Sejumlah jurnalis bersama pers mahasiswa dan aktivis melakukan aksi bersama di Taman Vanda, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (31/8/2023). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Dalam aksi yang digelar oleh PFI Bandung, AJI Bandung, FDWB dan WFB tersebut mereka mengecam tindakan kekerasan oleh oknum aparat kepolisian terhadap dua jurnalis. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Dua jurnalis yang meliput bentrok antara warga dan aparat yang terjadi di Dago Elos, Bandung pada Senin, (14/08/2023) lalu. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
setidaknya 4 orang warga sekitar menjadi korban luka-luka dalam proses pembubaran yang dilakukan oleh tim gabungan Polrestabes Bandung dan Polda Jawa Barat. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Konflik lahan Dago Elos ini berawal ketika sebuah keluarga bernama Keluarga Muller mengklaim sepetak tanah di daerah Dago Elos seluas 6,3 hektar | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Selama lebih dari 50 tahun, tanah tersebut ditelantarkan tanpa ada kejelasan. Hal ini pun membuat warga sekitar Dago Elos memanfaatkan tanah ini. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah jurnalis bersama pers mahasiswa dan aktivis melakukan aksi bersama di Taman Vanda, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (31/8/2023). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Peristiwa

Demo Wartawan Pascakekerasan oleh Polisi di Dago Elos

Sejumlah jurnalis yang meliput bentrok antara warga dan aparat yang terjadi di Dago Elos terluka.

BANDUNG -- Sejumlah jurnalis bersama pers mahasiswa dan aktivis melakukan aksi bersama di Taman Vanda, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Kamis (31/8/2023).

Dalam aksi yang digelar oleh PFI Bandung, AJI Bandung, FDWB dan WFB tersebut mereka mengecam tindakan kekerasan oleh oknum aparat kepolisian terhadap dua jurnalis yang sedang meliput peristiwa kericuhan Dago Elos.

Selain itu, mereka mendesak kepolisian dan institusi negara lain untuk menghormati profesi jurnalis, serta menuntut penjaminan kebebasan berekspresi bagi warga sipil.

Sejumlah jurnalis yang meliput bentrok antara warga dan aparat yang terjadi di Dago Elos, Bandung pada Senin, (14/08/2023) lalu mengalami kekerasan dari aparat.

Aksi pembubaran demo warga itu setidaknya 4 orang warga sekitar menjadi korban luka-luka dalam proses pembubaran yang dilakukan oleh tim gabungan Polrestabes Bandung dan Polda Jawa Barat.

Kasus ini berawal ketika sebuah keluarga bernama Keluarga Muller mendadak mengklaim sepetak tanah di daerah Dago Elos seluas 6,3 hektar merupakan warisan dari kakek mereka, George Hendrik Muller.

Selama lebih dari 50 tahun, tanah tersebut ditelantarkan tanpa ada kejelasan. Hal ini pun membuat warga sekitar Dago Elos memanfaatkan tanah ini sebagai tempat tinggal dan menjadi sumber penghasilan mereka. 

Namun pada tahun 2016, anggota keluarga Muller bersama sebuah perusahaan properti menggugat warga di daerah Dago Elos  ke Pengadilan Negeri Bandung atas kepemilikan tanah tersebut. Pada 2017,  Majelis Hakim PN Bandung pun akhirnya mengabulkan permohonan.

 

  ';

Rudal dan Drone Hantam Kota Kiev

Rusia melancarkan serangan gabungan besar-besaran menggunakan drone dan rudal.

SELENGKAPNYA

Syukuran HUT ke-28 Republika Online

Republika Online (ROL) adalah situs berita online pertama di Indonesia.

SELENGKAPNYA

Alih Profesi Nelayan Muara Tawar Segarajaya

Mereka profesi menjadi ojek kapal yang menawarkan jasa penyeberangan menuju kawasan wisata Sungai Rindu.

SELENGKAPNYA

Darurat Sampah di Kota Bandung

Pemkot Bandung berencana akan menimbun sampah di lubang yang telah dipersiapkan di kawasan Tegallega

SELENGKAPNYA