Sarena Dzamija atau Masjid Sarena di Makedonia Utara. Tempat ibadah ini berdiri sejak abad ke-15 | DOK WIKIPEDIA

Arsitektur

Pesona dan Sejarah Masjid Sarena

Sarena Dzamija atau Masjid Sarena merupakan salah satu legasi sejarah Turki Utsmaniyah di Makedonia Utara.

Syiar Islam mulai memasuki wilayah Republik Makedonia Utara terutama pada zaman Turki Utsmaniyah. Sejak abad ke-15, negeri yang tidak memiliki batas laut (landlocked) itu jatuh ke tangan Kekhalifahan. Selama 500 tahun, Istanbul memerintah wilayah di Balkan tersebut, yang pada masanya termasuk dalam Provinsi Eyalet Rumelia. Kekuasaan daulah Muslim di sana berakhir sejak kekalahan Turki dalam Perang Balkan tahun 1913.

Berlatar demografis dan sejarah demikian, Makedonia Utara merupakan salah satu negara di Benua Eropa dengan jumlah masjid yang cukup signifikan. Ada sekitar 600 tempat ibadah Islam di sana. Dari jumlah tersebut, tidak sedikit yang menjadi destinasi wisata karena pesona keindahan yang ditawarkannya.

Salah satunya adalah Masjid Sarena atau Sarena Dzamija—dalam bahasa setempat. Kompleks tempat ibadah ini terletak di Tetovo, sebuah kota di kaki Pegunungan Sar. Lokasinya tidak jauh dari tepi Sungai Pena yang membelah dua kota tersebut.

photo
Peta negara Makedonia Utara - (dok wikipedia)

Masjid Sarena dibangun pada tahun 1438 M. Arsitek yang merancangnya pertama kali adalah seorang Turki yang bernama Isak Bey. Pada masa itu, kekuasaan Daulah Utsmaniyah di Macedonia sudah mulai kokoh.

Budaya saat itu adalah, keberadaan masjid ditunjang utamanya secara finansial oleh kalangan bangsawan. Mereka biasanya bergelar bey atau pasha. Bagaimanapun, Sarena Dzamija terbilang unik. Tidak seperti kebanyakan masjid di Balkan pada era Utsmaniyah, pembangunan tempat ibadah itu ditaja oleh dua wanita bersaudara, Hurside dan Mensure. Mereka adalah kakak beradik yang cukup kaya di Kota Tetovo.

Keduanya mewakafkan harta mahar mereka untuk mewujudkan pendirian Masjid Sarena. Selama ratusan tahun, hasil wakaf itu dirasakan manfaatnya oleh kaum Muslimin, dari generasi ke generasi. Akan tetapi, bangunan ini terus tergerus oleh terpaan waktu.

Pada paruh kedua abad ke-19 M, seorang Muslim pencinta seni jatuh hati pada keasrian Kota Tetovo. Abdurrahman Pasha, demikian namanya, lantas melihat kondisi Masjid Sarena yang mulai lapuk. Terlebih lagi, bangunan yang biasa dipakai umat Islam lokal itu sempat dihantam gempa bumi sebelumnya. Pada tahun 1833 M, Abdurrahman menyokong pemugaran besar-besaran atas tempat ibadah tersebut.

photo
Sisi salah satu dinding luar Masjid Sarena, Makedonia Utara. Secara harfiah, nama masjid tersebut berarti terdekorasi atau terlukis. - (DOK WIKIPEDIA)

Setelah direnovasi, bentuk Sarena Dzamija menjadi lebih menawan hati. Tidak hanya masjid itu, Abdurrahman Pasha juga membenahi kompleks makam almarhumah Hurside dan Mensure, yang terletak tidak jauh dari sana. Untuk mengenang jasa kurator seni tersebut, penduduk setempat menamakan masjid ini sebagai Masjid Pasha.

Akan tetapi, namanya yang lebih populer hingga saat ini adalah Sarena. Dalam bahasa lokal, itu berarti ‘yang didekorasi’ atau ‘yang dilukis.’ Secara sederhana, masjid ini disepadankan dengan kanvas tempat lukisan ditampilkan. Penamaan itu bukan tanpa alasan.
Sebab, penampilan Masjid Sarena memang tampak mencolok terutama berkat dekorasinya, baik di permukaan dinding, pinggiran jendela, menara, maupun pucuk pilar-pilarnya. Semua itu bagaikan sejumlah set lukisan yang memamerkan estetika khas Macedonia.

Sesudah dipugar Abdurrahman Pasha, ada beberapa dekorasi tambahan. Misalnya, ilustrasi gambar Ka’bah di salah satu sisi dinding. Menurut takmir Masjid Sarena, seperti diwartakan Anadolu Agency, penggambaran kiblat umat Islam untuk dibuat pada 1800-an. Ilustratornya adalah sejumlah seniman yang sebelumnya dibiayai oleh sang dermawan untuk naik haji ke Tanah Suci. Dengan demikian, hasil lukisannya terbit dari sebuah kerinduan yang nyata.

Untuk menjaga tampilan dekorasi di Masjid Sarena, pemerintah kota setempat telah menugaskan tim ahli. Mereka merawat vitalitas ornamen di sana dengan menggunakan puluhan ribu telur sebagai pelapis selama renovasi masjid tersebut. Dengan begitu, karya tersebut dapat lebih bertahan.

photo
Pemugaran Masjid Sarena menggunakan antara lain puluhan ribu telur sebagai pelapis permukaan dinding. Kini, tempat ibadah itu menjadi salah satu kebanggaan Muslimin Makedonia - (DOK WIKIPEDIA)

Masjid Sarena dibangun dengan denah bujur sangkar. Bangunan utamanya memiliki narthex atau area masuk yang terbuka pada tiga sisi. Salah satunya ditutupi oleh bagian mahfil, platform khusus yang ditinggikan di dalam masjid untuk tempat muazin.

Bagian mahfil memiliki tiga balkon yang berbentuk setengah bola. Semuanya menghadap ke ruang shalat di dalam masjid. Adapun struktur Masjid Sarena memiliki atap genteng, yang lebih mirip jenis atap yang digunakan dalam arsitektur rumah klasik pada masa Utsmaniyah.

Keanggunan Sarena Dzamija kian bertambah dengan adanya taman nan asri di sekitarnya. Deretan pepohonan dan air mancur membuat sedap di pandangan mata. Inilah salah satu kebanggaan masyarakat Muslim Makedonia Utara. Bila Anda akan berkunjung ke sana, jangan lupa menikmati suasana syahdu yang ditawarkan masjid ini.

photo
Bagian interior Masjid Sarena penuh oleh gambar hiasan. Tidak mengherankan bila tempat ibadah yang diinisiasi dua kakak beradik ini diibaratkan sebagai kanvas lukisan. - (DOK WIKIPEDIA)

Menggugat Klaim Keberadaan Gen LGBT

Kejadian homoseksualitas pada manusia dan hewan masih menjadi teka-teki biologis yang signifikan.

SELENGKAPNYA

Ada yang Pura-Pura tidak Tahu NU Jaga Jarak dengan Politik

NU tidak akan pernah jauh-jauh dari Jokowi.

SELENGKAPNYA

Istithaah Kesehatan dalam Berhaji

Menurut ijtima, pelaksanaan haji seseorang dapat ditunda jika menderita penyakit tertentu yang berbahaya, tetapi berpe luang sembuh.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya