Oleh AGUS SOPIAN

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan baginya kesulitan-kesulitan hari kiamat.

Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang Muslim, Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya.” (HR Muslim).

Hadis tersebut menegaskan betapa beruntungnya orang yang senantiasa mempermudah urusan orang lain. Siapa yang membantu meringankan orang yang sedang dilanda kesulitan hidup, baik itu dengan sedekah, saran, atau sekadar hiburan, Allah SWT akan memudahkannya dalam menghadapi akhirat kelak.

 

Muslim sejati tidak akan menyakiti orang lain, baik dengan lisan maupun perbuatan. Justru, ia akan menebar kebaikan semampu yang dia bisa.

 

 

SHARE    

Sebagai makhluk sosial, manusia tentu saling membutuhkan satu sama lain. Islam mengajarkan pemeluknya untuk peduli kepada sesama. Berbagi kebahagiaan, dan membantu meringankan kesusahan serta penderitaan.

Tak disebut beriman orang yang tidak mencintai sesamanya. Muslim sejati tidak akan menyakiti orang lain, baik dengan lisan maupun perbuatan. Justru, ia akan menebar kebaikan semampu yang dia bisa.

Nabi SAW bersabda, “Seorang Muslim yang sebenarnya adalah dia yang orang lain selamat dari lisan dan tangannya. Sedangkan seorang mukmin yang sebenarnya adalah orang lain merasakan aman akan darah dan harta benda mereka.” (HR Nasa’i dan Ahmad).

Hadis tersebut mempertegas bahwa beriman dan berislam itu tidak cukup hanya ritual dan pengakuan semata, melainkan harus tercermin dalam kehidupan keseharian. Seringkali kita merasa paling beriman, padahal perkataan dan perbuatan kita jauh dari yang diharapkan.

 

Hindarilah sikap permusuhan dengan sesama, dan janganlah memutus tali silaturahmi. Tidak ada yang didapat dari permusuhan kecuali kesulitan.

 

 

SHARE    

Hindarilah sikap permusuhan dengan sesama, dan janganlah memutus tali silaturahmi. Tidak ada yang didapat dari permusuhan kecuali kesulitan. Sering karena keangkuhan, kita lupa diri hingga melukai. Merasa punya jabatan tinggi hingga sewenang-wenang menghakimi.

Lihatlah pada sekitar kita, bisa jadi banyak orang yang membutuhkan uluran tangan. Tentunya, kita semua punya peran untuk menebar kebaikan dan membantu sesama.

Apapun peran kita saat ini, gunakan untuk mengabdi kepada-Nya dengan terus berbuat baik. Jika dikarunia ilmu, tebarkanlah ilmu itu dan ajarkan kepada orang yang membutuhkan. Saat diamanahi harta yang berlimpah, jadilah dermawan yang senang berbagi.

Rasulullah SAW menegaskan, “Manusia yang paling dicintai Allah adalah dia yang memberi manfaat kepada sesamanya. Amal perbuatan yang paling dicintai oleh Allah adalah memberi kebahagiaan kepada sesama Muslim dan menghiburnya saat dia dilanda kesusahan, atau meringankannya saat dia dililit utang, atau memberikannya makanan saat dia merasakan lapar. Karena aku lebih menyukai berjalan bersama seorang Muslim yang berbagi dengan orang yang sedang membutuhkan daripada melakukan iktikaf di masjid selama satu bulan penuh....” (HR ath-Thabrani).

Mari berikhtiar menjadi pribadi yang cinta pada kebaikan. Haluskanlah hati kita untuk selalu peduli pada sesama. Jadikanlah hati kita penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk-Nya.

Ingat dan yakinilah bahwa hidup ini singkat, maka hiasilah dengan kebaikan. Buatlah rumah kita terbuka dan ramah kepada mereka yang sedang dilanda kesedihan dan kemalangan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat