ILUSTRASI Pada masa Nabi SAW, terdapat para sahabat dari kalangan perempuan. Seorang di antaranya yang terjun ke medan jihad ialah Nusaibah binti Kaab | DOK WIKIPEDIA

Mujahidah

Nusaibah Derita 13 Luka demi Lindungi Rasulullah

Nusaibah menjadi tameng untuk melindungi Rasulullah

Pada masa Rasulullah SAW, jihad dilakukan lewat perjuangan fisik. Demi melawan mereka yang selalu memusuhi Islam, Rasulullah SAW pun menginstruksikan para sahabat untuk mengangkat senjata demi mempertahankan akidah.

Rasulullah SAW sendiri terlibat dalam banyak peperangan secara langsung. Perang yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW terbagi dua, yakni perang gazwah dan sariyyah. Gazwah adalah perang yang dipimpin oleh Rasulullah langsung, sementara sariyyah perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan Rasulullah SAW.

photo
Jabal Uhud di Arab Saudi. Di tempat ini, dahulu banyak sahabat yang gugur dalam berjihad. - (DOK ANTARA ZARQONI)

Dari beberapa perang itu, Rasulullah selalu mendapatkan pendamping dari para sahabatnya. Sahabat yang melindungi Rasulullah ketika perang bukan hanya sahabat dari kaum laki-laki, melainkan kaum wanita juga rela menaruhkan nyawanya demi melindungi Rasulullah dari bahaya peperangan.

Salah satu wanita yang melindungi Rasulullah dari serangan musuh di medang perang adalah Nusaibah binti Ka'ab. Ia lebih dikenal dengan julukannya, Ummu Imarah. Ummu Imarah menemukan momentum kepahlawanannya di medan Uhud.

Ia bersama Muslimah lainnya membantu logistik dan medis. Perang Uhud dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan tentara Islam. Namun, kemenangan tersebut digagalkan oleh godaan harta yang pada akhirnya tentara Islam menjadi terjepit dan porak-poranda.

photo
ILUSTRASI Abdullah bin Salam adalah seorang sahabat Nabi SAW dari kalangan Yahudi. - (DOK PXHERE)

Seperti dikisahkan dalam buku 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, setelah mengetahui Rasulullah terjepit oleh serangan musuh, Ummu Imarah hadir dengan cekatan mengadang senjata-senjata yang akan mengarah ke Rasulullah dengan menggunakan pedangnya. Ia melihat, saat itu hanya sekelompok kecil pasukan Islam yang melindungi Rasulullah.

Ia pun bergegas turun di medan jihad. Ia harus merasakan 13 luka sayatan dari musuh Islam. Namun, ia tak menghiraukan lukanya itu. Lebih penting baginya mengetahui Nabi Muhammad SAW selamat. Nusaibah tidak menghiraukan luka yang ada di sekujur tubuhnya. Ummu Imarah hanya mengikat luka tersebut dengan bajunya, tetapi darah tetap mengucur di beberapa luka.

Tetang kejadian Perang Uhud, Ummu Imarah bercerita. "Aku melihat orang-orang sudah menjauhi Rasulullah SAW. Hingga, tinggal sekelompok kecil yang tidak sampai dari bilangan 10 orang."

Untuk itu, kata Ummu Imarah, dia bersama kedua anaknya bernama Abdullah dan Hubaib langsung mendekat kepada Rasulullah agar tidak ada senjata yang melintas di badan Rasulullah. Beliau (Nabi Muhammad), kata Ummu Imarah, melihatnya tidak memiliki perisai. Di sisi lain, Nabi Muhammad juga melihat ada seorang laki-laki yang merunduk sambil membawa perisai.

Untuk itu, Nabi Muhammad berkata, "Berikanlah perisaimu kepada yang sedang berperang! Lantas, laki-laki itu melemparkan perisainya kepadaku (Ummu Imarah)," katanya mengisahkan.

Ummu Imarah menceritakan, setelah mendapat perisai dari sahabat lain, Ummu Imarah langsung menggunakannya untuk membunuh musuh Allah yang hendak mendekat kepada Nabi Muhammad. Ketika itu, pasukan berkuda dari pihah musuh menyerang Nabi Muhammad yang ada di belakang Ummu Imarah. "Seandainya mereka berjalan, Insya Allah kami dapat mengalahkan mereka dengan mudah," kata Ummu Imarah.

 
Rasulullah SAW berseru, "Wahai putra Ummu Imarah! Bantulah ibumu...! Bantulah ibumu...! Selanjutnya, putraku membantuku untuk mengalahkan musuh hingga berhasil membunuhnya
 
 

Masih dikisahkan Ummu Imarah, tatkala ada seorang musuh Allah berkuda mendekat dan memukulnya, Ummu Imarah berhasil menangkisnya dan musuh Allah pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika musuh Allah itu hendak merunduk untuk memukulkan pedangnya. "Untuk itu, aku segera memukul urat kaki kudanya hingga jatuh terguling," katanya.

Melihat hal itu, Rasulullah SAW berseru, "Wahai putra Ummu Imarah! Bantulah ibumu...! Bantulah ibumu...! Selanjutnya, putraku membantuku untuk mengalahkan musuh hingga berhasil membunuhnya," ujarnya.

Selain pada Perang Uhud, Ummu Imarah juga ikut dalam bai'atur ridwan bersama Rasulullah SAW. Ia juga ikut serta dalam perang Hunain. Setelah Rasulullah SAW wafat, Ummu Imarah terus menapaki jalan jihad. Ia ikut kafilah yang memerangi nabi palsu Musailamah meski harus kehilangan putra tercintanya Hubaib. Namun, ia bersyukur sang nabi palsu berhasil dibunuh oleh putranya yang lain Abdullah.

Disadur dari Harian Republika Edisi 29 Mei 2015

Kejinya Perbuatan Homoseksual

Alquran, hadis, dan ijma ulama tegas mengharamkan perbuatan liwath.

SELENGKAPNYA

Usul Kontrol Rumah Ibadah Dinilai Arah Pemerintahan Totaliter

Kepala BNPT mengusulkan agar semua tempat ibadah di bawah kontrol pemerintah

SELENGKAPNYA

Coba Melawan, Siswi Prancis Diminta Lepas Abaya

Masih ada siswi Muslimah yang kukuh mengenakan abaya ke sekolah.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya