ILUSTRASI Islam mengajarkan agar kita menghormati orang lanjut usia. | DOK Maxpixel

Kisah

Ketika Rukuk Nabi Ditahan Malaikat

Nabi Muhammad SAW saat mengimami shalat hendak bangkit dari rukuk, tetapi beliau ditahan rukuknya itu oleh malaikat Jibril.

Kisah ini dinukil dari kitab Usfuriyah, sebuah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar. Pada suatu ketika sesudah azan subuh berkumandang, Ali bin Abi Thalib bergegas ke masjid. Seperti kaum Muslimin umumnya, sang sahabat Nabi Muhammad SAW hendak menghadiri shalat subuh yang diimami Rasulullah SAW.

Maka berangkatlah ia menuju masjid. Di tengah perjalanan, tiba-tiba sepupu Rasulullah SAW itu melihat seorang kakek berjalan dengan sangat pelan. Begitu perlahannya sang lansia melangkahkan kaki. Maklum, tubuh rentang orang tua itu tidak memungkinkannya untuk cepat-cepat bergerak.

Ali tentunya mengetahui, bersegera ke masjid untuk mengikuti shalat berjamaah adalah keutamaan. Namun, ia tidak mau mendahului kakek di hadapannya. Hal itu dilakukannya dengan pertimbangan menjaga sopan santun terhadap orang tua.

Maka berjalanlah Ali di belakang kakek tersebut. Sedemikian rupa sehingga lansia itu tidak merasa bahwa dirinya sedang “menghalangi” jalan sang karamallahu wajhah ke masjid. Karena begitu pelannya langkah kaki sang kakek, waktu yang diperlukan Ali untuk tiba ke masjid menjadi lebih lama dari biasanya.

Yang cukup membuat Ali terkejut, ternyata kakek itu berbelok dari arah masjid. Di persimpangan jalan, orang tua itu memilih ke kanan. Saat menyadari ada orang di belakangnya, kakek tersebut mengenali wajah Ali. Kepadanya, ia menyampaikan bahwa dirinya adalah seorang Nasrani sehingga tidak ada urusannya dengan masjid pada subuh itu.

Setelah berpisah dengan orang tua itu, Ali mempercepat langkahnya menuju masjid. Beruntung, suami Fathimah az-Zahra itu mendapati Rasulullah SAW masih dalam keadaan rukuk. Ia pun segera ikut dalam jamaah untuk memperoleh rakaat pertama subuh.

Sesudah shalat, para sahabat bertanya kepada Nabi SAW, mengapa beliau melakukan rukuk lebih lama daripada biasanya. Kira-kira, durasi rukuknya setara dua kali rukuk.

“Wahai Rasulullah, engkau menambah durasi rukuk. Mengapa demikian, sementara hal itu belum pernah engkau lakukan sebelumnya?” tanya seorang jamaah.

“Saat rukuk tadi,” jawab Nabi SAW, “aku melakukannya dengan biasa, termasuk membaca wirid subhaana Rabbiyal ‘azhim. Tiba-tiba, saat aku hendak bangun, Malaikat Jibril datang dan meletakkan sayapnya di atas punggungku. Barulah sesudah sayapnya diangkat, aku bisa bangun dan meneruskan gerakan shalat.”

“Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” tanya sahabat.

“Aku pun tidak bertanya kepada Jibril,” kata Nabi SAW.

Sejurus kemudian, beliau menerima perkataan dari Jibril. Kepada beliau, sang malaikat memberi tahu bahwa rukuknya pada subuh tadi ditahan atas perintah Allah SWT.

photo
ILUSTRASI Ali bin Abi Thalib merupakan seorang sahabat Nabi SAW yang dikenal sangat cerdas dan bijaksana. - (DOK WIKIPEDIA)

“Allah mengutusku untuk menahan rukukmu tadi sehingga Ali dapat mengikuti shalat subuh,” ujar Jibril.

Pemimpin para malaikat itu juga menyampaikan, Mikail ternyata juga diperintahkan-Nya, yakni untuk menahan matahari sejenak. Hal itu supaya Ali tidak ketinggalan shalat subuh berjamaah bersama Rasulullah SAW lantaran memperlambat langkah kakinya ke masjid. Mendengar itu, Ali membenarkan keadaan dirinya itu. Ia juga mengatakan, kakek yang sempat dijumpainya di jalan adalah seorang non-Muslim.

“Ali telah menghormati seorang tua walaupun lansia itu beragama Nasrani,” ujar Nabi SAW kepada para sahabat.

Dalam pandangan Rasulullah SAW, Ali telah berlaku benar karena menghormati orang yang lebih tua. Sepupunya itu tidak mau mendahului sang lansia sehingga tidak menyakiti hatinya, yang mungkin merasa jalannya telah menghambat orang muda. Sikap Ali itu dibalas Allah Ta’ala, yang mengutus para malaikat agar memperlama shalat Nabi SAW.

Mengomentari kisah ini, Syekh Muhammad bin Abu Bakar berkata, keterangan Rasulullah SAW itu menunjukkan bahwa Islam mengajarkan pentingnya bersikap hormat pada orang tua. “Semua ini mengindikasikan perlunya menghormati seorang tua renta meskipun ia berbeda agama (dalam kisah di atas: Nasrani),” jelas Syekh Muhammad (Kitab Ushfuriyah, halaman 23).

Maka, penghormatan kepada kedua orang tua kandung pun tidak kurang pentingnya. Dalam banyak ayat Alquran, ditegaskan bahwa seorang anak mesti berbakti kepada ayah dan--terutama--bundanya. Bahkan, bakti itu tetap harus ditunjukkan sekalipun bapak atau ibu berlainan agama dengan anaknya yang Muslim.

 
Bahkan, bakti itu tetap harus ditunjukkan sekalipun bapak atau ibu berlainan agama.

"Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk menyekutukan Aku (Allah) dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS Luqman: 15).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Belajar dari Sikap Zuhud Abu Darda

Abu Darda meniru sifat zuhud yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

SELENGKAPNYA

Dua Pertanyaan Titipan untuk Nabi Musa

Seorang musafir muda menjumpai dua sosok berbeda yang menitipkan pertanyaan padanya.

SELENGKAPNYA

Kini Demokrat Menarasikan Kesinambungan di Koalisi Prabowo

Partai Demokrat secara resmi menyatakan dukungan untuk Prabowo Subianto.

SELENGKAPNYA