era smartphone dan internet, kecepatan dan kemudahan pembayaran digital memiliki daya tarik yang lebih besar. Baik itu melalui dompet digital, QR, maupun kartu kredit contactless. Faktor-faktor ini juga menyebabkan penurunan penggunaan uang tunai pascapandemi, sementara pembayaran digital meningkat pesat.

Consumer Payment Attitudes Study 2022 dari Visa menemukan dua dari tiga masyarakat Indonesia (67 persen), bersiap-siap untuk meninggalkan uang tunai. Dilihat dari hasil studi Visa, metode pembayaran digital yang paling banyak digunakan oleh gen Z di Indonesia adalah dompet digital atau e-wallet (89 persen), disusul dengan kartu debit atau kredit (76 persen) dan QR code (67 persen).

 

 

 

Penggunaan uang tunai di Indonesia terus menurun.

RIKO ABDURRAHMAN, Presiden Direktur Visa Indonesia. 
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Deretan Inspirasi Liburan Seru, Dijamin Berkesan

Bagi yang menyukai liburan dengan petualangan menantang, Maroko bisa menjadi pilihan yang cukup tepat.

SELENGKAPNYA

Kulik-Kulik Gaya Liburan Para Gen Z

Wisata alam, seperti gunung dan pantai masih jadi pilihan utama.

SELENGKAPNYA

Pede ke Luar Negeri dengan Foto Paspor yang Kece

Jangan takut untuk memakai alas bedak yang lebih tebal dari biasanya.

SELENGKAPNYA