Seorang pengunjuk rasa Palestina yang diamputasi melemparkan batu ke arah pasukan Israel saat bentrokan di perbatasan timur Jalur Gaza, 22 September 2023. | EPA-EFE/MOHAMMED SABER

Internasional

Dua Gugur di Tepi Barat, Tiga Luka di Gaza

Israel belum menghentikan eskalasi kekerasan di wilayah Palestina.

YERUSALEM -- Gelombang kekerasan yang dipicu serangan brutal tentara Zionis Israel kembali memakan korban jiwa di Tepi Barat. Sementara penindakan terhadap aksi unjuk rasa di Jalur Gaza menimbulkan korban luka-luka setelah sebelumnya menyebabkan gugurnya warga Palestina.

Dua warga Palestina gugur dalam serangan militer Israel pada Ahad (24/9/2023) di bagian utara Tepi Barat. Ini adalah pertumpahan darah terbaru dalam gelombang kekerasan selama periode liburan Yahudi.

Militer Israel bergerak ke kamp pengungsi Nour Shams, dekat Kota Tulkarem, untuk menghancurkan pusat komando militan dan fasilitas penyimpanan bom di sebuah gedung. Militer mengatakan, unit-unit teknik meledakkan sejumlah bom yang ditanam di bawah jalan, dan para militan melepaskan tembakan dan melemparkan bahan peledak, ketika pasukan membalas dengan tembakan langsung.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dua pria yang diidentifikasi sebagai Asid Abu Ali (21 tahun) dan Abdulrahman Abu Daghash (32 tahun) gugur akibat tembakan Israel.  Penggerebekan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada jalan dan bangunan.

photo
Warga Palestina memeriksa bangunan yang rusak pascapenggerebekan tentara Israel di Nour Shams, Tepi Barat, Ahad, 24 September 2022. - (Majdi Mohammed/AP Photo)

Israel telah melakukan peningkatan serangan militer, terutama di Tepi Barat bagian utara, selama satu setengah tahun terakhir. Militer Israel mengatakan, serangan tersebut merupakan  operasi untuk membasmi militan Palestina dan menggagalkan serangan di masa depan.

Namun warga Palestina mengatakan, serangan itu memperkuat pendudukan Israel selama 56 tahun di Tepi Barat.  Penggerebekan tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan memperlambat pertempuran dan berkontribusi pada melemahnya Otoritas Palestina, yaitu pemerintahan mandiri yang mengelola wilayah pendudukan Tepi Barat.

Menurut penghitungan the Associated Press, sekitar 190 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat sejak awal tahun ini. Israel mengatakan, sebagian besar dari mereka yang tewas adalah militan. Namun warga sipil Palestina ikut terbunuh dalam serangan tersebut.
Setidaknya 31 orang tewas dalam serangan Palestina terhadap Israel tahun ini.

Ketegangan mulai menyebar selama seminggu terakhir ke Jalur Gaza, di mana ratusan warga Palestina setiap hari mengadakan demonstrasi di sepanjang pagar yang memisahkan wilayah tersebut dari Israel. Pada Sabtu (23/9/2023) serangan udara Israel menghantam lokasi militan untuk kedua kalinya dalam beberapa hari terakhir. Serangan udara berlangsung  setelah warga Palestina mengirimkan balon pembakar ke lahan pertanian Israel, dan pengunjuk rasa Palestina melemparkan batu serta bahan peledak ke arah tentara di pagar pemisah.

photo
Warga Palestina memeriksa bangunan yang rusak pascapenggerebekan tentara Israel di Nour Shams, Tepi Barat, Ahad, 24 September 2022. - (Majdi Mohammed/AP Photo)

Lonjakan kekerasan terjadi selama musim liburan Tahun Baru Yahudi.  Orang-orang Yahudi akan memperingati Yom Kippur, hari paling suci dalam kalender mereka, pada Ahad (24/9/2023)  malam, diikuti dengan festival Sukkot selama seminggu di akhir bulan. Selama Sukkot, sejumlah besar umat Yahudi diperkirakan akan mengunjungi situs suci paling sensitif di Yerusalem yaitu kompleks Al-Aqsa. Kompleks ini dihormati oleh umat Yahudi sebagai Temple Mount. Sementara umat Islam meyakini kompleks Al-Aqsa sebagai Tempat Suci yang Mulia.  Kompleks tersebut merupakan lokasi Masjid Al-Aqsa dman sering menjadi titik fokus kekerasan.

Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah tahun 1967.  Palestina menginginkan ketiga wilayah tersebut sebagai bagian dari negara merdeka.

Sementara, sebanyak tiga warga Palestina terluka dalam bentrokan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza pada Sabtu (23/9/2023). Militer Israel mengatakan, mereka menyerang sasaran Hamas di Gaza sebagai tanggapan atas kerusuhan.

Dalam gelombang kekerasan baru di perbatasan, warga Palestina di Gaza telah mengadakan protes di sepanjang pagar pemisah selama delapan hari berturut-turut. Para pemuda melemparkan batu dan memasang alat peledak ke arah pasukan Israel, yang dibalas dengan tembakan tajam.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, telah menyerang sasaran Hamas yang berdekatan dengan perbatasan keamanan di Jalur Gaza. Tindakan itu diklaim sebagai tanggapan atas kerusuhan dan tembakan yang dilepaskan ke arah tentara.

Warga Gaza mengatakan, demonstrasi tersebut untuk memprotes berbagai isu termasuk perlakuan terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara Israel dan kunjungan warga Yahudi ke kompleks Masjida al-Aqsa.

Berdasarkan perjanjian yang sudah ada sejak lama, orang-orang Yahudi diperbolehkan mengunjungi situs tersebut, tetapi tidak boleh berdoa di sana. Namun meningkatnya jumlah kunjungan bersamaan dengan pemandangan beberapa orang Yahudi yang berdoa dengan tenang telah meningkatkan ketakutan warga Palestina bahwa Israel berencana untuk membagi atau mengambil alih situs tersebut.

Ketua kelompok Hamas yang menguasai Gaza Ismail Haniyeh memuji tindakan para demonstran. Dia menyampaikan salam bangga dan terima kasih kepada semua pemuda revolusioner di sepanjang perbatasan dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Sabtu.

photo
Seorang pengunjuk rasa Palestina mengibarkan bendera Palestina sambil berdiri di dekat asap hitam yang mengepul dari benda-benda yang terbakar saat bentrokan di perbatasan timur Jalur Gaza, 22 September 2023. - (EPA-EFE/MOHAMMED SABER)

Menurut militer Israel, pengunjuk rasa juga meluncurkan balon pembakar ke wilayah Israel, memicu kebakaran di daerah dekat pagar pemisah. Warga Palestina di Gaza pernah meluncurkan balon-balon untuk memprotes blokade Israel-Mesir yang diberlakukan di wilayah tersebut sejak tahun 2007. Balon-balon tersebut telah menyebabkan kebakaran dan menghanguskan lahan pertanian Israel, sehingga mendorong Israel dalam beberapa kesempatan menggunakan jet tempur untuk menyerang Hamas.

Sehari sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, 31 warga Palestina terluka dalam konfrontasi yang terjadi beberapa hari setelah seorang pengunjuk rasa ditembak mati oleh tentara.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pembunuhan Warga Palestina Berlanjut, Israel Terus Rayu Saudi

Enam warga Palestina dibunuh Israel di Tepi Barat dan Gaza.

SELENGKAPNYA

Negara Arab Dibohongi Israel lewat Kesepakatan Abraham?

Israel tak berhenti mencaplok wilayah Palestina.

SELENGKAPNYA

Israel Sebentar Lagi Caplok Tepi Barat Sepenuhnya

Ribuan pemukiman baru Yahudi terus merangsek tepi barat.

SELENGKAPNYA