wanita menangis saat mereka berduka atas para korban gempa bumi di Moulay Brahim di provinsi Al Haouz, Maroko, Ahad, (10/9/2023). | Fernando Sanchez/Europa Press via AP

Khazanah

Ramai-Ramai Bantu Korban Bencana Maroko

Para dermawan dan pelaku usaha diharapkan berpartisipasi untuk membantu korban bencana di Maroko

Oleh RATNA AJENG TEDJOMUKTI

JAKARTA -- Gempa dahsyat yang terjadi 8 September 2023 di Maroko berguncang hebat. Kekuatannya terdeteksi oleh United States Geological Survey (USGS) atau Badan Survei Geologi AS sebesar magnitudo 6,8 SR.

Dalam hitungan jam, korban jiwa gempa Maroko yang tadinya hanya hitungan jari bertambah hingga mencapai 2.862 jiwa. Lembaga filantropi Tanah Air pun menyiapkan aksi untuk membantu para korban di Maroko. 

photo
Seorang wanita melewati bangunan yang rusak akibat gempa bumi susulan di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, (10/9/2023). - (EPA-EFE/YOAN VALAT)

Lembaga Kemanusiaan Nasional Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) bersiap mengirim bantuan untuk korban gempa di bumi kelahiran Ibnu Batuta tersebut. Ketua Umum DPN BSMI M Djazuli Ambari mengungkapkan, BSMI telah memiliki relawan, yakni mahasiswa Indonesia yang ada di Maroko. Koordinasi internal sudah dilakukan dan persiapan pengiriman bantuan ke Maroko juga tengah disiapkan.

"Kami dan masyarakat Indonesia berduka cita atas kejadian gempa besar di Maroko dan jatuhnya ribuan korban jiwa dan korban luka. BSMI berkomitmen dalam membantu aksi kemanusiaan di dunia internasional. Salah satu mahasiswa Indonesia yang juga relawan BSMI juga telah memetakan kondisi awal untuk persiapan pengiriman bantuan," ujar Djazuli.

 
Kami dan masyarakat Indonesia berdukacita atas kejadian gempa besar di Maroko dan jatuhnya ribuan korban jiwa dan korban luka.
M DJAZULI AMBARI Ketua Umum DPN BSMI
 

Dia menambahkan, menurut laporan awal, daerah yang paling terdampak adalah di wilayah pegunungan. Dikabarkan tenaga medis dan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut belum bisa merata. "Masyarakat Indonesia merasakan benar bagaimana dampak gempa besar sehingga empati masyarakat Indonesia terus mengalir. Insya Allah BSMI akan memfasilitasi kepedulian masyarakat Indonesia untuk disampaikan ke masyarakat di Maroko," kata Djazuli.

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama dengan LazisMu dalam gerakan Muhammadiyah Aid juga menggelar respons bencana Maroko dengan mengirimkan tim asistensi ke lokasi terdampak gempa. "Tadi saya bersama MDMC ikut berdiskusi dengan Kedutaan Besar Maroko di Jakarta. Mereka sangat mengapresiasi usaha Muhammadiyah untuk memberikan bantuan ini," ujar Ketua PP Muhammadiyah Bidang Kerjasama Internasional Syafiq A Mughni dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

photo
Seorang wanita melihat puing-puing bangunan yang rusak pascagempa bumi dahsyat di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, (10/9/2023). - (EPA-EFE/MOHAMED MESSARA)



Syafiq mengatakan, tim asistensi ini ditugaskan untuk melakukan penilaian, koordinasi, dan membuka layanan bagi masyarakat terdampak. Tim yang akan berangkat pada Rabu (13/9) ini adalah Wahyu Pristiawan Buntoro dan Al Afik dari bidang Diklat MDMC dan EMT Muhammadiyah. Keduanya akan bertugas selama 14 hari untuk mendampingi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Maroko yang menjadi Management Support Assistance Team.

Menurut dia, keberangkatan tim asistensi ini menjadi langkah awal Muhammadiyah Aid untuk merespon kebutuhan dasar masyarakat, meliputi logistik, layanan psikososial, dan layanan kesehatan. Langkah Muhammadiyah Aid ini, kata dia, mendapatkan sambutan hangat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Maroko, Hilal Ahmar, dan media lokal Maroko.

MDMC berupaya untuk menggerakkan potensi lokal secara optimal termasuk mobilisasi sumber daya dalam setiap giat respons selama 14 hari tersebut. "Selama tidak ada resistensi dari masyarakat lokal di sana dan pemerintah yang punya otoritas di negara tersebut tidak menjadi masalah, karena tentu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi tidak hanya logistik dan kesehatan, tapi juga psikososial," kata dia.

Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan menyampaikan, Muhammadiyah Aid terus berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan dan pemerintah. Dengan demikian, pemberian bantuan untuk masyarakat Maroko dapat terukur. "Kami berharap Muhammadiyah dapat mengajak banyak lembaga untuk bersama-bersama saling bahu-membahu merespons bencana Maroko ini dengan mengutamakan semangat kemanusiaan. Karena saat ini korban sudah mencapai 2.400 jiwa meninggal dunia," kata dia.

 
Kami berharap Muhammadiyah dapat mengajak banyak lembaga untuk bersama-bersama saling bahu-membahu merespons bencana Maroko 
BUDI SETIAWAN Ketua MDMC PP Muhammadiyah.
 

Sementara, Laznas IZI berinisiatif untuk memberikan doa dan dukungan materil dari masyarakat Indonesia dalam rangka meringankan para penyintas melalui program Bersama Peduli Maroko. GM Mulia Inisiatif Laznas IZI Arman mengatakan, Laznas IZI terus melakukan koordinasi intens dengan pihak Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, Forum Zakat (FOZ), dan pihak-pihak lainnya sehingga diharapkan amanah bantuan yang terhimpun nantinya dapat sampai kepada para penyintas secara tepat dan sejalan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah RI.

"Untuk jangka pendek, bantuan yang akan disalurkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mendesak di lokasi terdampak, seperti makanan siap saji, air mineral, selimut, tenda, perlengkapan bayi, dan lain-lainnya,"ujar dia dalam keterangan tertulis kepada Republika, Rabu (14/9/2023).

Arman mengajak para dermawan dari seluruh lapisan masyarakat dan dunia usaha untuk berpartisipasi dalam Program Peduli Maroko dengan menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS)-nya. Diharapkan dari program ini dapat terhimpun bantuan sebesar Rp 500 juta yang akan disalurkan kepada masyarakat penyintas melalui beberapa program yang dibutuhkan dan sebagai solusi atas kesulitan yang dialami di lapangan.

photo
Pusat Gempa Maroko - (Republika)

"Para relawan dan tim penyelamat dari berbagai negara masih terus berusaha melakukan penyelamatan penyintas gempa. Saat ini warga masih dalam suasana berduka dan kehilangan. Mari doakan dan berikan bantuan terbaik kita untuk mereka," ujar dia.

Saat ini baru tim pencarian dan penyelamatan dari Inggris, Qatar, Spanyol, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang diizinkan beroperasi di lapangan. Padahal banyak tawaran dari negara lainnya yang siap mengirimkan timnya membantu pencarian korban gempa.

Shalat ghaib

Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk menggelar shalat Ghaib bagi para korban bencana tersebut seusai melaksanakan shalat Jumat pada Jumat (15/9/2023). Shalat Ghaib adalah sebuah praktik shalat yang dilakukan untuk mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia, terutama jika tidak memungkinkan untuk menghadiri pemakaman atau upacara pemakaman secara fisik.

"Shalat Ghaib digelar untuk mendoakan korban meninggal dunia dan dapat dilaksanakan setelah shalat Jumat pada 15 September 2023," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsya), Adib, dalam siaran persnya, Kamis (14/9/2023).

Atas nama Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Adib juga telah menerbitkan edaran yang mengajak umat Islam melaksanakan shalat Ghaib. "Diberitahukan kepada umat Islam di seluruh Indonesia sebagai bentuk kepedulian terhadap korban meninggal dunia pada kejadian gempa bumi di Maroko dan banjir bandang di Libya, maka diimbau agar melaksanakan Sholat Ghaib," kata Adib. Adib menambahkan bahwa shalat Ghaib untuk korban gempa di Maroko dan banjir di Libya juga akan dilaksanakan di Masjid Istiqlal setelah shalat Jumat.

Pascabanjir Bandang Derna Libya

Jumlah korban tewas akibat banjir dahsyat di kota Derna, Libya timur, telah meningkat menjadi 5.300 orang.

SELENGKAPNYA

Seratus Ribu Anak Maroko Butuh Bantuan

Jumlah korban meninggal di Maroko mendekati 3.000 orang.

SELENGKAPNYA

‘Gempa Maroko Seperti Gemuruh Ombak’

Korban meninggal gempa maroko terus bertambah.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya