Seorang pekerja keluar dari tenda yang akan digunakan jamaah saat wukuf di Arafah, Arab Saudi, Rabu (21/6/2023). | ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Kabar Tanah Suci

Ribuan Jamaah Ikut Tarwiyah demi Sunah

Jamaah mendapatkan biaya tambahan senilai 220 Riyal jika ingin melaksanakan tarwiyah

Oleh FUJI EKA PERMANA dari MAKKAH, ARAB SAUDI

MAKKAH -- Ribuan jamaah haji Indonesia memilih melaksanakan ibadah haji tarwiyah. Diantaranya, yakni jamaah yang berasal dari Kafilah 'Aisyiyah se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Jumlahnya berkisar 1.575 orang.

Mereka berasal dari beberapa Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU) di Yogyakarta, seperti 'Aisyiyah Surakarta, Mandiri Surakarta, Amal Syuhada, Bina Umat dan Haramain. 

Tarwiyah adalah mabit atau bermalam di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah, sebelum wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah. Mereka memilih untuk melakukan tarwiyah sebagaimana yang diajarkan oleh pembimbing manasik haji sejak di Tanah Air. 

Ketua Kafilah 'Aisyiyah se-DIY, Sukamta menyampaikan, jamaah haji yang memilih tarwiyah memiliki keyakinan bahwa tarwiyah merupakan bagian dari sunnah ibadah haji. Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya melakukan tarwiyah di Mina.

photo
Tempat tidur jamaah haji Indonesia di dalam tenda di Mina, Makkah, Arab Saudi. Rabu (21/6/2023). - (Republika/Fuji Eka Permana)

"Melaksanakan tarwiyah ini telah ditekankan sejak manasik haji di Tanah Air sehingga ketika mereka berangkat ke Tanah Suci itu dipikirannya akan tarwiyah, sehingga tidak ada lagi persoalan di Tanah Suci karena di Tanah Air sudah dibekali dengan berbagai bimbingan manasik haji yang rangkaian ibadah haji itu ada sunnah yaitu tarwiyah di tanggal 8 Dzulhijjah," kata Sukamta bercerita kepada Republika di Makkah, Jumat (23/6/2023).

Sukamta menyampaikan, sudah tidak ada pertentangan di tengah jamaah haji yang akan melakukan tarwiyah. Saat manasik di Tanah Air,  mereka melakukan tarwiyah. Sementara, jamaah haji yang di tidak mengikuti manasik dengan tarwiyah saat di Tanah Air, mereka hanya tahu jika tidak ada tarwiyah. Karena itu, mayoritas jamaah haji Indonesia tidak ikut tarwiyah.

"(Jamaah haji yang tidak ikut tarwiyah) sejak di Tanah Air memang tidak pernah disampaikan tentang tarwiyah sehingga mereka tahunya haji itu langsung niat ke Arafah (untuk wukuf)," ujar Sukamta yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

 
(Jamaah haji yang tidak ikut tarwiyah) sejak di Tanah Air memang tidak pernah disampaikan tentang tarwiyah sehingga mereka tahunya haji itu langsung niat ke Arafah (untuk wukuf)
SUKAMTA Ketua Kafilah 'Aisyiyah se-DIY
 

Sukamta menyampaikan bahwa jamaah haji binaannya sudah dibekali manasik haji yang ada tarwiyahnya. Sementara, standar manasik di Kementerian Agama (Kemenag) tidak ada materi tentang tarwiyah. Mayoritas jamaah tidak dikenalkan dengan tarwiyah sekalipun itu sunnah dalam ibadah haji.

Meski demikian, Sukamta menegaskan bahwa jamaah haji yang tarwiyah dan tidak tarwiyah sama-sama sah ibadah hajinya. "Insya Allah dua-duanya (jamaah haji yang tarwiyah dan tidak) bisa mabrur, bukan berarti yang tarwiyah mabrur dan yang tidak tarwiyah tidak mabrur, ini (tarwiyah) bagian dari sunnah saja," jelas Sukamta.

Ia mengatakan, ketika jamaah haji meninggalkan yang sunnah tentu tidak masalah. Tapi ibadah sunnah merupakan ibadah yang dicintai Nabi Muhammad SAW. Jika dikerjakan dapat pahala. Jika tidak dikerjakan tidak apa-apa dan tidak mengurangi sahnya ibadah haji.

Menurut Sukamta, meski tidak mengerjakan yang sunnah, tidak akan mengurangi peluang untuk mendapatkan haji mabrur. Artinya semua tergantung niatnya, semua tergantung masing-masing pribadi dalam menjalankan rukun wajib haji dan sunnah.

Mobilisasi Jamaah Haji Tarwiyah

Sukamta yang akan menjadi koordinator bagi 1.575 jamaah haji tarwiyah menyampaikan rencana pergerakan jamaah haji tarwiyah. Pada 7 Dzulhijjah 1444 Hijriyah (25 Juni 2023) pagi, jamaah bersiap-siap untuk menata barang bawaan. Di antara barang yang dibawa adalah pakaian ganti satu atau dua stel, perlengkapan mandi, obat-obatan, payung, semprotan air, dan perlengkapan pribadi lainnya. Semuanya dimasukkan ke dalam koper kecil atau tas gendong.

Pada 7 Dzulhijjah sore ba'da Ashar, dimulai dari kloter 47 hingga kloter 53 secara berangsur turun ke lobi untuk dipandu niat haji dan diberangkatkan ke Mina. Diharapkan sekitar ba'da Isya semua jamaah sudah tiba di Mina.

Pada 8 Dzulhijjah (26 Juni) kegiatan utama tarwiyah di Mina adalah sholat lima waktu dengan cara di-qashar, tidak dijamak. Kemudian mendengarkan tausiyah meningkatkan keimanan sebagai bentuk persiapan pembekalan ruhani sebelum hari Arafah, sekaligus introspeksi sudah seberapa siap seandainya sewaktu-waktu Allah SWT memanggilnya.

"Jamaah haji dari hotel ke Mina menggunakan bus, begitu pula dari Mina ke Arafah menggunakan bus. Ada paket konsumsi, ada tenaga kebersihan, sehingga ada biaya untuk tarwiyah yang ditarik oleh pihak maktab atau markaz," jelas Sukamta.

Pada 8 Dzulhijjah (26 Juni) selama di Mina, jamaah haji tarwiyah mendapatkan paket makan dan minum dari maktab 66 sebanyak empat kali. Yaitu satu kali pada 7 Dzulhijjah malam tanggal 8 Dzulhijjah. Satu kali sarapan pagi (teh, kopi, pop mie, roti) pada 8 Dzulhijjah. Satu kali makan siang pada 8 Dzulhijjah. Satu kali makan malam pada 9 Dzulhijjah (8 Dzulhijjah malam dianggap sudah masuk 9 Dzulhijjah).

photo
Seorang petugas mengecek kasur di tenda yang akan digunakan jamaah saat wukuf di Arafah, Arab Saudi, Rabu (21/6/2023). - (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Dia menjelaskan, jamaah juga mendapat fasilitas tenda di Mina yang ber-AC, lengkap dengan kasur busa dan bantal. Di tenda tersebut, ada juga fasilitas colokan listrik, jaringan internet, air panas 24 jam, kamar kecil (WC), tenaga kebersihan, dan tenaga keamanan 24 jam."Rumah sakit Mina dan Ambulance sudah mulai beroperasi, dan maktab bertanggung jawab memfasilitasinya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, semoga semuanya sehat dan selamat," ujar Sukamta.

Pada 9 Dzulhijjah (27 Juni), ba'da Subuh jamaah mulai diberangkatkan ke Arafah dengan bus secara taraddudi, diawali dari kloter 47 hingga 53 secara berurutan. Diharapkan sebelum Zuhur, semua peserta Tarwiyah sudah berada di Arafah. Makan dan minum tersedia di Arafah tiga kali sehari. Jamaah menempati tenda untuk persiapan wukuf. Menurut dia, Maktab 66 menjanjikan ada standing AC atau kipas angin plus air di tenda-tenda Arafah.

"Jadi pihak maktab atau markas secara resmi mengeluarkan program tarwiyah dengan harga 250 Riyal dan alhamdulillah karena berserikat jumlahnya cukup banyak dibulatkan sehingga dikasih diskon menjadi 220 Riyal saja (biaya tarwiyahnya)," jelas Sukamta.

Kriteria dan Tantangan Jamaah Haji Tarwiyah

Sukamta mengatakan, kriteria jamaah tarwiyah yakni sehat, baik lahir maupun batinnya. Untuk jamaah haji lansia tapi sehat tetap diizinkan untuk tarwiyah karena lansia itu ukurannya umur."Yang tidak ikut tarwiyah adalah jamaah haji yang walaupun tidak lansia tapi kondisinya tidak sehat, jamaah haji yang lansia dan tidak sehat itu juga tidak diizinkan ikut tarwiyah oleh pihak tim kesehatan," kata Sukamta.

Sukamta juga menjelaskan terkait tantangan jamaah haji tarwiyah. Di antaranya suhu udara yang panas di Makkah bisa mencapai 45 derajat celcius di waktu siang. "Kami sudah merasakan, sudah survei ke sana dan tempat di Mina itu memang sejak dulu space untuk satu orang sangat terbatas, walau sekarang ada bantal dan kasur tapi bukan berarti satu orang satu kasur," jelas Sukamta.

Ia menyampaikan, jamaah haji yang tidak tarwiyah juga mendapatkan fasilitas yang sama di Mina. Ruangannya juga sama sempit, bukan berarti satu kasur satu bantal mengingat ketidakcukupan tempat. Tantangan selanjutnya, dijelaskan Sukamta, untuk maktab atau markas 66 ini kebetulan tempatnya sedikit naik ke atas. Untuk mendorong jamaah yang pakai kursi roda cukup berat, karena bukan di tempat yang datar posisi tendanya. Itu tantangan fisik yang harus dihadapi.

Ia mengatakan, dari sisi jumlah jamaah haji yang tarwiyah tidak terlalu banyak jika dibandingkan total kuota haji Indonesia. "Harapan kami tarwiyahnya menjadi lancar karena jumlah yang diurus tidak banyak," ujar Sukamta.

photo
Rencana Perjalanan Haji - (Republika)

Peran PPIH

Di tempat lain Anggota tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan Haji 2023, Sunanto, mengatakan, ibadah sunnah tarwiyah terus terjadi setiap tahun. Hal tersebut terjadi karena ada perbedaan fiqih ibadah haji. Sunanto mengatakan, di lain pihak, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sudah mengimbau jamaah haji untuk tidak melaksanakan tarwiyah. Pada realitanya dengan kemandirian jamaah haji, ibadah sunnah tarwiyah tetap terjadi tanpa skema yang dibuat oleh PPIH.

"Saya hanya memberikan saran bahwa pemerintah tetap hadir dalam ibadah tarwiyah, dan itu sudah dilakukan walau dengan silent untuk kelancaran ibadah sunnah tarwiyah," kata Sunanto.

 
Saya hanya memberikan saran bahwa pemerintah tetap hadir dalam ibadah tarwiyah, dan itu sudah dilakukan walau dengan silent untuk kelancaran ibadah sunnah tarwiyah
SUNANTO
 

Sebelumnya, Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Arsad Hidayat, menyampaikan bahwa pemerintah setelah melakukan kajian secara mendalam. Hasilnya tidak mungkin memfasilitasi pelaksanaan ibadah tarwiyah.

"Karena kita punya pengalaman, kita memberangkatkan jamaah haji sebanyak 221.000 itu pemberangkatan dari hotel ke Arafah saja itu butuh waktu dari jam 7 pagi sampai jam 12 malam, itu hanya untuk mobilisasi jamaah dari Makkah ke Arafah," kata Arsad di Makkah.

Arsad mengatakan, tidak bisa membayangkan kalau harus mobilisasi jamaah haji ke dua tempat. Pertama mengantarkan jamaah haji ke Mina untuk tarwiyah. Selanjutnya setelah dari Mina jam 7 pagi tanggal 9 Dzulhijjah harus memobilisasi jamaah haji ke Arafah.

Ia menyampaikan bahwa Kemenag berpesan kepada siapa saja yang berasal dari kelompok atau individu mau melakukan tarwiyah, maka Kemenag minta surat pernyataan. Semacam komitmen mereka untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Karena pelaksanaan ibadah haji, medannya cukup berat.

"Walau demikian kita tetap yang namanya pemerintah tetep mengambil peran, kita ada beberapa tim kita yang kita utus untuk melakukan monitoring (jamaah haji tarwiyah), semoga tidak terjadi segala sesuatu," ujar Arsad.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

4.343 Jamaah Haji Aceh Nikmati Manfaat Wakaf Habib Bugak

Besaran manfaat yang diterima setiap jemaah haji asal Aceh di tahun ini sebesar SR1.500 atau Rp 6.000.000.

SELENGKAPNYA

Ada Kuota Tambahan, Closing Date Penerbangan Jamaah Haji 24 Juni

Jumlah kuota haji tambahan sudah tercatat sebanyak 7.360 orang jamaah.

SELENGKAPNYA

Saudi Ingatkan Beratnya Tantangan Puncak Haji Musim Ini

Beratnya puncak haji karena cuaca yang panas dan mobilisasi jamaah terlebih para lanjut usia yang tidak mudah.

SELENGKAPNYA