Roket pendorong Soyuz 2.1a dengan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-24 terlihat selama pemasangan di landasan peluncuran di Kosmodrom Baikonur, di Baikonur, Kazakhstan, 12 September 2023. | EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV

Inovasi

Berbagi Tugas dengan Humanoid dalam Misi Jelajah Semesta

NASA telah bekerja sama dengan sebuah perusahaan robotika kecil di Texas, Amerika Serikat (AS), untuk melanjutkan kerja puluhan tahun badan antariksa tersebut dalam mengembangkan robot humanoid. Dalam waktu dekat, robot semacam itu mungkin akan dikirim ke orbit, bahkan planet lain, untuk membantu pekerjaan para astronaut. 

Dilansir Space, Senin (18/9/2023), Apptronik, Inc yang berbasis di Texas telah lama berkolaborasi dengan NASA di bawah program kontrak Penelitian Inovasi Bisnis Kecil (SBIR) untuk mengasah kemampuan Apollo. Apollo adalah robot humanoid yang dikembangkan perusahaan untuk menangani tugas-tugas terestrial, seperti logistik, manufaktur, dan bantuan perawatan kesehatan di rumah. 

Sementara, NASA sangat tertarik untuk mengadaptasi Apollo dan robot serupa, untuk menjadi asisten astronaut yang tinggal dan bekerja di orbit, juga di bulan dan bahkan Mars. Mereka bahkan mungkin suatu hari nanti berfungsi sebagai “avatar” yang dikendalikan dari jarak jauh di dunia lain untuk dipiloti oleh operator manusia di Bumi. 

 

Apptronik memberikan penekanan khusus pada modularitas desain Apollo, khususnya kemampuan adaptasinya untuk tugas logistik. Dengan tinggi 172,72 sentimeter dan berat 73 kilogram, Apptronik mengatakan di situs webnya bahwa Apollo akan memiliki waktu pengoperasian sekitar empat jam per paket baterai dan kapasitas muatan 25 kilogram. 

Dengan demikian, meskipun pasar utamanya saat ini adalah lebih banyak pelanggan yang terkait dengan bumi, yaitu operasi ritel, pergudangan, dan manufaktur, minat NASA seharusnya tidak mengejutkan. Fleksibilitas yang dijanjikan Apollo berarti bahwa ia harus memiliki kemampuan pemrograman ulang dan penyesuaian fisik pada tingkat tertentu.

Kemampuan ini sudah memiliki berbagai tingkat ketangkasan, fungsi otonom dan berbagai alat yang dapat dilengkapi. Tetapi, lebih banyak fungsi kemungkinan akan berkembang seiring dengan kemajuan pengembangan. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, NASA telah meminjamkan keahliannya selama puluhan tahun di bidang robotika untuk membantu pengembangan Apollo di berbagai bidang. Di antaranya, mobilitas robot dan prinsip desain perangkat lunak untuk interaksi manusia-robot yang aman. 

Kepala Tim Robotika di Johnson Space Center NASA, Shaun Azimi, mengatakan, dalam sebuah pernyataan NASA, dengan menerapkan keahlian NASA dalam robot bergerak yang aman bagi manusia pada proyek-proyek komersial, bersama-sama kita dapat memacu inovasi di bidang penting ini. 

“Kami bangga melihat upaya kami menghasilkan teknologi robotika yang akan bermanfaat bagi perekonomian Amerika dan membantu manusia bekerja dengan aman dan produktif di Bumi dan berpotensi dalam eksplorasi ruang angkasa,” ujar Azimi. 

Tidak sulit untuk melihat bagaimana menurunkan muatan ke Bulan dengan menggunakan robot daripada manusia. Strategi ini juga akan menjadi operasi yang jauh lebih aman dan efisien untuk pendaratan berawak di bulan atau Mars.

Mengingat lingkungan yang sulit di kedua dunia, robot hampir pasti harus menjadi bagian integral dari misi manapun jika ingin berhasil dalam jangka panjang. Robot dalam bentuk pendarat, penjelajah, bahkan drone udara untuk tujuan khusus sudah beroperasi di dunia lain, tapi robot dengan tujuan umum adalah masalah yang sama sekali berbeda.

Robot-robot tersebut akan mampu menangani tugas-tugas yang membosankan atau berbahaya di permukaan Bulan atau Mars dengan jauh lebih mudah dan aman dibandingkan manusia. Program ini pada prinsipnya harus dapat diprogram ulang sesuai kebutuhan untuk melaksanakan tugas baru kapan pun diperlukan, bahkan hal-hal yang tidak terpikirkan oleh para perancang ketika mereka membangunnya. 

Memiliki robot seperti itu untuk penjelajah manusia akan memungkinkan astronaut dan operasi berbasis Bumi untuk menekankan pencarian ilmiah dan tugas lain yang lebih penting dibanding hal-hal seperti membangun tempat berlindung atau menggali sampel batuan. 

Tak hanya di luar angkasa, robot-robot ini dapat membantu dalam mengoperasikan dan memelihara fasilitas penambangan dan manufaktur di dunia lain yang dapat memproses sumber daya asli di lokasi. Langkah ini bisa menjadi sebuah pengaturan yang secara signifikan akan mengurangi biaya pemeliharaan misi-misi ini untuk NASA. Lagi pula, akan jauh lebih murah dan praktis untuk membangun habitat manusia dari beton yang terbuat dari regolit Bulan dibandingkan mengirimkannya dari Bumi.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

India Mendarat Mulus di Bulan

India jadi negara pertama yang berhasil mendarat di kutub selatan bulan.

SELENGKAPNYA

Misi Rusia ke Bulan Kandas

Luna-25 kehilangan komunikasi dan jatuh menabrak permukaan bulan.

SELENGKAPNYA

Berlomba-lomba mencari Air di Bulan

Pendaratan ke kutub selatan jadi ambisi terkini kekuatan antariksa dunia.

SELENGKAPNYA

Misi Rusia, Luna-25, Sampai di Orbit Bulan

Misi Rusia bisa jadi yang pertama mencapai kutub selatan bulan.

SELENGKAPNYA