
Dunia Islam
Perang Saudara Penyebab 'Hilangnya' Islam di Spanyol
Granada, sebagai daulah Islam terakhir di Andalusia, mengalami perang saudara sebelum direbut aliansi Kristen.
Sejak tahun 1230 M, Granada merupakan sebuah taifa atau semacam negara-kota yang independen di Andalusia. Perintisnya ialah Abu Abdullah Muhammad bin Yusuf bin Nashr. Dialah yang kemudian mengawali trah Bani Nashr sebagai dinasti penguasa Granada.
Di puncak masa kekuasaannya, Abu Abdullah Muhammad bukan hanya sukses menguasai Granada, tetapi juga Jaen, Almeira, Malaga, dan Valencia. Ia juga keras dalam memadamkan pelbagai pemberontakan dalam negeri. Namanya juga membuat gentar negeri-negeri jiran Kristen, semisal Kastilla.
Muhammad wafat dalam usia 78 tahun. Beberapa penerusnya masih dapat diandalkan untuk mempertahankan Granada dari serangan eksternal maupun perpecahan internal. Namun, keadaan tidak selalu seperti yang diharapkan.
Memasuki paruh kedua abad ke-15 M, denting tanda bahaya mulai berbunyi. Kala itu, para bangsawan Bani Nashr terlibat persaingan keras. Mereka bahkan tidak malu-malu lagi untuk berebut kuasa atau mempertahankan kedudukan dengan segala macam cara.
Memasuki paruh kedua abad ke-15 M, denting tanda bahaya mulai berbunyi.
Konflik selalu mengemuka begitu seorang raja mangkat. Anak-anaknya lantas saling berkonflik untuk mengeklaim takhta. Dampaknya, rasa persatuan di tengah masyarakat Granada kian melemah atau bahkan hilang sama sekali.
Saat Amir Ali Abi al-Hasan (wafat 1485 M) memimpin, terasa benar bahwa Granada kian mengalami kemunduran. Kas negara di ambang kebangkrutan. Sebab, sang pemimpin lebih gemar hidup berfoya-foya daripada memerhatikan kesejahteraan rakyat. Ia juga mengabaikan keperluan militer sehingga pertahanan kerajaan kian rapuh, dari sisi internal maupun eksternal.
Seakan tidak cukup dengan keadaan koruptif demikian, perang saudara kemudian terjadi. Yang paling keras adalah perselisihan antara faksi yang pro-Abu Abdullah Muhammad XII dan Muhammad al-Zagal.
Muhammad XII, yang disebut lidah orang-orang Eropa sebagai Boabdil, merupakan putra Amir Ali Abi al-Hasan. Sementara itu, al-Zagal adalah saudara kandung Amir Ali Abi al-Hasan. Maka, ini sesungguhnya merupakan konflik antara keponakan dan paman.
Dahulu, dalam sebuah misi militer Amir Ali Abi al-Hasan bersama dengan al-Zagal sukses mengusir pasukan raja Ferdinand II. Bukannya turut senang, Muhammad XII justru dengki melihat kemenangan tersebut. Ia juga khawatir, nama keduanya semakin populer di tengah rakyat.
Ketika akhirnya al-Zagal mengeklaim takhta sesudah kematian Amir Ali Abi al-Hasan, kebencian Muhammad XII tak lagi terbendung. Sang keponakan lantas melancarkan serangan ke istana Granada. Demi memuluskan ambisinya, ia bahkan sudi bekerja sama dengan koalisi kerajaan-kerajaan Kristen.
Bukan main gembiranya raja Ferdinand II. Terlebih lagi, raja Kristen itu telah sepakat dengan ratu Isabella dari Kastilla. Keduanya lantas menggabungkan kekuatan militer masing-masing. Tujuannya meneguhkan koalisi Salibis demi mengusir daulah Islam dari Hispania untuk selama-lamanya.
Muhammad XII menerima bantuan pasukan Kristen. Untuk itu, bangsawan Bani Nashr ini telah berjanji kepada Ferdinand dan Isabella untuk menyerahkan kedaulatan Granada apabila al-Zagal lengser dari kursi kekuasaan. Inilah awal dari perang saudara yang mengakhiri riwayat ratusan tahun Andalusia di Iberia.

Strategi adu domba berhasil. Al-Zagal tewas di tangan Yahya, seorang pengkhianat dari kalangan Nashr. Belakangan, Yahya murtad dari Islam dan mendapatkan suaka politik di Sevilla. Sebelum ke tempat persembunyiannya, pembunuh tersebut memuluskan penyerahan Lembah Aash yang sebelumnya dikuasai al-Zagal kepada Ferdinand dan Isabella.
Pada 1491, koalisi Aragon-Kastilla mulai menunjukkan tajinya. Tidak kurang dari 50 ribu pasukan Salibis diterjunkan untuk meruntuhkan tembok-tembok Kota Granada. Berbulan-bulan lamanya masyarakat Muslim setempat dirundung ketakutan. Sementara itu, Muhammad XII hanya sejenak menikmati pelampiasan dendamnya terhadap pamannya sendiri. Ia pada akhirnya ikut terseret dalam situasi yang sangat merugikannya.
Di ujung tahun 1491, ratusan ribu prajurit Muslim gugur saat mempertahankan benteng. Tepat pada 2 Januari 1492, Muhammad XII akhirnya mengibarkan bendera putih. Raja terakhir Bani Nashr itu menyerah kepada Aragon-Kastilla. Tuntaslah riwayat taifa Granada. Dengan demikian, berakhir pula kisah daulah Islam Andalusia di barat Benua Biru.
Kepingan Daulah Islam Terakhir di Andalusia
Runtuhnya Taifa Granada membuka jalan bagi meletusnya peristiwa Reconquista.
SELENGKAPNYAMempersiapkan Jakarta Jelang Lepas Status Ibu Kota
Ibu Kota Negara akan berpindah dari Jakarta ke Kalimantan.
SELENGKAPNYANU tak Mau Jauh dari Jokowi
Hubungan Jokowi dengan NU selama ini berjalan hangat dan bersahabat.
SELENGKAPNYA