Sejumlah warga menanti penampakan fenomena hujan meteor perseid di Nagari Sumpu, Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (13/8/2023). | ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Sains

Viral Video Meteor, Asli atau Hoaks?

Kebanyakan meteoroid terbakar saat menabrak atmosfer.

Oleh BAYU ADJI P, M FAUZI RIDWAN

GARUT -- Sebuah video yang menunjukkan benda yang diduga meteor melintas di wilayah Kabupaten Garut, menjadi viral pada Jumat (14/9/2023). Aslikah video tersebut?  

Dalam video berdurasi 15 detik itu, terlihat sebuah benda bercahaya melintas di langit pada malam hari. Terdengar beberapa suara dalam video yang mempertanyakan benda tersebut. Tak lama, cahaya di benda yang melintas itu pun meredup dan tak lagi terlihat. 

Berdasarkan penelusuran Republika, video itu direkam oleh Ahmad Fauzan (19 tahun), warga Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Video itu diambil pada Kamis sekitar pukul 23.15 WIB. 

"Lihat di HP pas video itu pukul 23.15 WIB. Posisi itu di halaman Pondok Pesantren As Salam, Nangkelan, Desa Cintaasih, Kecamatan Samarang (Kabupaten Garut)," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (15/9/2023). 

Video benda diduga meteor melintas dilihat dari wilayah Kabupaten Garut, Kamis (14/9/2023) malam. - (Dok. Ahmad Fauzan)  ​

Menurut dia, benda seperti meteor itu melintas dari arah selatan ke arah barat atau utara. Benda itu cukup lama terlihat, tapi yang terekam dalam video hanya beberapa detik. 

"Saya itu baru pulang olahraga, futsal. Ceritanya ngumpul-ngumpul sambil meronda. Ada teman melihat, itu apa? Saya langsung buka kamera, langsung video. Bikin status," ujar Fauzan. 

Ia mengaku sempat kaget melihat benda tersebut. Pasalnya, benda itu mengeluarkan cahaya yang cukup terang. "Sempat kaget. Seperti meteor, bulat dan kayak berapi. Langsung saya update tag ke (akun Instagram) Garut Update dan viral," kata dia. 

Ia menyebutkan, meteor itu tidak jatuh di wilayah Kabupaten Garut. Sebab, dari sejumlah komentar warganet yang dibacanya, benda serupa juga terlihat di wilayah Cirebon, bahkan hingga Jawa Timur. 

photo
Orang-orang menyaksikan hujan meteor Perseid saat mengunjungi Lembah Frigia di Afyonkarahisar, 250 km barat daya Ankara, Ahad (13/8/2023). - (AP Photo/Emrah Gurel)

Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan telah menerima laporan terkait rekaman video berisi objek terang yang melintas di sejumlah wilayah seperti Bandung, Garut dan lainnya. Objek itu disebut juga terlihat di wilayah Yogyakarta dengan cahaya yang tampak lebih terang.

"Bisa disimpulkan itu meteor terang. Mungkin juga ada saksi di wilayah lain antara Bandung sampai Yogyakarta," kata dia.

Apabila tidak didapati laporan meteor tersebut jatuh di darat, diperkirakan objek itu akan jatuh di Samudera Hindia. "Kalau tidak ada laporan jatuh di darat, kemungkinan besar jatuh di Samudera Hindia," kata Thomas.

Bumi dan planet-planet sedianya tak berhenti dihujani bebatuan luar angkasa setiap harinya. Kendati demikian, Bumi dilindungi atmosfer yang membakar sebagian besar bebatuan luar angkasa yang meluncur jatuh dalam kecepatan tinggi itu.

Jika ukurannya lebih kecil dari asteroid, bebatuan luar angkasa ini disebut meteoroid. Ukurannya berkisar dari butiran debu hingga asteroid kecil. 

Ketika meteoroid memasuki atmosfer bumi atau planet lain, seperti Mars dengan kecepatan tinggi dan terbakar, bola api yang terbentuk alias “bintang jatuh” disebut meteor.

Ketika meteoroid yang bergesekan dengan atmosfer itu tak habis terbakar dan berhasil menyentuh tanah, maka ia disebut meteorit.

Pakar astronomi ITB Hakim L Malasan menduga objek cahaya yang melintas di wilayah Garut, Bandung dan Yogyakarta pada Kamis (14/9/2023) malam adalah meteor jenis bolide. Sebab meteoroid tersebut terkikis oleh atmosfer namun tidak meledak di langit.

"Saya menduga setelah melihat beberapa foto yang diambil dan di Instagram itu bolide salah satu meteor yang jatuh tapi tidak menimbulkan ledakan. Kalau ada ledakan fireball," ucap eks Kepala Observatorium Bosscha saat dihubungi, Jumat (15/9/2023).

photo
Foto yang diambil dengan tehnik Slow speed memperlihatkan bintang saat hujan meteor Perseids di atas kastil Holloko, Hungaria, Ahad, (13/8/2023). - (EPA-EFE/Peter Komka)

Untuk mengetahui benda dari meteor yang jatuh, ia mengatakan harus mengecek sisanya atau meteorit. Apakah meteor tersebut berasal dari meteoroid atau sampah antariksa.

Apabila meteor tersebut berasal dari meteoroid maka tidak berbahaya karena  bahan alami. Selain itu batu meteoroid akan terkisis saat melewati atmosfer. "Dia (meteor itu) alami, nggak punya hal-hal yang buruk kecuali (jika) ketimpa," kata dia.

Sedangkan apabila meteor itu adalah sisa dari sampah antariksa maka memiliki bahan radio aktif. Ia menyebut selama Agustus-September sudah terjadi hujan meteor 12 kali. "Hujan meteor terjadi ketika bumi melewati sisa dari debu komet melintas, bagian ekor debu komet masuk ke bumi," kata dia. 

Ia mengatakan masyarakat tidak perlu terganggu dengan peristiwa tersebut. Kecuali dampaknya atau sisanya jatuh di pemukiman. "Mudah-mudahan gak ke pemukiman, ancaman dari ruang angkasa ada," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

India Mendarat Mulus di Bulan

India jadi negara pertama yang berhasil mendarat di kutub selatan bulan.

SELENGKAPNYA

Ada Apa di Kutub Selatan Bulan?

Belum ada negara yang berhasil mendarat di kutub selatan Bulan.

SELENGKAPNYA

Misi Rusia ke Bulan Kandas

Luna-25 kehilangan komunikasi dan jatuh menabrak permukaan bulan.

SELENGKAPNYA