ILUSTRASI Ahlus sunnah wal jamaah atau Aswaja berpegang teguh pada tuntunan Alquran, Sunnah Nabi SAW, dan contoh para sahabat. | DOK WIKIPEDIA

Kabar Utama

Menjawab Tuduhan Ayat-Ayat Pedang

Sejarah yang melatarbelakangi turunnya ayat ini menunjukkan bahwa pasukan Muslimin ketika itu dalam keadaan hendak diperangi.

Islamofobia masih menjangkiti Eropa. Dalam beberapa kesempatan, berbagai aktivis sayap kanan menganggap Islam merupakan agama yang membenarkan tindak kekerasan. Mereka bahkan menyebut bahwa Alquran berisi ajaran untuk membunuh orang-orang kafir dan musyrik. Para aktivis itu pun melabeli Alquran sebagai ayat-ayat pedang.

Beberapa ayat yang berisi tentang perang membuat masyarakat salah paham. Salah satunya ada pada Alquran surah at-Taubah ayat 29. Kebanyakan di antara mereka memaknai bahwa ayat itu merupakan perintah untuk memerangi para ahli kitab hingga mereka menjadi Muslim.

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (yaitu orang-orang) yang diberikan kepada mereka Alkitab sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk" (QS at-Taubah: 29).

 
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya 
QS AT-TAUBAH: 29
 

Ayat itu tak bisa dilepaskan dari konteks sejarah yang terjadi. Prof Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, ayat tersebut diturunkan setelah Islam tersebar setidaknya pada tahun kesembilan Hijriyah. Setahun sebelumnya, pasukan Muslimin memang sempat bertempur dengan pasukan Romawi pada Perang Mut'ah.

Heraklius merasa kekuatan umat Islam yang mulai terbangun harus digerus agar tidak mengganggu kepentingan Romawi pada masa depan. Dengan strategi yang jitu ala Khalid bin Walid, kaum Muslimin bisa terhindar dari kekalahan. Sebanyak 3.000 pasukan Muslimin berhasil ditarik mundur menghadapi 100 ribu pasukan Heraklius.

photo
Cendekiawan muslim Quraish Shihab menyampaikan paparan pada pembukaan Forum Titik Temu di Jakarta, Rabu (18/9/2019). Forum Titik Temu yang diprakarsai oleh Nurcholish Madjid Society, Jaringan Gusdurian, dan MAARIF Institute For Culture And Humanity tersebut mengangkat tema "Kerja Sama Multikultural untuk Persatuan dan Keadilan". ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras. - (ANTARA FOTO)

Setahun berselang, mereka merasa kaum Muslimin sudah melemah. Romawi pun mengumpulkan pasukan dan bergabung bersama suku-suku Arab yang beragama Kristen dan berada di bawah kekuasaan Romawi. Kaum Muslimin menduga niat buruk mereka. Dari waktu ke waktu, mereka menanti serbuan pasukan Romawi. Mereka kerap mendengar dari para pedagang yang datang dari Syam (Damaskus) bahwa barisan depan pasukan telah sampai ke Balqa—sekarang satu daerah di Yordania.

Dr Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthy, dalam buku Sirah Nabawiyah, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Sa'ad dan lainnya, menyebutkan, yang menyebabkan terjadi peperangan itu adalah adanya berita akan orang-orang Romawi sedang menghimpun kekuatan besar. Mereka didukung orang Arab Nasrani dari suku Lakham, Judzam, dan lainnya yang berada di bawah kekuasaan Romawi. Jumlah total pasukan Romawi ini mencapai 40 ribu orang, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Thabrani dari Ibnu Husain. Rasulullah lantas menyiapkan kaum Muslimin untuk menyambut pasukan itu di daerah Tabuk.

photo
Derna flood survivor Abdul Salam Anwisi holds a copy of the Quran, Muslims holy book, at his damaged home following flooding caused by Mediterranean storm Daniel, in Derna, Libya, Sunday, Sept. 17, 2023. Anwisi said he woke up at one-thirty in the morning to a scream from outside to find his neighbours homes flooded with water. He, his sons, and other neighbours rushed to rescue the stranded families by pulling them from the roof of their house. Thousands of Libyans have lost family members, friends and neighbors in the devastating floods that engulfed the countrys east. - (AP Photo/Yousef Murad)

Akhirnya, turunlah ayat yang memerintahkan agar pasukan Muslimin berperang melawan mereka. Rasulullah SAW mengimbau umatnya untuk bersiap menghadapi Romawi. Lantas, berkumpullah 30 ribu orang pasukan yang siap menuju Tabuk meski banyak juga orang munafik enggan meninggalkan Madinah. Rasulullah SAW bahkan tidak merahasiakan tujuan kali ini. Secara tegas, Nabi SAW mengatakan akan menghadapi Romawi dengan jarak perjalanan cukup panjang dan udara yang panas.

Pasukan Muslimin pun meneruskan perjalanan hingga ke Tabuk. Keberanian pasukan Muhammad menghadapi ganasnya alam sampai di telinga pihak Romawi. Pasukan Romawi yang sudah beranjak ke perbatasan pun menarik diri. Mereka berada dalam ketakutan. Di Tabuk, Nabi SAW melakukan perjanjian dengan seorang Amir di perbatasan bernama Yohanna ibn Ru'ba yang notabene seorang Nasrani.

 
Atas nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Surat ini adalah perjanjian keamanan atas nama Tuhan dari Muhammad, Nabi utusan Allah kepada Yohanna ibn Ru'ba serta penduduk Aila
 
 

Berikut isi perjanjian yang dikutip dari Sirah Nabawiyah karangan Muhammad Husain Haikal. "Atas nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Surat ini adalah perjanjian keamanan atas nama Tuhan dari Muhammad, Nabi utusan Allah kepada Yohanna ibn Ru'ba serta penduduk Aila, atas kapal-kapal dan kendaraan-kendaraan dalam perjalanan mereka di darat dan laut.

Mereka berada dalam jaminan Allah dan Muhammad, termasuk mereka penduduk Syam, penduduk Yaman dan penduduk pantai laut. Barang siapa melakukan suatu pelanggaran maka selain dirinya, hartanya itu tidak akan melindunginya dan Muhammad dibenarkan mengambil itu dari mereka. Mereka tidak boleh dirintangi dari air yang dikehendaki atau jalan yang akan ditempuhnya di darat atau di laut."

photo
Pembakaran Alquran - (Republika)

Cendekiawan Muslim asal Kanada, Prof Jamal Badawi, menjelaskan, konteks sejarah yang melatarbelakangi turunnya ayat tersebut menunjukkan bahwa pasukan Muslimin ketika itu dalam keadaan hendak diperangi. Terlebih, utusan Nabi SAW yang membawa pesan kepada Heraklius pun dibunuh. Ayat yang memerintahkan untuk memerangi para ahli kitab (yang dimaksudkan Romawi) ini pun turun untuk menyemangati moral pasukan Muslimin.

Perjanjian damai antara Yohanna ibn Ru'ba dan pasukan Muhammad SAW juga membuktikan jika Islam tetap mengutamakan perdamaian jika tak ada musuh yang mengancam. Ini membuktikan bahwa perintah perang bukan diperuntukkan pada masa damai. Di dalam surah at-Taubah ayat 6, Allah SWT pun secara gamblang memerintahkan kepada Muslim agar melindungi orang-orang musyrik yang meminta perlindungan ke tempat aman agar sempat mendengar firman-Nya. "Dan jika salah seorang kaum musyirikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya" (QS at-Taubah [9]: 6).

Dalam surah lainnya, Allah SWT bahkan menegaskan tidak ada paksaan dalam beragama. Salah satu fondasi utama agar umat Islam menghormati keyakinan beragama orang lain ada pada surah al-Baqarah ayat 256. "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan, ayat ini turun ketika adanya salah satu sahabat ansar yang mendatangi Rasulullah SAW. Dia meminta izin kepada anaknya yang beragama Nasrani agar dipaksa untuk menjadi seorang Muslim. Rasulullah pun mengungkapkan ayat tersebut saat menolak permintaan sahabat dari kaum ansar.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kisah Takfiri di Zaman Rasulullah

Muhallim bin Juttsamah langsung menebas orang yang dianggapnya non-Muslim itu.

SELENGKAPNYA

Johanis Tanak Lolos Sanksi, Putusan Dewas KPK Dipertanyakan

Dewas KPK memutuskan Johanis Tanak tidak terbukti melanggar kode etik dan pedoman perilaku.

SELENGKAPNYA

Tak Hanya Buku, Ada Deretan Hal Menarik Lain di IBF 2023

SELENGKAPNYA