Fitrah Mencari Tuhan | Freepik

Tuntunan

Fitrah ‘Mencari’ Tuhan

Sekeras-kerasnya membantah, ternyata bantahan itu bukan dari lubuk jiwanya.

Socrates terekam dalam sejarah sebagai seorang bijak dari Yunani Kuno yang gemar mendiskusikan tentang kebenaran tunggal kepada kaumnya. Pada masa berkembangnya mitologi seputar dewa-dewa Yunani, dia justru mendakwahkan ada satu zat di balik yang tampak di pelupuk mata.

Anak seorang bidan ini berkeliling kota dan mengajak masyarakat untuk berdiskusi. Di dalam perbincangannya, dia lebih suka menyebut God alih-alih sebagai Gods. Dia memburu kebenaran sampai-sampai penguasa resah. Pada akhirnya, orang bijak yang tidak pernah menulis tentang jerih akalnya itu harus mati setelah dipaksa meminum racun.

photo
Para peziarah menunaikan shalat Subuh di Gua Hira, Jabal Nur, Makkah Arab Saudi, Sabtu (10/6/2023) - (Rep-Fuji EP)

Ulama legendaris Tanah Air, Buya Hamka, mengungkapkan, pertanyaan tentang Yang Maha Ada itu sama purbanya dengan ketika manusia mendiami bumi. Kesan pertama tentang-Nya merata pada segenap manusia. Dia tumbuh berbarengan dengan berjalannya akal. Dia mengetuk-ngetuk pintu sanubari tentang sesuatu kekuatan tersembunyi di latar alam yang tampak ini.

Karena itu, orang menyembah hal-hal yang tinggi. Ketika manusia tinggal di gua, mereka menyembah hutan, kayu, bahkan batu. Mereka juga menyembah gunung. Setelah berpindah dari satu gua ke gua lainnya, mereka mulai menyembah air yang mengalir. Mereka juga menyembah makhluk di dalamnya, seperti ikan. Pada saat berburu, mereka memuja hewan yang merasa terhubung dengan suku tersebut.

Ketika kehidupan itu telah maju dan berpindah ke zaman bercocok tanam, ada semacam pertalian yang tumbuh di antara langit dan bumi. Mereka mulai memahami jika kesuburan tanam-tanaman ternyata bergantung pada hujan dari langit. Tangan mereka pun mulai menengadah ke langit.

 
Mereka mulai memahami jika kesuburan tanam-tanaman ternyata bergantung pada hujan dari langit.
 
 

Nusantara juga kaya dengan rasa spiritualisme. Banyak jejak sejarah mengenai beragam bentuk kepercayaan nenek moyang sebelum adanya agama. Kepercayaan tersebut bahkan ada yang masih bertahan hingga sekarang.

Buya Hamka menulis, di dalam dongeng Cindur Mato, misalnya, tersebut bahwa raja-raja Minangkabau berasal dari keturunan Indra Jati yang tak lain dewa dari langit. Dia memiliki kuda bertuah bernama si Gumarang, kerbaunya bernama si Benuang, sementara ayamnya si Kinantan. Dia juga memiliki keris Sampena Ganja Iras.

photo
ILUSTRASI Hakim bin Hazam adalah seorang sahabat Nabi SAW. - (DOK WIKIPEDIA )

Perjalanan sejarah manusia dalam hal spritiualisme amat panjang. Setelah menerawang, berpikir, merenung, hingga sampai di ujung perjalanan, sampailah dia pada Yang Mahamutlak. Puncaknya pada ideal (Plato). Tao yang tak diberi nama (Lao Tze) dan Allah (Muhammad). Meski demikian, tidak sedikit kaum yang mendeklarasikan ketiadaan Tuhan.

Pada era Yunani pun—sebelum masa Socrates—hidup Democritos yang berpandangan tidak ada tuhan di belakang benda yang nyata. Pada masa modern, Nietzche bahkan lebih radikal dengan dalilnya yang menyatakan tuhan telah mati. Tokoh lainnya adalah Karl Marx yang mengungkap jika agama adalah candu. Hamka menyebut sikap tersebut sebagai upaya untuk membantah adanya Yang-ada. Menurut dia, keraguan itu timbul saat manusia menggunakan pikiran.

Terkadang, sekeras-kerasnya membantah, terdapat bukti jika bantahan itu bukan dari lubuk jiwanya. Terkadang, dia mencoba jalan filsafat sampai berlari sejauh mungkin. Pada akhirnya, dia tertumbuk kepada dinding yang tak kuasa untuk diseberangi lagi. Dia kepayahan untuk mengumpulkan bukti-bukti tentang ketiadaan itu.

Pertanyaan sederhana mengenai mengapa alam ini diciptakan dari tidak ada kemudian ada dan berujung kepada ketiadaan pun belum bisa dijawab. Bukankah jika benar tidak ada Yang Maha Pencipta, tidak perlu alam itu diadakan? Mereka pun tersesat di dalam pengembaraan akal sendiri karena tidak men dengar fitrahnya di dalam jiwa.

Pengakuan kita sebagai hamba adalah fitrah manusia. Bukankah kita diminta dan diminta bersaksi tentang Dzat Sang Pencipta? “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam dari kandungannya dan Tuhan menjadi saksi terhadap jiwa mereka (berfirman): 'Bukankah Aku Tuhanmu.' Mereka menjawab: 'Benar (Engkau Tuhan kami). Kami adalah saksinya.' (Kami melakukan itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: 'Kami (anak Adam) adalah orang-orang yang lengah tentang ini (keesaan Tuhan)." (QS al-Araf: 172).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini mengungkapkan bahwa Allah SWT telah mengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi mereka untuk bersaksi melawan diri mereka sendiri. Allah adalah Tuhan dan Pemilik mereka, dan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia

 
Maka menghadapkan wajahmu langsung kepada agama (Allah); (tetap pada) sifat Tuhan yang telah menciptakan manusia menurut sifat itu. Tidak ada perubahan dalam sifat Allah.
QS AR-RUM: 30
 

Allah SWT menjadikannya dalam sifat dan perilaku mereka, sebagaimana disebutkan oleh Allah SWT. melalui firman-Nya: “Maka hadapkanlah wajahmu langsung ke agama (Tuhan); (tetap pada) sifat Tuhan yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada sifat Tuhan.” (QS ar-Rum: 30).

Dalam kitab Shahihain, disebutkan melalui Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah (suci).” Riwayat lain menyebutkan: “Dalam keadaan memeluk agama ini (Islam), kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi, seperti halnya hewan ternak yang lahir utuh, apakah kamu merasakan (lihat) apakah ada cacat pada dirinya?"

Saatnya kita tingkatkan derajat keimanan dengan ilmu. Hakikat kita sebagai hamba yang “berkualitas” akan semakin berharga di hadapan Sang Pencipta ketika kita mengalami realitas ciptaan-Nya. "Apakah orang yang berpengetahuan akan sama dengan orang yang tidak berpengetahuan?" (QS az-Zumar: 9). Wallahu' alam

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kecendekiaan dan Dinamika Perubahan Global (Bagian 2- Habis)

Belum seluruh kesenjangan kognitif-intelektual antara berbagai kelompok masyarakat telah terutup rapat.

SELENGKAPNYA

Keteguhan Tekad Nabi Zakaria

Keteguhan dan sikap optimistis Nabi Zakaria dalam menjalani takdir patut menjadi teladan.

SELENGKAPNYA

ESDM Sebut Distribusi Elpiji Subsidi Bermasalah

Sistem distribusi elpiji harus dievaluasi dan disesuaikan dengan kondisi daerah.

SELENGKAPNYA