Menjaga kesehatan bibir dengan lip balm (ilustrasi) | Unsplash/Mariana Rascao

Medika

Sharing Lip Balm dan Risiko Infeksi Menular Seksual

Gejala IMS kurang dikenal dan sering diabaikan.

Berbagi-pakai kosmetik di antara perempuan, khususnya produk perawatan bibir, seperti chapstick atau lip balm, ternyata sangat tidak disarankan. Pakar kesehatan menyoroti bahwa kebiasaan itu bisa mengarah pada risiko terkena infeksi menular seksual (IMS).

"Jika seseorang memiliki herpes mulut dan menggunakan lip balm segera setelah seks oral, lip balm dapat membawa infeksi tersebut," kata konsultan ginekolog dari Spire Hospital, Dirk Brinkmann, dikutip dari laman Express, Kamis (3/8/2023).

IMS bisa diobati dengan antibiotik, tapi beberapa gejalanya kerap tidak terdeteksi. Apabila dibiarkan, IMS dapat mengarah ke perkembangan masalah kesehatan yang lebih serius. Dirk memperingatkan bahwa IMS yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko HIV.

Begitu pula berbagai komplikasi dan masalah kesehatan jangka panjang, termasuk kemandulan permanen, serta peningkatan risiko kanker ginekologi. Penelitian telah membuktikan bahwa human papillomavirus (HPV) penyebab IMS dapat ditularkan melalui segala bentuk kontak kulit ke kulit, termasuk berciuman dan aktivitas seksual.

HPV bisa memicu kanker yang menyerang penis, anus, vagina, vulva, tenggorokan, dan kepala. Terdapat lebih dari 200 jenis HPV berbeda, termasuk HPV16 dan HPV18 yang bertanggung jawab atas berbagai kanker. Sementara banyak strain dianggap berisiko rendah, penting untuk mewaspadai potensi bahaya yang terkait dengan jenis HPV tertentu.

Terlebih, gejala IMS kurang dikenal dan sering diabaikan. Misalnya, gejala berupa menstruasi berat pada perempuan. IMS paling umum, seperti chlamydia dan gonore juga dapat disalahartikan sebagai sakit perut karena nyeri dapat menyebar dengan cepat ke daerah panggul dan perut.

IMS pun dapat menyebabkan nyeri sendi yang menyerupai radang sendi dan infeksi mata. Sementara, infeksi HIV dini dapat disalahartikan sebagai gejala mirip flu, termasuk sakit kepala, demam, menggigil, lemas, dan sakit tenggorokan. Ruam tubuh dan gatal-gatal akibat infeksi HIV atau sifilis terkadang juga disalahartikan sebagai reaksi alergi.

 

Jika khawatir telah terpapar IMS, sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis. Dirk mengatakan, dokter mungkin meminta tes urine, tes darah, dan tes swab. "Sel-sel dikumpulkan dari alat kelamin, mulut, kulit, tenggorokan dan/atau pantat menggunakan swab. Pasien juga dapat melakukan pemeriksaan fisik," ujarnya.

Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) telah membagikan daftar tanda peringatan IMS yang harus diwaspadai. Itu termasuk keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina, penis, atau anus. Gejala lain, yakni nyeri saat buang air kecil, benjolan atau pertumbuhan kulit di sekitar alat kelamin atau anus, serta ruam.

Pendarahan vagina yang tidak biasa juga patut jadi perhatian. Begitu pula rasa gatal, lepuh, luka, dan kutil di area kelamin atau anus. Meski jarang terjadi, gejala juga bisa berupa munculnya kutil di mulut atau tenggorokan, meski hal ini sebenarnya jarang terjadi.

IMS biasanya ditularkan melalui aktivitas seksual atau kontak intim, disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang ditularkan di antara pasangan selama seks oral, vaginal, atau anal jika tak memakai kondom. Infeksi juga dapat terjadi secara non-seksual melalui kehamilan, persalinan, transfusi darah, jarum suntik bersama, dan kontak antara kulit dan kulit.

 

 
IMS pun dapat menyebabkan nyeri sendi yang menyerupai radang sendi dan infeksi mata.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat