Adiwarman A Karim | Daan Yahya | Republika

Analisis

Muharam dan Perang Ekonomi

Inilah bedanya "ekonomi perang" dan "perang ekonomi".

Oleh ADIWARMAN A KARIM

Dinamika geopolitik perang militer Rusia-Ukraina yang didukung Amerika Serikat, telah menjelma menjadi perang ekonomi yang berdampak besar pada perekonomian global.

Di belahan dunia lain, sebaliknya, perang ekonomi AS-Cina mendorong shadow boxing perang militer dengan Cina dengan negara-negara proxy yang didukung AS.

Yukon Huang, peneliti Carnegie Endowment, dalam artikelnya “The US-China Trade War Has Become a Cold War” menjelaskan bagaimana kompetisi ekonomi AS-Cina telah berubah menjadi Perang Dingin. Ada dua hal yang meningkatkan ketegangan ekonomi kedua negara.

Pertama, kebijakan perdagangan AS yang keliru. Di zaman Donald Trump, dikesankan perusahaan-perusahaan AS terlalu banyak melakukan investasi ke Cina sehingga membesarkan kekuatan ekonomi Cina.

Padahal, data menunjukkan hanya 1-2 persen saja dari investasi luar negeri AS yang masuk ke Cina. Uni Eropa yang besaran ekonominya setara dengan AS, memiliki invetasi ke Cina dua kali lipat. Dengan kata lain, investasi AS di Cina terlalu kecil.

Kedua, kebijakan proteksi ekonomi Cina. Tidak seperti negara-negara lain yang biasanya memberikan subsidi kepada perusahaan lokal dan rumah tangga, Cina malah memberikan subsidi kepada bank-bank lokal dan pasar modalnya untuk mendukung perkembangan industri teknologi tinggi dan industri strategis lainnya.

Ada dua jenis proteksi, yaitu, pertama, akses pasar dan investasi asing dibatasi, dan kedua, kewajiban transfer teknologi. Investasi asing juga diwajibkan memiliki mitra lokal, kecuali untuk industri berteknologi tinggi dan strategis.

BASF produsen kimia, Tesla produsen mobil listrik, Balckrock di bidang keuangan adalah tiga perusahaan AS pertama yang diizinkan masuk tanpa mitra lokal.

 
Pebisnis Cina berhasil melakukan diversifikasi membeli barang dari negara-negara lain selain AS, sedangkan sektor pertanian AS masih sangat tergantung ekspornya ke pasar Cina.
 
 

Chad Bown dan Yilin Wang, peneliti Peterson Institute for International Economics, dalam artikelnya “Five Years into the Trade War” mencatat hasil perang ekonomi akibat kebijakan perdagangan AS yang keliru dan kebijakan proteksi Cina. Pebisnis Cina berhasil melakukan diversifikasi membeli barang dari negara-negara lain selain AS, sedangkan sektor pertanian AS masih sangat tergantung ekspornya ke pasar Cina.

Robert Atkinson, pemimpin Information Technology and Innovation Foundation, dalam artikelnya “How to Win the US-China Economic War” menjelaskan bagaimana Cina dapat mendominasi perang ekonomi dengan AS.

Dalam cetak biru “Made in China 2025” yang disiapkan Xi Jinping tahun 2015, ada dua sektor yang menjadi fokus utama, yaitu kemajuan inovasi dan produksi, yang dijabarkan menjadi lima strategi.

Pertama, strategi mencapai swasembada untuk mengurangi ketergantungan pada asing. Kedua, pembatasan akses bagi pelaku ekonomi asing untuk industri-industri penting. Ketiga, penyebaran properti intelektual yang berhasil diakses dari luar negeri. Keempat, kewajiban transfer teknologi. Kelima, subsidi untuk mendukung industri teknologi tinggi dan industri strategis lainnya.

Inilah bedanya "ekonomi perang" dan "perang ekonomi". Dalam "ekonomi perang", kelesuan perekonomian bangkit kembali karena kenaikan permintaan alat-alat perang sebagai pemicu bergeraknya kegiatan ekonomi lain. Sedangkan dalam "perang ekonomi", kekeliruan strategi akan melemahkan kekuatan ekonomi dan dapat menimbulkan kelesuan ekonomi.

AS mempunyai jejak rekam panjang dalam "ekonomi perang". James Henretta, Rebecca Edwards, Robert Self, Eric Hinderaker, parofesor University of Maryland, dalam buku mereka America’s History, menjelaskan bahwa pemerintah menaikkan tarif pajak yang digunakan untuk membayar separuh biaya perang, dan meminjam uang dalam bentuk penerbitan obligasi untuk membiayai sisanya.

Christopher Tassava, peneliti Carleton College, dalam artikelnya “The American Economy During World War II” mencatat lembaga keuangan komersil, seperti bank, memegang obligasi dan surat berharga lainnya mencapai 24 miliar dolar AS pada saat berakhirnya perang.

Cina punya rekam jejak panjang dalam "perang ekonomi". Xi Jinping dalam World Economic Forum tahun 2021 menyatakan, kompetisi ekonomi untuk mencapai kebaikan, bukan untuk membunuh rival ekonomi. Dalam kenyataannya, "perang ekonomi" menyeret Cina dalam perang militer.

 
Xi Jinping dalam World Economic Forum tahun 2021 menyatakan, kompetisi ekonomi untuk mencapai kebaikan, bukan untuk membunuh rival ekonomi. Dalam kenyataannya, "perang ekonomi" menyeret Cina dalam perang militer.
 
 

Yang paling legendaris adalah Perang Opium Pertama ketika Cina melarang ekspor opium kepada Inggris tahun 1839-1842, dan Perang Opium Kedua dengan Inggris dan Prancis tahu 1856-1860.

Perang ini berujung pada penyerahan Hong Kong kepada Inggris sampai tahun 1997. Perekonomian Cina mengalami kontraksi selama perang, yang diperparah keadaan ekonomi Cina dengan munculnya Pemberontakan Taiping dan Revolusi Dungan.

Perang saudara Taiping antara Dinasti Qing yang dipimpin etnis Manchu dengan Kerajaan Taiping yang dipimpin etnis Hakka menimbulkan korban 20 juta orang usia produktif. Perang Dungan menyebabkan berkurangnya populasi di barat laut Cina sampai 21 juta orang, termasuk yang melarikan diri dari wilayah konflik.

Indonesia mempunyai jejak rekam panjang dalam "ekonomi perang" dan "perang ekonomi". Daya tarik sumber daya alam yang melimpah dan keramah-tamahan bangsa Indonesia merupakan dua faktor yang mendorong rekam jejak panjang tersebut.

VOC yang awalnya berdagang rempah-rempah, kemudian menjajah Indonesia dengan dukungan Kerajaan Belanda. Perang militer pun tidak terhindarkan. Perang ekonomi yang berujung perang militer.

 
Indonesia mempunyai jejak rekam panjang dalam "ekonomi perang" dan "perang ekonomi". Daya tarik sumber daya alam yang melimpah dan keramah-tamahan bangsa Indonesia merupakan dua faktor yang mendorong rekam jejak panjang tersebut.
 
 

Sebaliknya, masuknya Jepang ke Indonesia diawali dengan "ekonomi perang" ketika Jepang, Jerman, Italia terlibat Perang Dunia II melawan negara-negara Sekutu. Jepang membutuhkan sumber daya manusia dan sumber daya alam Indonesia untuk mendukung keperluan perangnya. Kerja paksa Romusha dan perampasan hasil panen merupakan sedikit contoh. Ekonomi perang yang berujung eksploitasi ekonomi.

Pilpres, pileg, dan pilkada tahun 2024 seyogianya menjadi alat menguatkan persatuan dan kesatuan Indonesia untuk mengantisipasi dinamika geopolitik yang dapat saja berujung pada "perang ekonomi" dan "ekonomi perang" antara kekuatan adidaya dunia.

Bulan Muharam dipilih oleh Umar bin Khattab RA menjadi awal tahun kalender Islam karena banyaknya peristiwa penting yang terjadi pada bulan itu sejak zaman Nabi Adam AS.

Tahun hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabatnya dari Makkah ke Madinah diusulkan Ali bin Abi Thalib RA menjadi tahun awal kalender Islam karena Allah SWT menyebut beberapa kali di dalam Alquran keutamaan bagi mereka yang hijrah.

Inilah bulan ketika Allah SWT memberikan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi para Rasul-Nya, memberikan pertolongan, mengaruniakan keselamatan dan kemenangan bagi para Rasul dan pengikutnya. Inilah bulan kita bertobat, seperti dicontohkan para Nabi dan Rasul, dan dengan tobat itu kita menyongsong datangnya pertolongan Allah SWT.

Kita semua pernah salah dan keliru, saling hujat, saling hina, saling khianat. Ini saatnya kita rukun, saling dukung. Gemah ripah loh jinawi, tentrem kerto raharjo.

Indonesia yang subur makmur, tertib, tenteram, sejahtera. La ilaha illa anta, subhanaka, inni kuntu minazalimin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Biografi Ali Zainal Abidin

Sosok ini merupakan Ahlul Bait yang selamat dalam Insiden Padang Karbala.

SELENGKAPNYA

Amani Al-Khatahtbeth, Pencetus Media Muslimah AS

Dia frustrasi dengan persepsi Islam dan Islamofobia yang berkembang setelah 9/11.

SELENGKAPNYA

Bank Pribumi Perdana Dimodali Kas Masjid

Sistem perbankan pribumi dimulai memanfaatkan uang kas Masjid Agung Purwokerto.

SELENGKAPNYA