Seluk-beluk Frugal Living (ilustrasi) | Republika

Gaya Hidup

Menjadi Seorang Frugal Sembari Menikmati Hidup

Jika sudah terbiasa menjadi orang frugal, maka akan sulit mengubah kebiasaan untuk mengeluarkan uang seperlunya.

Istilah frugal living kembali mencuat belakangan ini, padahal gaya hidup ini telah diterapkan banyak miliarder di Amerika Serikat sejak 2007. Tujuan dari frugal living adalah menuju financial independence, retire early (FIRE).


“Jadi, frugal living adalah gaya hidup sederhana agar bisa mengoptimalkan penghasilan untuk tujuan-tujuan keuangan yang lebih besar, seperti pensiun lebih cepat, mencapai mandiri finansial, bahkan ada yg bertujuan untuk lebih banyak charity,” ujar perencana keuangan OneShildt, Agustina Fitria Aryani, saat dihubungi Republika, Senin (24/7/2023).


Memang, biasanya yang menjalani frugal living ini adalah orang kaya raya. Namun, ini dapat diterapkan oleh siapa saja, terutama bagi mereka yang punya banyak tujuan keuangan atau punya penghasilan terbatas. Seperti mereka yang berpenghasilan setara UMP, perlu menerapkan frugal living agar kebutuhan hidupnya terpenuhi dan bisa menabung atau berinvestasi untuk tujuan masa depan.

photo
Gaya hidup frugal living (ilustrasi) - (Unsplash/Sandy Miliar)

Orang frugal akan memikirkan manfaat dari uang yang dikeluarkan secara jangka panjang, lebih bijak dalam mengeluarkan uang atau tidak impulsif. Namun, apakah itu berarti mengorbankan kenyamanan? Setiap orang memiliki level kenyamanannya sendiri.

Bagi mereka yang baru memulai gaya hidup frugal, pasti akan perlu melakukan adaptasi. Jika sudah terbiasa, itulah level kenyamanan mereka yang baru.

Sebagai contoh, frugal dalam makanan, artinya membuat meal plan, memasak sendiri, dan membawa bekal. “Sesedikit mungkin jajan di luar dari meal plan yang sudah dibuat, kecuali dalam event istimewa yang memang punya arti penting baginya. Itu pun dalam anggaran yang sudah ditetapkan,” ujar Agustina.


Apakah frugal dan pelit ini setipe? Menurutnya, pelit umumnya hanya fokus pada harga, berusaha untuk menekan uang yang dikeluarkan. Sementara frugal berusaha untuk melakukan prioritas dalam melakukan pengeluaran dan setiap pengeluaran akan bermanfaat dalam jangka panjang.

photo
Mengenal gaya hidup frugal living (ilustrasi) - (Unsplash/Josh Appel )


Di luar negeri ada Warren Buffet yang menerapkan frugal living, di Indonesia ada Cinta Laura. “Orang kaya akan jadi makin kaya raya karena menerapkan frugal living,” kata Agustina.


Jika sudah terbiasa frugal, ketika ada krisis ekonomi melanda, orang frugal akan lebih mudah menghadapinya. Tentu itu karena mereka sudah terbiasa hemat dan punya dana atau aset yang memadai untuk hidup jangka panjang.


Ada pula seorang frugal living, menyebut dirinya Mr Money Mustache, membuat blog serta selalu mengunggah kehidupannya yang menjalani frugal living. Ia membagikan tiga cara untuk bisa bersenang-senang menjalani hidup yang bahagia, meskipun menerapkan frugal living.


Prinsip #1: Anggaran Pengeluaran Maksimal


Ada seorang frugal yang telah menerapkan investasinya dengan baik selama bertahun-tahun dan telah berhasil mengumpulkan setumpuk investasi produktif senilai sekitar dua juta dollar AS atau sekitar Rp 30 miliar.


Namun, ia mengeluarkan uang di bawah 40 ribu dolar AS atau sekitar Rp 601 juta per tahunnya. Selain itu, mereka hanya tinggal di rumah sederhana dan bahkan masih memiliki usaha kecil sampingan lainnya.


Aturan memberi tahu bahwa orang ini seharusnya cukup aman jika membelanjakan hingga empat persen atau sekitar 80 ribu dollar AS (Rp 1,2 miliar) per tahun dari hasil tersebut.


Jika ingin menjadi sangat konservatif, masih aman menetapkan tingkat pengeluaran sebesar tiga persen atau sekitar 60 dolar AS (Rp 901 juta) setiap tahun. Ditambah lagi, pendapatan sampingan apa pun, warisan masa depan, dan pendapatan jaminan sosial yang menambah surplus.


Orang frugal seperti ini, ketika memiliki uang tambahan justru akan langsung berpikir untuk membuatnya bertambah banyak. Jadi, dengan penghasilan 2 juta dolar AS, tidak akan masalah jika bersenang-senang menghabiskan paling maksimal 80 ribu dolar AS.

 

photo
Mengatur keuangan dan gaya hidup frugal living (ilustrasi) - (Unsplash/Rifath Photoripey)


Prinsip #2: Cara Khusus Memboroskan Uang


Jika sudah terbiasa menjadi orang frugal, akan sulit mengubah kebiasaan untuk mengeluarkan uang seperlunya. Tapi, coba diingat, ketika ditraktir oleh teman atau kantor, biasanya siapa pun tidak akan peduli berapa harga yang akan dihabiskan.


Agar bisa memboroskan uang, buatlah uang khusus yang seolah merupakan uang milik orang lain. Segera buat rekening khusus untuk menjadi ‘Pemborosan Uang Khusus’. Siapkan setoran yang berasal dari pengeluaran maksimal. Lalu, uang ini hanya boleh dilakukan untuk kesenangan atau hobi.


Dan hal ini bisa jadi akan menyenangkan. Uang ini bisa digunakan untuk beli makanan organik walaupun harga mahal. Atau pergi keluar untuk makan malam mewah. Bisa juga untuk memberi kejutan orang tercinta dengan tiket konser, bahkan membayar seluruh liburan bersama teman-teman.


Prinsip #3: Teman Berbagi Royal


Mencari teman yang memiliki keinginan sama dalam hal pengeluaran uang, tentu akan membuat orang frugal lebih yakin jika ingin membeli sesuatu untuk kesenangannya. Bersama teman ini, orang frugal bisa berbagi keputusan, hingga memiliki pandangan sama terhadap harga suatu barang.


Misalnya, jika ada seorang teman yang kaya raya, dia memperlakukan dirinya sendiri, dan keluarganya dengan barang-barang berkualitas untuk rumah, perjalanan yang luar biasa bersama, dan hal menyenangkan lainnya. Tentu sedikit banyak ini akan memengaruhi orang frugal untuk mau mengeluarkan uangnya.

 

 
Ketika ada krisis ekonomi melanda, orang frugal akan lebih mudah menghadapinya.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat