Aktivis lingkungan, mengenakan kostum anime seperti, dari kiri, Pikachu, Naruto, Goku dan Doraemon, bergabung dengan aktivis lainnya dalam aksi unjuk rasa untuk menyerukan pemerintah Jepang menghentikan pendanaan batu bara terutama untuk kawasan ASEAN, ya | AP

Geni

Takashi Harukami Mulai Insecure karena AI

Perubahan generasi akan dramatis di masa mendatang

Bintang seni neo-pop asal Jepang, Takashi Murakami (61 tahun), selalu merangkul teknologi baru. Dia pun masuk dalam deretan orang yang sejak awal mengadopsi pemanfaatan teknologi non fungible token (NFT).

Namun, tanggapannya berbeda dengan kecerdasan buatan (AI) yang sedang ramai saat ini. Selama ini Murakami telah menjadi merek tersendiri berkat lukisan-lukisan berwarna-warni yang menggemaskan. Dia kerap memadukan motif seni tradisional Jepang dengan anime dan manga modern.

Karyanya pun telah terjual jutaan dolar Amerika Serikat (AS). Saking suksesnya, dia berkolaborasi dengan merek fashion ternama, Louis Vuitton dan Kanye West. Selain itu, karyanya juga pernah dipamerkan di beberapa institusi besar di dunia.

Sebagai seniman, Murakami melihat perkembangan teknologi, termasuk perkembangan AI. Dia mengatakan, perubahan generasi akan dramatis pada masa mendatang.

Persaingan AI saat ini di tengah perusahaan teknologi besar mengingatkannya pada kedatangan komputer Apple II tahun 1980-an yang menghanyutkan generasi profesional desain yang lebih tua, tetapi memberdayakan mereka yang memeluknya. "AI pasti akan merusak perdagangan teknis, tetapi menurut saya itu tidak akan dapat menghalangi ide-ide kami. Ini termasuk ide-ide yang paling gila, yang bahkan tidak dapat dihasilkan oleh AI, akan menjadi lebih berharga,” kata Murakami, dilansir Japan Today, Senin (12/6/2023).

 

Artinya, kemungkinan kekuatan mungkin beralih dari seniman ke insinyur teknologi yang akan dapat menjelajahi hal-hal yang sulit dibayangkan saat ini. “Seniman yang menciptakan hal-hal yang akrab akan tertinggal. Saya sendiri bekerja dengan rasa takut tertentu suatu hari akan diganti,” ujar dia.

Ironisnya, Murakami mengatakan, dia tersentuh saat menerima pujian dari bagian yang lebih tradisional dari masyarakat Jepang dengan karya terbarunya sebagai penghormatan kepada teater Kabuki. Lukisan dinding besarnya berukuran 23 meter kali lima meter tersebut menceritakan narasi kabuki dalam gaya kartun yang memesona.

photo
Kolektor menunjukkan game watch Western Bar saat pameran Real American Heroes Convention di Lippo Mall Kemang, Jakarta, Rabu (8/6/2022). Pameran tersebut menyajikan berbagai macam mainan mulai dari action figure dari film marvels, cartoon, dan anime yang dijual mulai dari harga ratusan ribu hingga puluhan juta. Pameran tersebut belangsung mulai hari ini Rabu 8 Juni hingga 12 Juni 2022 mendatang. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

“Saya tidak terlalu dihargai di Jepang. Reputasi saya cukup buruk karena saya dianggap menampilkan citra palsu budaya Jepang ke seluruh dunia. Ini pertama kalinya saya disambut dengan cara ini di Jepang. Saya sangat senang,” ujar dia.

Pengunjung pembukaan galeri digelar pada Sabtu (10/6/2023). Pertunjukan tersebut mencakup dinding potret berpiksel gaya NFT yang menarik garis dari Karl Marx dan Adam Smith ke teknologi saat ini Vitalik Buterin (penggas Ethereum-Red) dan Elon Musk.

Seperti semua karyanya, mereka tampak sederhana. Sebenarnya mereka dilukis dengan susah payah dengan tangan lalu dipernis untuk menghilangkan tanda-tanda keterlibatan manusia dan menciptakan estetika Superflat yang terkenal.

Dia melihat karya ini sebagai jembatan antara seni tradisional dan digital, tetapi mengakui bahwa karya ini bisa sulit dijual. “Kolektor yang sudah lama menjadi penggemar saya jelas memiliki masalah dengan gambar-gambar pixelated ini. Tapi, saya membuat karya yang mengikuti gaya Jepang atau Timur, bukan Barat dan saya menganggap pixel art sebagai semacam representasi budaya Jepang dari video gim 1970-an,” kata dia.

 

 

 
AI tidak akan dapat menghalangi ide.
TAKASHI MURAKAMI, Bintang seni neo-pop asal Jepang. 
 
 

 

 

Mulai Menguasai Amerika

photo
Penggiat hobi Cosplay mengenakan kostum karakter anime dalam ajang The Jakarta 17th Toys & Comics Fair 2022 di Balai Sudirman, Jakarta, Ahad (6/3/2022). Cosplay atau tren berbusana yang terinspirasi dari tokoh anime atau manga dari Jepang tersebut kini memiliki banyak penggemar di Indonesia. - (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.)

Industri anime Jepang terus berkembang di dunia, termasuk di Amerika Serikat (AS). Hal ini juga didukung dengan berbagai layanan streaming, seperti Crunchyroll, Hidive, hingga Netflix, dan layanan lainnya yang memopulerkan anime-anime Jepang.

Termasuk berbagai platform media sosial yang turut menghubungkan penggemar anime, tidak hanya generasi muda, tetapi juga old generation. Bahkan, berbagai cuplikan video anime juga beredar luas di berbagai platform media sosial.

Belum lama ini, WordFinder by YourDictionary juga mengeluarkan sebuah studi baru yang menunjukkan data penonton anime terbanyak, khususnya di AS. Dari survei yang dilakukan terhadap seribu penggemar anime, ditemukan ternyata Gen Z merupakan penggemar anime terbesar dalam populasi AS, seperti dilansir dari ComicBook, Rabu (14/6/2023).

Dikatakan, 69 persen responden yang merupakan Gen Z menyebut, mereka menonton anime. Disusul dengan generasi milenial, yakni sebesar 57 persen yang menyebut menonton anime.

Di posisi ketiga, diperoleh data bahwa Gen X yang menonton anime mencapai 40 persen. Di posisi terakhir, yakni generasi Baby Boomer yang menyatakan menonton anime sebanyak 23 persen.

photo
Penggiat hobi Cosplay mengenakan kostum karakter anime dalam ajang The Jakarta 17th Toys & Comics Fair 2022 di Balai Sudirman, Jakarta, Ahad (6/3/2022). Cosplay atau tren berbusana yang terinspirasi dari tokoh anime atau manga dari Jepang tersebut kini memiliki banyak penggemar di Indonesia. - (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.)

Dari studi tersebut, juga ditemukan judul atau serial anime yang paling banyak ditonton. Di posisi teratas ditemukan bahwa Attack on Titan (AoT) merupakan anime Jepang yang paling banyak ditonton di AS.

Hal ini diketahui ketika penggemar anime yang disurvei menyatakan lebih suka menonton anime menggunakan subtitle berbahasa Inggris, dibandingkan dengan dubbing berbahasa Inggris. Setelah AoT, Dragon Ball Z, Naruto, Death Note, Demon Slayer, dan Spirited Away juga masuk dalam daftar anime paling banyak ditonton di negara tersebut.

Berikut 10 daftar anime paling banyak ditonton di AS versi WordFinder by YourDictionary:

 

1.   AoT (34 persen)

2.   Dragon Ball Z (34 persen)

3.   Naruto (33 persen)

4.   Death Note (31 persen)

5.   Demon Slayer (30 persen)

6.   Spirited Away (30 persen)

7.   Dragon Ball (29 persen)

8.   My Hero Academia (29 persen)

9.   One Punch Man (27 persen)

10. Cowboy Bebop (27 persen)

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat