Petugas beraktivitas di halaman Mayapada Hospital Bandung usai diresmikan di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/3/2023). Presiden Joko Widodo meresmikan Mayapada Hospital Bandung yang tersertifikasi Greenship & Edge serta memiliki | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Gaya Hidup

Pilah-Pilah Sikap Ketika Berkunjung ke Dokter

Ada baiknya pasien tetap menggunakan masker dan menjaga jarak saat berkunjung ke tempat praktik dokter.

Setiap orang tentu menginginkan pengalaman yang baik ketika berkonsultasi dengan dokter di klinik atau rumah sakit. Sayangnya, ada beberapa perilaku yang dapat membuat pengalaman pergi ke dokter menjadi kurang nyaman dan tidak berjalan lancar.

Beberapa ahli etiket mengungkapkan, ada tujuh perilaku yang sebaiknya dihindari saat pergi ke tempat praktik dokter. Alasannya, perilaku-perilaku tersebut bisa mengganggu pengalaman berkonsultasi dengan dokter hingga mengganggu pasien lain.

Berikut ini adalah ketujuh perilaku yang perlu dihindari tersebut, seperti dilansir BestLife pada Kamis (24/8/2023).

 

Datang Terlambat

photo
Petugas beraktivitas di area Mayapada Hospital Bandung seusai diresmikan di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/3/2023). Presiden Joko Widodo meresmikan Mayapada Hospital Bandung yang tersertifikasi Greenship & Edge serta memiliki empat pelayanan Center of Excellence, yakni Oncology Center (layanan pasien kanker), Center Excellence Cardiovascular (layanan gangguan jantung), Tahir Neuroscience Center (layanan gangguan saraf), dan Tahir Uronrphrology Center (layanan terpadu ginjal dan saluran kemih). Presiden Jokowi berharap kehadiran rumah sakit tersebut dapat mengurangi jumlah masyarakat yang berobat ke luar negeri. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

 

Salah satu bentuk sopan santun terhadap tenaga kesehatan profesional adalah menghargai waktu mereka. Terlebih, sebagian besar dokter memiliki jadwal kerja yang padat dan rumit.

Oleh karena itu, pasien sangat dianjurkan untuk datang tepat waktu sesuai dengan janji temu yang telah dibuat sebelumnya. "Datang telat bisa mengacaukan jadwal mereka dan bisa juga membuat pasien lain harus menunggu lebih lama," ujar pelatih etiket dan pendiri Etiquette Consulting, Jules Hirst.

 

Gunakan Parfum Menyengat

photo
Parfum yang terbuat dari bahan alami menghasilkan aroma wewangian yang tahan lama. - (Still Life)

Aroma parfum yang menyengat atau kuat bisa memperburuk gejala-gejala yang dirasakan oleh orang sakit. Sebagai contoh, memperburuk gejala sakit kepala atau masalah pernapasan.

Tak jarang, aroma yang kuat bisa memicu rasa mual pada orang-orang yang sedang sakit. Selain itu, aroma parfum yang menyengat juga bisa mengganggu kenyamanan pasien lain saat di ruang tunggu.

 

Menelepon dengan Suara Keras dan Lama

photo
Menggunakan aplikasi TikTok (ilustrasi)- (EPA-EFE/DIVYAKANT SOLANKI)

Saat berada di ruang tunggu, banyak pasien mungkin akan merasa bosan. Sebagian pasien kerap mengatasi kebosanan tersebut dengan menelepon teman atau keluarga.

Pasien sebaiknya menghindari pembicaraan telepon yang terlalu lama saat di ruang tunggu. Bila harus melakukan pembicaraan telepon ketika berada di ruang tunggu, pasien juga dianjurkan untuk tidak menggunakan suara yang keras. Percakapan telepon yang terlalu lama atau keras bisa mengganggu pasien lain.

Percakapan telepon sebaiknya dilakukan sebelum pergi ke tempat praktik dokter. Alternatif lainnya, percakapan telepon dapat dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter. Hindari pula melakukan telepon video karena dapat mengganggu fokus para pegawai dan privasi pasien lain.

 

Makan di Area Tunggu

Bila memiliki janji konsultasi dengan dokter sesaat sebelum jam makan, tahan diri untuk tidak menyantap makanan di ruang tunggu. Selain itu, jangan pernah membawa makanan dengan aroma menyengat ke tempat praktik dokter.

Aroma dari makanan bisa bertahan di area ruang tunggu hingga berjam-jam dan dapat membuat pasien lain merasa mual. Tentu ada beberapa kondisi yang dapat menjadi pengecualian.

Seperti ketika pasien harus membawa cemilan untuk menekan rasa mual. Dalam kondisi ini, pasien dianjurkan untuk memilih cemilan yang sederhana dan tidak berbau, seperti roti atau pisang.

 

Berkonsultasi tanpa Persiapan 

Sebelum bertemu dengan dokter, sebaiknya persiapkan sejumlah pertanyaan yang ingin diajukan. Pertanyaan ini bisa seputar kekhawatiran yang dimiliki, penyakit yang diderita, hingga obat-obatan yang dikonsumsi.

Mempersiapkan pertanyaan bisa sangat membantu, karena pikiran pasien sering kali menjadi blank ketika bertemu dokter. Dengan membuat daftar pertanyaan, pasien pun dapat memperoleh informasi yang lebih banyak dari dokter.

 

Berasumsi tak Membawa Penyakit Menular

photo
Penjual memajang manekin yang mengenakan masker bagi pelajar di sebuah toko di Bengkulu, Kamis (2/7/2020). Masker bermotif khusus menyesuaikan seragam pelajar SD, SMP, dan SMA/SMK dan berlogo Tut Wuri Handayani tersebut dijual Rp10.000 per lembarnya. ANTARA FOTO/ David Muharmansyah/aww. - (DAVID MUHARMANSYAH/ANTARA FOTO)

Saat ini sebagian tempat praktik dokter sudah mulai melonggarkan aturan terkait penggunaan masker atau jaga jarak sosial. Meski begitu, ada baiknya pasien tetap menggunakan masker dan menjaga jarak saat berkunjung ke tempat praktik dokter.

Bila pasien mengidap penyakit menular, penggunaan masker dan jaga jarak bisa melindungi pasien lain dari risiko tertular. Bila pasien tidak mengidap penyakit menular, penggunaan masker dan jaga jarak bisa melindungi diri mereka sendiri dari risiko penularan penyakit oleh pasien lain.

Selain memakai masker dan menjaga jarak, pasien yang mengunjungi tempat praktik dokter juga dianjurkan untuk menjaga kebersihan tangan. Hal lain yang dianjurkan adalah menggunakan siku bagian dalam bila bersin.

 

Menatap Lama Pasien Lain

Ruang tunggu merupakan tempat berbagai macam pasien berkumpul sebelum bertemu dengan dokter. Terkadang, sebagian pasien mungkin sedang dalam kondisi yang sangat tidak baik. Tahan diri untuk tidak menatap pasien-pasien dalam kondisi seperti ini karena bisa memunculkan rasa tidak nyaman bagi pasien tersebut. 

 

 
Sebelum bertemu dengan dokter, sebaiknya persiapkan sejumlah pertanyaan.
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat