Kecemasan dan kesehatan mental (ilustrasi) | Freepik/Rawpixel

Medika

Prediksi Mengerikan untuk Kesehatan Mental Setengah Populasi Dunia

Gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan adalah kondisi kesehatan mental yang paling umum.

Satu dari dua orang atau separuh umat manusia di dunia diperkirakan akan mengalami gangguan kesehatan mental selama hidupnya. Hal ini merujuk pada sebuah studi global terbaru yang dipimpin oleh para peneliti University of Queensland dan Harvard Medical School.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2019, hampir satu miliar orang hidup dengan gangguan kesehatan mental. Angka tersebut terus melonjak sejak pandemi Covid-19, di mana WHO melaporkan peningkatan prevalensi depresi dan kecemasan sebesar 25 persen pada tahun pertama pandemi.

Namun, situasi ini mungkin diremehkan, atau mungkin akan memburuk pada tahun-tahun mendatang. Studi yang dilakukan di 29 negara, memperkirakan bahwa separuh populasi dunia akan menderita setidaknya satu gangguan kesehatan mental sebelum usia 75 tahun.

Diterbitkan dalam jurnal The Lancet Psychiatry, penelitian ini didasarkan pada analisis beberapa survei terhadap lebih dari 150 ribu orang dewasa di 29 negara di seluruh dunia, antara tahun 2001 dan 2022. Menurut penelitian tersebut, tidak kurang dari 50 persen populasi dunia diperkirakan menderita setidaknya satu gangguan kesehatan mental selama hidupnya.

photo
Remaja dan Kesehatan Mental - (Republika)

Profesor Harvard Medical School sekaligus peneliti studi, Ronald Kessler, menegaskan bahwa gangguan mental adalah masalah kesehatan utama di seluruh dunia, yang perawatannya belum terpenuhi secara masif. Meskipun banyak intervensi terukur untuk pencegahan dan pengobatan telah dikembangkan, realisasinya sering kali tidak optimal.

“Studi ini memberikan wawasan penting yang dapat membantu dalam upaya penargetan untuk mengoptimalkan manfaat dari intervensi ini," kata Kessler dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Malay Mail, Rabu (2/8/2023).

Di seluruh dunia, dan terlepas dari jenis kelamin, gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan adalah kondisi kesehatan mental yang paling umum. Namun, ada perbedaan antara pria dan wanita.

Pada wanita, depresi adalah gangguan kesehatan mental yang paling umum, di atas fobia spesifik dan gangguan stres pascatrauma. Pada pria, penyalahgunaan alkohol adalah gangguan kesehatan mental yang paling umum, di atas depresi dan fobia spesifik.

Peneliti juga menemukan bahwa gangguan kesehatan mental umumnya muncul relatif lebih awal, antara masa kanak-kanak dan awal masa dewasa. Secara perinci, para peneliti memperkirakan usia rata-rata timbulnya gangguan kesehatan mental antara usia 19 tahun untuk pria, dan 20 tahun untuk wanita.

"Hal ini menunjukkan perlunya kajian lebih lanjut untuk memahami mengapa gangguan ini berkembang, serta merumuskan layanan kesehatan mental yang fokus pada anak muda. Layanan harus bisa mendeteksi dan mengobati gangguan mental dengan segera, dan dioptimalkan agar sesuai dengan pasien pada masa-masa kritis dalam hidup mereka," kata profesor John McGrath dari University of Queensland.

Bipolar dan Risiko Kematian Dini

Individu yang didiagnosis memiliki kemungkinan enam kali lebih besar untuk meninggal lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap gangguan ini. Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Mental Health, hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kecelakaan, kekerasan, dan bunuh diri.

Studi ini menunjukkan bahwa orang yang tidak memiliki gangguan biporal dua kali lebih mungkin meninggal karena penyebab somatik (fisik), dengan alkohol sebagai faktor utama.

“Pertimbangan yang seimbang antara respons terapeutik, potensi efek samping somatik jangka panjang yang serius dari obat-obatan yang berbeda, dan risiko kematian dini yang disebabkan oleh penyebab tertentu sangat diperlukan, terutama pada orang yang lebih muda," kata para peneliti termasuk Dr Tapio Paljarvi dari Rumah Sakit Niuvanniemi di Finlandia.

“Menargetkan intervensi pencegahan untuk penyalahgunaan zat mungkin akan mengurangi angka kematian. Pencegahan bunuh diri tetap menjadi prioritas, dan kesadaran yang lebih baik akan risiko overdosis dan keracunan lainnya diperlukan," kata Paljarvi seperti dilansir dari Siasat Daily, Kamis (20/7/2023).

Peningkatan risiko kematian dini akibat penyebab apa pun telah dilaporkan secara konsisten pada mereka yang mengalami gangguan bipolar dari beberapa negara. Namun, tidak jelas, apakah ada penyebab khusus, atau sejauh mana penyakit somatik berkontribusi terhadap risiko ini.

Serba-Serbi Kesehatan Mental - (Republika)

  ​

Untuk memahami hal ini, tim peneliti melacak hasil dari 47.018 orang dengan gangguan bipolar selama delapan tahun. Secara keseluruhan, 3.300 (tujuh persen) di antaranya meninggal selama periode pemantauan dibandingkan dengan 141.536 orang pada populasi umum, yang setara dengan risiko kematian akibat penyebab eksternal 6 kali lipat lebih tinggi dan risiko kematian akibat penyebab somatik 2 kali lipat lebih tinggi.

Usia rata-rata mereka saat meninggal adalah 50 tahun, hampir dua pertiga (65 persen) dari kematian ini terjadi pada pria. Penyebab kematiannya adalah penyebab somatik sebanyak 61 persen dan penyebab eksternal sebanyak 39 persen.

Di antara 2.027 kematian akibat penyakit somatik, alkohol adalah penyebab terbanyak yaitu 29 persen; diikuti oleh penyakit jantung dan stroke (27 persen); kanker (22 persen); penyakit pernapasan (empat persen); diabetes (dua persen); dan gangguan perilaku yang terkait dengan penyalahgunaan zat lainnya (1 persen). Sisanya, 15 persen, terdiri atas berbagai penyebab lainnya.

Dari 595 kematian terkait alkohol, penyakit hati menyumbang hampir setengahnya (48 persen), diikuti oleh keracunan alkohol yang tidak disengaja (28 persen), dan ketergantungan alkohol (10 persen).

Di antara kematian yang disebabkan oleh faktor eksternal, sebagian besar disebabkan oleh bunuh diri (58 persen), hampir setengahnya (48 persen) disebabkan oleh overdosis obat-obatan kesehatan mental yang diresepkan, termasuk yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar.

 

 

 

Gangguan mental adalah masalah kesehatan utama di seluruh dunia.

RONALD KESSLER, Profesor Harvard Medical School sekaligus peneliti studi. 
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Konsumsi Makan tak Tepat dan Terganggunya Kesehatan Mental

Makanan bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.

SELENGKAPNYA

Pakai Smartphone Sejak Dini dan Kesehatan Mental Gen Z

Orang tua harus menakar kedewasaan anak sebelum memberikan mereka ponsel pintar.

SELENGKAPNYA

Warna dan Pengaruhnya pada Kesehatan Mental Anak

Ada sel-sel dimata yang akan berekasi terhadap warna dan cahaya.

SELENGKAPNYA