Pekerja menyemprotkan desinfektan di Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Senin (24/2). | YONHAP/EPA

Kabar Utama

Xi: Korona Jadi Darurat Terparah Cina

Kuwait dan Bahrain mengonfirmasi kasus infeksi korona untuk pertama kali.

 

 

BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, wabah virus korona atau Covid-19 merupakan darurat kesehatan publik terbesar yang dihadapi sejak negaranya berdiri pada 1949. Meskipun kasus infeksi telah menunjukkan tren positif, fase kritis belum terlampaui. 

Hingga berita ini ditulis pada Senin (24/2), jumlah warga Cina yang meninggal akibat Covid-19 telah mencapai 2.594 orang. Masih terdapat sekitar 77 ribu warga yang terinfeksi dan menjalani perawatan.

"Situasi epidemi masih parah dan kompleks. Pekerjaan pencegahan dan pengendalian berada pada tahap paling sulit serta kritis," ujar Xi pada Ahad (23/2), dikutip laman Straits Times.

Dia mengungkapkan, wabah Covid-19 memiliki transmisi yang cepat. Jangkauannya pun luas. Hal itu menyebabkan virus tersebut sulit dicegah dan dikendalikan.

 
Ini krisis bagi kami dan ini adalah ujian besar
Presiden Cina, Xi Jinping
 

Xi menegaskan, saat ini tak ada ruang untuk kelelahan dan mentalitas santai bagi para pejabat Cina. Upaya penanganan dan perlawanan terhadap wabah harus terus dilakukan. Xi tak menampik bahwa wabah Covid-19 akan memiliki dampak besar pada perekonomian dan masyarakat. Namun, ia yakin efeknya hanya jangka pendek atau tidak akan berlangsung dalam periode waktu yang lama. 

Korona untuk pertama kalinya terkonfirmasi menyerang Kuwait dan Bahrain. Mereka menyatakan warganya terinfeksi korona setelah tiba dari Iran. Kementerian Kesehatan Bahrain menyatakan, seorang warganya baru saja tiba dari Iran dan menunjukkan gejala terjangkit virus korona. Hal tersebut juga telah dilaporkan oleh otoritas kesehatan Bahrain pada Senin. Kementerian Kesehatan Bahrain mengatakan, pasien tersebut dipindahkan ke Pusat Media Ebrahim Khalil Kanoo untuk pengujian, perawatan lebih lanjut, termasuk isolasi di bawah pengawasan tim medis khusus. 

 "Kementerian melakukan tindakan medis lebih lanjut yang diperlukan untuk memantau semua individu yang telah melakukan kontak dengan pasien dan merujuk mereka untuk diisolasi,” tulis Kementerian Kesehatan Bahrain.  

Sementara itu, jumlah korban korona di Iran masih simpang siur. Seorang anggota parlemen asal Kota Qom, yaitu Ahmad Amirabadi Farahani, yang dikutip pada Senin menyatakan jumlah korban tewas telah mencapai 50 orang. Namun, Kementerian Kesehatan Iran tetap bertahan pada pernyataannya bahwa jumlah korban tewas akibat korona sebanyak 12 orang dan jumlah orang terinfeksi sebanyak 61 orang.

Tunda tahun ajaran baru

Pemerintah Korea Selatan (Korsel) akan menunda tahun ajaran baru 2020 yang dijadwalkan dimulai 9 Maret. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus korona yang saat ini telah mencapai lebih dari 600 kasus. 

Pada Ahad, Korsel mengumumkan bahwa negara mereka dalam siaga merah atau status darurat tertinggi setelah tewasnya lima orang akibat korona. Kurang dari satu pekan jumlah kasus di Korsel bertambah dari 31 menjadi 763 kasus, termasuk tujuh pasien meninggal dunia. Wabah itu berpusat di Daegu dan Cheongdo.

"Untuk mencegah penyebaran infeksi dan untuk keselamatan siswa serta fakultas sekolah, Kementerian Pendidikan akan menunda hari pertama tahun ajaran 2020 di taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar, menengah, dan atas di seluruh negeri dalam sepekan," kata Menteri Pendidikan Korsel Yoo Eun-hae dalam sebuah konferensi pers pada Ahad (23/2), dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap

Penundaan ini merupakan pertama kalinya Korsel menunda tahun ajaran baru untuk TK hingga sekolah menengah atas di seluruh wilayahnya. Padahal, saat MERS mewabah pada 2015 lalu, masa sekolah hanya disesuaikan di daerah tertentu di negara tersebut. 

Pemerintah Korsel juga telah menyarankan universitas-universitas lokal di sana menunda tahun ajaran baru selama empat pekan. Mahasiswa asing, terutama asal Cina, yang belum memesan tiket untuk  kembali ke Korsel pascaliburan disarankan mengambil cuti semester. Sebanyak 70 ribu mahasiswa asal Cina dilaporkan berkuliah di Korsel. Hingga akhir Maret mendatang, Korsel memperkirakan akan ada 19 ribu mahasiswa Cina yang akan tiba di negara tersebut. Sekitar 10 ribu di antaranya datang pekan ini. n reuters/ap ed: yeyen rostiyani

Lacak Korona Pakai Internet

Perusahaan perangkat lunak Korea Selatan (Korsel) membangun situs dan aplikasi untuk membantu masyarakat melacak kasus dan menghindari tempat orang yang terinfeksi virus korona. Teknologi ini diharapkan dapat menahan penyebaran virus tersebut. 

  Pemerintah Korsel dikritik saat mengatasi wabah penyakit sebelumnya. Kini mereka merilis informasi detail kasus-kasus yang terkonfirmasi, termasuk usia, gender, dan rutinitas orang-orang yang terinfeksi sebelum mereka dikarantina.

Identitas pasien tidak dipublikasikan, tetapi informasi tersebut cukup untuk pengembang situs dan aplikasi. Situs ini juga membangun peta yang detail untuk melacak pergerakan pasien. 

"Kami mengalami kritik keras dari publik setelah infeksi massal yang terjadi selama wabah MERS lima tahun yang lalu karena kami tidak memublikasikan ke mana saja pasien pergi," kata pejabat kesehatan yang menolak namanya disebutkan, Senin (24/2). 

Sebuah tombol di situs yang bernama Coronamap.live dilabeli "melihat apakah saya aman". Tombol tersebut menunjukkan kepada pengguna apakah ada kasus virus korona di lingkungan mereka. 

Banyak warga Korsel yang sudah mengunjungi situs tersebut. Beberapa orang mengatakan, kekhawatiran terinfeksi dan muncul di situs daring membuat mereka makin takut untuk keluar rumah. 

Salah satu mahasiswa Seo Su-sung menilai situs Coronamap.live sangat berguna. Ia mengatakan, lebih banyak informasi maka makin baik untuk semua orang. 

"Ini membuat masyarakat makin mudah menghindari wilayah yang terkontaminasi sebisa mungkin. Kalau tidak, saya tidak hanya dapat mencelakakan diri saya sendiri, tetapi juga orang lain," kata Seo. 

Mahasiswa jurusan ilmu komputer Ryan Jun-seo Hong ikut membangun situs Coronamap.live sambil menunggu masa wajib militernya dimulai. Laki-laki berusia 19 tahun itu mengatakan, setiap hari ada 300 ribu orang yang mengunjungi situs tersebut. Namun, karena jumlah kasus yang terkonfirmasi terus bertambah setiap harinya, proses pemetaan makin sulit dilakukan. 

"Saat ini menambah lebih dari 600 tempat," kata sebuah pesan di Coronamap.live yang menyediakan bahasa Korea, Cina, dan Inggris. n 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat