Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil melakukan tantangan Tik Tok. | viva.co.id

Islam Digest

Tiktok, Dulu Dibenci Kini Disenangi

Konten Tiktok tak hanya menari, tapi juga ada yang bersifat edukasi.

 

 

Video Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil bermain Tiktok viral di media sosial (medsos). Gubernur DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa barat itu terlihat bergaya seirama dengan lagu "Any Song" milik penyanyi rap asal Korea Selatan (Korsel), Zico.

Kala itu, ketiganya tengah berada di program televisi "Mata Najwa", Rabu (19/2) malam. Meski gerakan Ganjar paling luwes, Ridwan Kamil tampak lebih lancar mengikuti gerakan yang sering disebut sebagai #anysongchallenge itu.

Menurut Kepala Bagian Publikasi Humas Jabar Faiz A Rahman, lancarnya pria yang akrab disapa Emil berjoget "Any Song" bukan karena latihan khusus, melainkan daya ingatnya yang baik. "Beliau (Emil) orangnya visual, karena Tiktok itu visual, beliau lebih cepat menangkap gerakan-gerakannya dibandingkan yang lain," ujar Faiz.

Faiz menjelaskan, pihak penyelenggara baru memastikan ada materi Tiktok satu hari menjelang acara. Emil hanya mengetahui akan bermain Tiktok bersama Anies dan Ganjar. Namun, penyelenggara tidak memberi tahu lagu apa yang akan digunakan. "Narasumber diberi tahu saat di balik panggung," kata dia.

Saat di panggung, gerakan-gerakan Tiktok diperlihatkan di layar. Ada latihan dalam waktu singkat yang dilakukan oleh tiga kepala daerah tersebut.

Platform video singkat ini kini memang digandrungi warganet. Ada masa di mana para kreator Tiktok sering didefiniskan sebagai anak alay. Bahkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir aplikasi tersebut pada 3 Juli 2018. Setelah tim Tiktok melakukan mediasi dan koordinasi, akhirnya Kemenkominfo mencabut pemblokiran Tiktok sepekan kemudian.

Stigma Tiktok hanya dimainkan oleh anak baru gede (ABG) berubah. Tua, muda, orang awam, hingga figur publik menyenanginya. Platform yang dulu dibenci kini justru disenangi.

Menurut Head of Public Policy Tiktok Indonesia, Donny Eryastha, apa yang kini dicapai oleh Tiktok merupakan hasil dari kerja sama tim sekaligus ajang pembuktian Tiktok merupakan platform berkualitas. Hal itu sesuai dengan misi Tiktok, yaitu mewadahi kreativitas setiap orang dan membagikannya sehingga memberi bermanfaat dan menyenangkan.

"Konten Tiktok itu beragam, tidak hanya menari dan lipsing, ada yang sifatnya edukasi, seperti mengajar bahasa asing, memberi tutorial riasan wajah, masakan, komedi, dan ada banyak lagi. Inovasi itulah yang akan terus kami lakukan," jelas Donny.

Bagi pembawa acara Ersa Mayori, Tiktok menjadi hiburan. Dia mulai mencoba aplikasi ini saat anaknya yang berusia 11 tahun menggemari Tiktok.

"Sebenarnya, dari berapa tahun lalu sudah heboh dengan konotasinya alay, sekarang trending banget," ujarnya.

Aktris yang kini tengah promo film Mariposa itu melihat Tiktok sebagai alternatif selain platform medsos lain, seperti Youtube//, Instagram, Facebook, dan Twitter.

Ersa menganggap Tiktok bisa dimanfaatkan secara positif. Tidak selalu menyoal konten video joget-joget, tetapi juga bayak video bermanfaat lainnya. "Misalnya, tip fotografi atau tutiorial merias wajah," kata dia.

Aktor Irgi Fahrezi juga tertarik bermain Tiktok. Setiap individu dapat memanfaatkan aplikasi apa pun sesuai kebutuhan.

Apa pun aplikasinya, bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Selain untuk bersenang-senang, sarana digital seperti ini juga berguna bagi publik figur.

"Untuk kebutuhan lain, semial, promo atau apa juga bisa, cuma ya ikutan biar jangan sampai ketinggalam zaman, //gitu//," kata pria 43 tahun itu.

Tanpa Bully

Kreator Tiktok Utari Hues sering dibuat depresi oleh komentar warganet. Kata-kata ejekan, seperti gendut, tidak kreatif, dan berambut jelek pernah menghiasi kolom komentar akun medsosnya.

Dia termasuk aktif membuat video di Tiktok. "Sebenarnya setiap kali membuat video tidak semuanya berkomentar positif, pasti ada komentar negatif yang ditujukan kepada konten, bahkan juga fisik aku," kata Utari saat diwawancarai di Kantorku Agro Plaza, Jakarta.

Perempuan yang aktif membuat video sejak delapan bulan lalu ini merasa Tiktok adalah platform tepat untuk menyalurkan hobinya, yaitu menari. Dia sangat terbantu oleh inovasi Tiktok yang secara otomatis memblokir kata-kata negatif di laman komentar. Kini, Utari bisa fokus berkarya.

Utari adalah satu dari ratusan ribu orang yang pernah menjadi korban perisakan siber. Hasil riset Polling Indonesia bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menemukan, 49 persen warganet pernah menjadi sasaran perisakan siber. Angka tersebut diperoleh dari survei yang dilakukan kepada pengguna internet di Indonesia selama periode Maret hingga April 2019.

Tingginya angka itu mendorong Tiktok dan komunitas Sudah Dong meluncurkan panduan Bebas Cyberbully bertajuk "Sama-sama Aman, Sama-sama Nyaman" guna mengampanyekan penggunaan internet positif.

"Tiktok menyediakan platform bagi siapa pun untuk mengekspresikan kreativitasnya. Untuk itu, prioritas utama kami adalah memberikan lingkungan yang aman," kata Head of Public Policy Tiktok Indonesia Donny Eryastha.

Panduan internet itu berisi tip praktis tentang apa yang bisa dilakukan jika menjadi korban atau melihat perisakan siber. Buku panduan itu bakal dibagikan kepada masyarakat, juga bisa diunduh di situs web resmi Sudah Dong.

"Diharapkan, bisa memberi wawasan yang cukup bagi para pengguna internet dan bisa mendorong warganet menjadi pengguna internet yang positif," kata dia.

Tiktok sendiri memiliki tiga cara melindungi pengguna dari konten yang tidak pantas baik itu komentar jahat, konten kekerasan, pornografi, dan sebagainya. Perlindungan pertama, yaitu dengan fitur yang sudah tersedia, seperti privatisasi akun, menyaring siapa yang komentar, mengikuti, dan mengirim pesan.

Perlindungan kedua, yakni adanya panduan komunitas yang mengatur konten apa yang boleh dan tidak boleh. Tiktok juga memiliki tim yang memantau konten di Tiktok selama 24 jam. Alhasil, jika ada konten yang tidak sesuai dengan panduan komunitas maka konten tersebut akan diblokir.

Cara yang ketiga adalah edukasi. "Ini penting karena akan percuma kalau ada fitur yang bagus, tapi semua itu tidak tersosialisasikan. ,Makanya, kami buat konpers seperti ini," kata Donny.

Menurut perwakilan dari Komunitas Sudah Dong, Adiyat Yori Rambe, kolaborasi dengan Tiktok bisa menjadi salah satu upaya Sudah Dong untuk mewujudkan kenyamanan dan keamanan para pengguna internet, khususnya Tiktok yang didominasi anak muda.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Informatika dan Komunikasi (Kemenkominfo) Ferdinandus Setu menyambut baik peluncuran panduan Bebas Cyberbully. Ferdinandus menilai, upaya menangkal konten negatif di dunia maya tidak akan optimal jika hanya dilakukan Kemenkominfo. Untuk itu, dia menyambut baik diluncurkannya panduan bebas Cyberbully oleh Tiktok dan komunitas Sudah Dong.

"Kami mengapresiasi langkah Tiktok dalam menjamin keamanan dan kenyamanan penggunanya dan aktif melawan perisakan siber yang kerap terjadi di tengah perkembangan teknologi saat ini," kata Ferdinandus. ed: qommarria rostanti

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat