Warga berdoa usai melaksanakan shalat meminta hujan (istisqa) di area ujung landasan pesawat Poin A Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Aceh, Jumat (13/1/2023). Shalat istisqa tersebut untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan di laha | ANTARA FOTO/Rahmad

Khazanah

Kekeringan Belum Usai, Sudah Perlukah Kita Shalat Istisqa?

Shalat Istisqa dilakukan jika kemarau panjang terjadi

Oleh RATNA AJENG TEJOMUKTI

Kekeringan sudah terjadi di beberapa daerah di Tanah Air. Analisis iklim yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan saat ini terjadi puncak musim kemarau di beberapa wilayah di Indonesia. Setidaknya, ada 77 persen wilayah di Indonesia yang sudah masuk musim kemarau. Untuk wilayah Indonesia yang berada di selatan ekuator perlu mewaspadai potensi kekeringan yang dapat terjadi.

Beberapa daerah menginisiasi perhelatan shalat Istisqa. Salah satunya, dilakukan Korem 101/Antasari dan seluruh satuan Kodim jajarannya. Shalat Istisqa dijalankan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang terus terjadi sehingga berdampak terjadinya kabut asap. "Kami berdoa memohon diturunkannya hujan oleh Allah Subhanahu wa ta' ala sebagaimana tujuan dikerjakannya shalat Istisqa," kata Komandan Korem (Danrem) 101/Antasari Brigjen TNI Ari Aryanto di Banjarmasin, Selasa (5/9/2023).

 
Kami berdoa memohon diturunkannya hujan oleh Allah subhanahu wa ta' ala sebagaimana tujuan dikerjakannya shalat Istisqa
BRIGJEN TNI ARI ARYANTO Danrem 101/Antasari
 

Danrem menyebutkan, selain upaya pemadaman, sebagai umat beragama tentunya harus berdoa dengan memohon diijabah Allah SWT untuk diberikan hujan agar dampak karhutla tidak berkepanjangan. "Apalagi shalat Istisqa merupakan amaliyah yang sering dilakukan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw) dan para sahabat untuk memperbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan yang sering dilakukan," kata dia.

Danrem mengatakan, segala upaya telah dilakukan pihaknya bersama Polri, pemerintah daerah hingga relawan masyarakat untuk penanggulangan karhutla. Di antaranya, membentuk Satgas Darat dan Satgas Udara dalam pemadaman titik api yang terus terjadi selama musim kemarau saat ini. Upaya lain, kata dia, termasuk langkah pencegahan dan patroli titik api dengan mengimbau masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar serta tidak sembarangan membuang putung rokok dan hal lainnya yang bisa memicu kebakaran lahan.

photo
Warga berdoa usai melaksanakan shalat meminta hujan (istisqa) di area ujung landasan pesawat Poin A Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Aceh, Jumat (13/1/2023). Shalat istisqa tersebut untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan di lahan pertanian mereka yang sudah ditanami padi berumur 90-120 hari mengalami retak-retak akibat kekeringan dampak belum berfungsinya bendungan irigasi Krueng Pase, Aceh Utara. - ( ANTARA FOTO/Rahmad)

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah, KH Ahmad Zubaidi, menjelaskan shalat Istisqa dilakukan umat Islam jika kemarau panjang terjadi dan air sudah mulai mengering di sebagian sumber-sumber air. Warga pun kesulitan mengakses air. Jika keadaan ini terjadi, Kiai Zubaidi mengungkapkan, umat Islam disunahkan shalat Istisqa, yaitu shalat meminta hujan.

 
Umat Islam juga harus memperhatikan musim yang sedang berlangsung, kalau musim tersebut berlangsung normal, sebaiknya umat Islam tidak melakukan shalat Istisqa
 
 

"Namun, umat Islam juga harus memperhatikan musim yang sedang berlangsung, kalau musim tersebut berlangsung normal sebaiknya umat Islam tidak melakukan shalat Istisqa, karena tidak hujan tersebut pada musim kemarau adalah keadaan yang normal," ujar dia kepada Republika, Senin (4/9/2023).

Dia pun meminta warga untuk selalu bijak dalam menggunakan air pada saat musim hujan, apalagi pada musim kemarau. Selain itu, masyarakat diimbau untuk jangan merusak lingkungan. Dia meminta agar pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan, sehingga cadangan air tanah tetap tersedia walaupun musim kemarau tiba.

Fenomena yang terjadi, menurut dia, musim kemarau belum lama berlangsung, warga sudah mengalami kekeringan karena sudah banyak pohon yang ditebang. Sementara itu, banyak lahan hijau sudah berubah menjadi gedung dan perumahan. Demikian ketika begitu datang musim hujan, banyak terjadi banjir di mana-mana sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.

Shalat Istisqa dicontohkan Rasulullah SAW saat kekeringan melanda Madinah. Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu, bahwa orang-orang mengadu kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang tidak turunnya hujan. Beliau menyuruh mengambil mimbar dan meletakkannya di tempat sholat, lalu beliau menetapkan hari dimana orang-orang harus keluar. Beliau keluar ketika mulai tampak sinar matahari. Beliau duduk di atas mimbar, bertakbir dan memuji Allah, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian telah mengadukan kekeringan negerimu padahal Allah telah memerintahkan kalian agar berdoa kepada-Nya dan Dia berjanji akan mengabulkan doamu.

photo
Warga mengambil air bersih di Dusun Cicurug, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (21/8/2023). Sebanyak 90 kepala keluarga (KK) dan seluas 80 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan akibat musim kemarau sejak sebulan terakhir dan sebagian warga terpaksa mengambil air bersih di sumur gali yang berada di tengah sawah yang dibuat warga secara swadaya. - (Antara/Adeng Bustomi)

Lalu beliau berdoa, segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang la kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan. selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama."

Kemudian, beliau mengangkat kedua tangannya terus-menerus hingga tampak warna putih kedua ketiaknya, lalu beliau masih membelakangi orang-orang dan membalikkan selendangnya dan beliau masih mengangkat kedua tangannya. Kemudian beliau menghadap orang-orang dan turun, lalu shalat dua rakaat.

photo
Masjid al-Ghamamah termasuk salah satu bangunan bersejarah di Kota Nabi. - (DOK TWITTER)

Allah mengumpulkan awan, kemudian terjadi guntur dan kilat, lalu turun hujan. Diriwayat oleh Imam Abu Dawud, hadis ini berstatus gharib dan sanadnya baik. Mengenai kisah membalikkan selendang dalam shahih Bukhari dari hadits Abdullah Ibnu Zaid di dalamnya disebutkan: Lalu beliau menghadap kiblat dan berdoa, kemudian shalat dua rakaat dengan bacaan yang keras. Menurut riwayat Daruquthni dari hadits mursal Abu Ja'far al-Baqir: Beliau membalikkan selendang itu agar musim kemarau berganti (dengan musim hujan).

Setelah shalat, hujan pun turun deras di seantero Madinah. Hujan tersebut tak cukup turun sehari. Hingga sepekan, hujan deras turun. Umat Islam pun takut adanya banjir yang akan menggenangi Madinah. Mereka memohon ampun kepada Allah SWT dan kembali meminta Rasulullah untuk mendoakan agar hujan berhenti turun. Rasulullah pun berdoa agar hujan diturunkan di sekitar Madinah bukan di Kota Madinah. Sesuai doa Sang Nabi, hujan berhenti turun di Madinah dan berlanjut di sekeliling Madinah.

 

Kemarau Sulitkan Petani Lembang Mengairi Ladangnya

Kondisi ladang yang ada di kawasan perbukitan menyulitkan petani dalam mengairi ladang mereka.

SELENGKAPNYA

Kekeringan di Sejumlah Daerah Makin Mengkhawatirkan

Pemerintah daerah dan berjibaku menyalurkan air bersih.

SELENGKAPNYA

Efektifkah Modifikasi Cuaca untuk Tekan Dampak Polusi?

Hujan buatan bekerja melalui proses yang disebut penyemaian awan.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya