
Nusantara
Sampah di Kota Bandung yang tak Berujung
Pemkot Bandung mengusulkan perpanjangan status darurat sampah.
BANDUNG -- Status darurat sampah Kota Bandung yang seharusnya berakhir 24 September berpotensi diperpanjang. Hingga kini, tumpukan sampah masih menggunung di puluhan tempat pembuangan sementara (TPS) akibat terbakarnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Bandung Eric Mohamad Atthauriq mengatakan, hingga Kamis (21/9/2023), jumlah TPS overload yang telah kembali normal berjumlah 59 TPS. Sebanyak 70 TPS sisanya dilaporkan masih overload, sementara 25 TPS lainnya sedang menjadi prioritas penanganan.
Ia mengatakan, untuk mempercepat penanganan sampah, Pemkot Bandung telah memasang enam unit mesin gibrik di enam lokasi TPS, yakni di TPS Ciwastra, TPS Indramayu, TPS Babakan Sari, TPS Ence Azis, Cicukang Holis, dan Taman Tegalega.

Adapun kuota ritase kiriman sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti hingga Kamis (21/9) tersisa sebanyak 2.200 ritase dari 4.000 ritase yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dengan rata-rata pengangkutan 200 rit per hari, kuota ritase diperkirakan akan habis pada 2 Oktober 2023 mendatang.
"Dan belum ada kejelasan pembuangan selanjutnya ke mana," ujarnya di Balai Kota Bandung, Jumat (22/9/2023).
Eric menyebut total volume sampah yang tertumpuk di TPS sampai 24 September 2023 diperkirakan sebanyak 4.532 ritase, setara dengan 54.384 m3 atau 19.034 ton. Jumlah itu akan terus bertambah sebanyak 1.300 ton per hari serta seterusnya akan ada sampah baru harian.
Belum ada kejelasan pembuangan selanjutnya ke manaERIC MOHAMMAD ATTHAURIQ, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Bandung
"Apabila tidak ada perubahan operasional TPA Sarimukti dan mulai diberlakukannya pembatasan dari jumlah ritase maupun jenis sampah yang hanya residu, maka penyelesaian tumpukan sampah di Kota Bandung baru dapat kembali normal pada Mei 2024," ujarnya.
Adapun untuk mencegah penyakit berkembang saat darurat sampah, Pemkot Bandung juga telah melakukan penyemprotan disinfektan di 70 lokasi TPS dan akan berlanjut di 65 TPS lainnya. Pemkot Bandung juga memberikan alat pelindung diri (APD) kepada petugas di TPS berupa sarung tangan dan hazmat serta multivitamin.
Sejauh ini, ada beberapa langkah strategis yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung. Salah satu upaya itu mendorong normalisasi operasional TPA Sarimukti meliputi pembukaan zona yang aman pascakebakaran sebanyak dua zona, menambah jam operasional menjadi 05.00—18.00 WIB, dan menggunakan truk dengan kapasitas sejenis tronton.

Langkah kedua adalah pengangkutan di TPS yang masih overload dan masih dalam penanganan dengan jumlah sebanyak 95 TPS. Langkah lainnya, antara lain pemanfaatan lahan seluas 1 hektare di Gedebage untuk pembuangan sampah anorganik residu dan pengolahan organik dengan kapasitas 20 ribu m3 setara dengan 7.000 ton sampah.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengusulkan Pemprov Jabar untuk memperpanjang masa darurat sampah. Ia mengatakan, masa darurat sampah akan berakhir pada 24 September.
"Kita lakukan evaluasi sampai dengan habisnya masa darurat itu sampai dengan 24 september. Nah, kita lakukan evaluasi rapat kemudian bagaimana kita menyikapi itu dan kesimpulannya adalah kita mencoba mengusulkan untuk memperpanjang masa kedaruratan," ucap dia, Jumat (22/9/2023).
Selama masa darurat sampah, ia mengatakan, Pemkot Bandung tidak hanya ingin melakukan penanganan sampah dalam jangka pendek, tapi juga menciptakan penanganan jangka menengah dan panjang. "Penanganan jangka pendek, menengah, dan panjang ini menjadi penting sekali karena kita adalah perkotaan, fenomena perkotaan itu untuk urusan sampah sangat spesifik," kata dia.
Bambang mengatakan, apabila penanganan sampah tidak direncanakan sejak awal, situasi darurat sampah akan terulang. Ia mengaku tengah berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Barat mengenai usulan masa perpanjangan darurat sampah.
"Yang pasti bahwa Kota Bandung dengan situasi sampah yang masih belum bisa tertangani kita wajib mengusulkan untuk memperpanjang," kata dia.

Ia menuturkan, program penanganan sampah jangka pendek dan menengah akan dibahas oleh tim satgas. Namun, lebih jauh Bambang mengajak masyarakat harus bersama-sama melakukan penanganan sampah di masa darurat sampah.
Ke depan, ia berharap penanganan sampah bisa berjalan kondusif. Selain itu, ke depan, pengelolaan Kota Bandung diharapkan mendapatkan dukungan dari semua.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.