Warga melakukan transaksi digital menggunakan QRIS saat membeli daging di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/7/2023). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Iqtishodia

Mengakselerasi Transformasi Digital di ASEAN

Transformasi digital memiliki implikasi positif dalam meningkatkan kinerja perdagangan internasional di suatu negara

OLEH Sahara (Direktur International Trade Analysis and Policy Studies (ITAPS) dan Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB), Eisha M Rachbini (Peneliti ITAPS dan Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB), Sri Retno Wahyu Nugraheni (Peneliti ITAPS dan Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB), Dewi Setyawati (Peneliti ITAPS FEM IPB). 

 

Momentum keketuaan Indonesia di ASEAN berpeluang menjadi jembatan bagi Indonesia menuju pencapaian visi Indonesia 2045. Dalam visi tersebut, Indonesia ditargetkan dapat keluar dari middle income trap dengan target pendapatan per kapita 30 ribu dolar AS per tahun. Transformasi ekonomi merupakan suatu keniscayaan dalam melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi demi pencapaian target pada 2045 tersebut. Dan, transformasi digital merupakan salah satu kunci sukses dari transformasi ekonomi tersebut.

Penggunaan teknologi digital terutama selama pandemi Covid-19, terbukti membantu akselerasi aktivitas ekonomi sehingga dapat terus berjalan. Pada sektor perdagangan, misalnya, media sosial dan e-commerce menjadi media bagi produsen/pedagang dalam melakukan ekspansi pasar. Potensi ekonomi digital Indonesia ke depan masih terbuka lebar, terutama didukung oleh besarnya penduduk usia muda, meningkatnya akses internet, serta perkembangan ekosistem digital yang sangat pesat.

 
Penggunaan teknologi digital selama pandemi Covid-19 terbukti membantu akselerasi aktivitas ekonomi.
 

Transformasi digital juga memiliki implikasi positif dalam meningkatkan kinerja perdagangan internasional di suatu negara, termasuk Indonesia. Pentingnya perdagangan di sektor jasa, terutama untuk intermediary services dan digital services menjadi salah satu poin penting yang menjadi sorotan pada acara puncak High Level Policy Dialogue (HLPD) “Indonesia’s ASEAN Chairmanship 2023: Promoting ASEAN Relevance in Global Market”.

Acara itu diselenggarakan pada 4 Agustus 2023 oleh Kementerian Perdagangan bersama dengan ERIA, ITAPS FEM IPB University, SMERU, dan ADBI. Penggunaan teknologi digital diyakini dapat mengurangi hambatan dalam perdagangan jasa, terutama intermediary services.

photo
Pedagang melayani pembeli di salah satu kios di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/7/2023).  - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Kebijakan pemerintah untuk memastikan ketersediaan infrastruktur digital menjadi salah satu hal yang penting dalam mendukung perluasan dan peningkatan peran perdagangan di sektor jasa. Kebijakan tersebut memastikan tersedianya koneksi digital yang meluas dan terjangkau, pasar sektor telekomunikasi yang kompetitif dan transparan, serta keamanan dan proteksi data untuk mencegah tindak kejahatan siber.

Percepatan pertumbuhan ekonomi melalui transformasi digital juga menjadi agenda ASEAN Chairmanship 2023 yang diketuai oleh Indonesia. Digitalisasi ekonomi yang pesat berimplikasi secara nyata pada digital divide, tidak hanya di Indonesia, tapi juga secara regional di ASEAN. Kesiapan digital negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, perlu ditingkatkan, terutama dalam mengurangi kesenjangan dalam adopsi teknologi digital.

Salah satu upaya untuk meningkatkan adopsi teknologi digital adalah melalui peningkatan literasi digital, tidak hanya bagi masyarakat secara individu, tetapi juga bagi para pengambil kebijakan. Peningkatan kapasitas institutional melalui inklusi sektor finansial dan mitigasi risiko juga diperlukan.

Kesiapan digital negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, perlu ditingkatkan.

 

 

Perbaikan di sektor pendidikan turut berperan penting dalam upaya mengurangi digital divide. Pengalaman di Cina dan Amerika Serikat membuktikan bahwa program peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui akses teknologi yang terjangkau dan mudah, dapat mengurangi hambatan serta mendorong technology upskilling bagi pekerja dalam menghadapi transformasi digital.

Technology upskilling melalui pelatihan dan training dapat menciptakan talenta digital yang tangguh sehingga mengurangi kesenjangan digital antarnegara, baik secara regional di ASEAN, juga antara negara maju dan negara berkembang. Agar dapat menghasilkan dampak yang lebih besar, techology upskilling juga harus diikuti dengan perubahan perilaku dan mindset dari para talenta digital untuk terus melakukan inovasi dan penyesuaian dalam menghadapi tantangan serta perubahan.

photo
Peserta dari Politeknik Negeri Ujung Pandang mengoperasikan aplikasi pembelajaran geometri interaktif saat mengikuti Lomba Inovasi Digital Mahasiswa di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/7/2023). - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Transformasi pembayaran digital
Transformasi digital tidak dapat dipisahkan dari pembayaran digital dan Indonesia dinilai berhasil dalam mengimplementasikan pembayaran digital. Selama tiga tahun terakhir, terdapat tiga milestones yang berhasil dicapai oleh Bank Indonesia terkait transformasi digital sistem pembayaran di Indonesia. Ketiga capaian itu adalah reformasi regulasi, standardisasi sistem pembayaran (SNAP dan QRIS), dan infrastruktur sistem pembayaran ritel (BI Fast and kartu kredit Indonesia).

Keberhasilan Indonesia di sistem pembayaran digital tersebut dapat digunakan untuk mendukung posisi Indonesia pada keketuaan ASEAN. Sebagai upaya transformasi pembayaran digital di kawasan ASEAN, lima negara sudah dapat melakukan regional payment connectivity, seperti Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT). Memorandum of Understanding (MoU) on Cooperation in Regional Payment Connectivity (RPC) ditandatangani pada 14 November 2022 di Bali.

Keberhasilan Bank Indonesia untuk implementasi digitalisasi dalam sistem pembayaran tersebut tidak terlepas dari dampak pandemi Covid 19. Seperti diketahui, pandemi telah mengubah perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya untuk lebih banyak menggunakan layanan keuangan digital sehingga pembayaraan digital lebih cepat diimplementasikan. Pembayaran digital diharapkan dapat mendukung inklusi keuangan.

photo
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) meluncurkan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) Domestik dan QRIS Antarnegara Indonesia-Malaysia pada Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (8/5/2023). Bank Indonesia (BI) dan Bank Negara Malaysia (BNM) meresmikan implementasi interkoneksi pembayaran antara Indonesia dengan Malaysia menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). - (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Dalam mendukung tercapainya inklusi keuangan di Indonesia dan kawasan ASEAN, terdapat tiga pendorong utama yang perlu dilakukan Bank Indonesia dan seluruh stakeholder terlibat. Ketiga hal itu adalah bank harus terus menjalani transformasi digital, kolaborasi antara bank dan fintech, dan laju transaksi e-commerce yang cepat secara bersamaan.

Dibutuhkan sinergi dan kolaborasi guna mempercepat digitalisasi dalam sistem keuangan Indonesia, khususnya dalam menentukan proyek prioritas yang perlu dilakukan. Sinergi dan kolaborasi juga tidak hanya dilakukan di dalam negeri, yaitu antar K/L, tetapi juga dengan negara lainnya, khususnya memanfaatkan posisi Indonesia dalam Keketuaan ASEAN.

Transformasi digital, termasuk digitalisasi pada sistem pembayaran di ASEAN, membutuhkan upaya bersama secara regional, tidak hanya didorong oleh sebagian negara saja. Diperlukan komitmen yang kuat dan solid dari negara-negara anggota ASEAN dalam akselerasi transformasi digital.

Melalui upaya kolektif, negara-negara anggota ASEAN perlu secara bersama-sama melakukan penyesuaian kebijakan nasionalnya dalam mendukung agenda ASEAN dalam transformasi digital untuk menghadapi tantangan dan risiko global ke depan. Indonesia memiliki peranan penting dalam keketuaan ASEAN 2023 untuk mendukung transformasi digital dan mempercepat pertumbuhan ekonomi regional.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat