Suasana camping di Puncak Halimuncamp | Dok Tuti Endah Pratiwi

Gaya Hidup

Berburu Syahdu di Camping Ground

Saat ini, sudah banyak juga tempat camping yang menyediakan alat dan perlengkapan yang lengkap.

Pada masa pandemi, ketika pembatasan mobilitas diberlakukan, hobi pelesiran otomatis menjadi terhalang. Orang yang punya hobi piknik pun harus memutar otak untuk tetap bisa menikmati suasana jalan-jalan, tapi dengan risiko penularan Covid-19 yang minimal. 

Camping alias berkemah pun menjadi salah satu alternatif yang banyak dilirik. Di zaman sekarang, berkemah bahkan bisa ramah tidak hanya untuk orang dewasa, tetapi juga anak-anak.

Sayangnya, menurut Tuti Endah Pratiwi, seorang pegiat camping, tempat camping saat ini sudah tidak seasik seperti dua tahun lalu karena sudah terlalu ramai dan berisik. Salah satunya karena sekarang banyak yang suka membawa sound besar untuk berkaraoke.

photo
suasana berkemah di Pondok Kapilih, Bogor, Jawa Barat - (Dok Tuti Endah Pratiwi)

Pihak pengelola sebenarnya kerap melarang suara musik ingar bingar sampai jam 11 malam. Padahal, Tuti dan keluarga biasanya mencari camping ground untuk ketenangan dan hanya ingin mendengar suara tonggeret bersahutan. “Kalau buat saya, suara musik kencang seperti itu malah merusak suasana camping,” kata Tuti.

Warga asal Ciganjur, Jakarta Selatan, itu sudah hobi camping sejak awal pandemi Covid-19. Saat itu, dirinya bingung mencari tempat untuk mengajak anaknya berwisata atau sekadar jalan-japan. Saat pandemi, tempat-tempat seperti untuk wisata, playground maupun mal, jelas tutup semua.

Alhasil, ia mencoba berjalan ke daerah Lembang (Bandung). Ternyata, di sana ada i yang buka. “Akhirnya memutuskan untuk camping di sana dua hari,” kata Tuti. Awalnya, Tuti dan keluarga hanya membawa tenda pinjaman tanpa perlengkapan camping lainnya, jadilah mereka berkemah seadanya.

photo
Suasana berkemah di Natural Hill, Bandung - (Dok Tuti Endah Pratiwi)

Bagi Tuti yang kala itu membawa bayi, ia merasa cukup repot. Tapi, segala kerepotan itu terbayarkan ketika menyaksikan anak-anaknya bisa bebas bermain di udara sejuk.

Dua tahun lalu, Tuti tidak mengalami daftar tunggu untuk berkemah. Ia juga biasanya akan langsung mengunjungi tempatnya atau on the spot. “Karena biasanya ada aja yang udah booking, tapi enggak jadi nge-camp. Atau biasanya aku camping weekday karena suasana camping lebih dapet. Ya sunyinya, ya syahdunya,” ujar dia.

Tuti pun merekomendasikan tempat camping yang dingin. Biasanya ia mencari yang di atas ketinggian 800-1.000 mdpl. Kemudian, ada trekking ke sungai atau ke curug.

Selain itu, ia juga merekomendasikan tempat camping dengan kolam renang yang memiliki air murni dari gunung. “Kemudian harus ada listrik, kamar mandi, dan air mengalir,” ujarnya.

Bagi yang berkeluarga, apalagi membawa anak kecil, camping ground di area camper van lebih cocok karena tenda persis camping dekat mobil sehingga sangat mudah untuk menurunkan dan menaikkan barang bawaan ke mobil. 

Tuti mengatakan, untuk saat ini, hampir setiap camping ground sudah menyiapkan sewa tenda dan perlengkapannya, bahkan juga menyiapkan menu makanan pagi, siang, dan sore. Untuk penyewaan tenda di camping ground, tersedia ukuran dari tenda yang kecil hingga yang besar. 

photo
Suasana Berkemah di Everest Valley Family Camp - (Dok Tuti Endah Pratiwi)

Harga sewanya bervariasi, berkisar Rp 100 ribu-Rp 400 ribu. Sedangkan, biaya perlengkapan camping itu relatif, bergantung pada brand-nya. Sekarang banyak brand lokal yang menghadirkan tenda dengan harga murah dan kualitas yang bagus.

Tuti juga menjadikan kegiatan camping sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak-anaknya memasak. Dengan berada di area terbuka, menurut dia, anak-anak bisa jadi mandiri memasak.

Setiap datang ke camping ground, Tuti selalu mengutamakan kebersihan dan membawa kantong sampah sendiri. Di beberapa tempat camping ground sekarang menyiapkan banyak kamar mandi bersih, bahkan pemanas air.

Jadi, tidak perlu takut mandi walaupun udara sangat dingin. Ia mengingatkan, untuk menghindari binatang-binatang yang hadir, gunakan tenda yang benar-benar tertutup dan siapkan penerangan cukup di sekeliling tenda.

 

Pemula Tertarik Camping, Apa yang Perlu Disiapkan?

photo
Menikmati suasana berkemah di Highlandcamp Curug Panjang, Mega Mendung, Jawa Barat - (Dok Tuti Endah Pratiwi)


Sejak pandemi Covid-19, hobi camping di alam terlihat mulai semakin digemari. Hobi itu pun berlanjut sampai era normal baru seperti saat ini.

Ada banyak alasan hobi ini menjadi begitu digemari. Beberapa di antaranya adalah camping bisa menjadi kesempatan untuk healing dari hiruk pikuk perkotaan, lalu mulai banyak fasilitas yang ditawarkan hingga membuat orang yang tadinya tidak familiar pun menjadi tertarik.

Antonia Adega, seorang karyawan swasta, misalnya, mengaku mulai menyukai camping karena suasana yang tidak bisa didapatkan dari perkotaan. Dia mulai camping sejak awal  2023. Alasannya karena ia ingin mengeksplorasi kegiatan baru untuk dijalani bersama suami saat akhir pekan. Mereka lalu terinspirasi melakukan camping dari konten seorang Youtuber, Herina Firdausi. “Kami akhirnya memutuskan camping di lokasi yang cenderung ramah pemula,” kata Antonia lewat pesan tertulis kepada Republika. 

Salah satu ukuran bahwa lokasi itu ramah pemula, menurut dia, adalah kemudahan akses. Sebab ada beberapa lokasi camping yang hanya bisa dijangkau dengan kendaraan khusus medan berat atau offroad.

photo
Suasana Camping Ground di kawasan Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, ramai pengunjung, Sabtu (31/12/2012). Bermacam cara orang melalui momen malam pergantian tahun, salah satunya dengan berkemah atau camping menikmati suasana alam. - (Edi Yusuf/Republika)

Ia pun memilih tempat camping yang bisa dijangkau oleh mobil karena konsep camping yang dipilih adalah camper van. Jadi, tidak perlu melakukan tracking atau hiking terlebih dahulu. Tenda pun bisa dibangun di sebelah mobil. 

Jenis camping seperti ini selain ramah pemula juga cocok untuk keluarga. Lokasi camping pertama yang pasangan itu pilih adalah Curug Panjang Megamendung, Bogor. Bagi Antonia, tempat tersebut sangat mengesankan. 

Di sana, dia bisa melihat pemandangan bagus dan mendengar suara sungai mengalir sepanjang hari karena ada air terjun berjarak lima menit berjalan kaki dari tenda. “Hal ini yang membuat saya kepincut hobi camping,” kata dia.

Antonia tidak merasakan waiting list tempat camping selama berbulan-bulan. Ia bahkan biasanya memesan tempat camping di hari biasa pada pekan yang sama sebelum benar-benar datang di akhir pekan.

photo
Suasana camping ground di kawasan hutan pinus, Cikole, Jalan Tangkuban Parahu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dipadati pengunjung, Ahad (3/9). Saat ini wisata berkemah sambil menikmati alam semakin digemari masyarakat. Musim liburan sekolah seperti saat ini menjadi momen terbaik untuk berkemah mengisi liburan bersama keluarga. - (Edi Yusuf/Republika)

Menurut dia, untuk mendapatkan rekomendasi berbagai tempat camping adalah memperbanyak referensi, bisa dari teman, konten di media sosial, dan lainnya. Sebagai camper pemula, Antonia selalu memilih tempat camping yang mudah dijangkau. 

Kemudian, biasanya ia meninjau terlebih dahulu situasi di lokasi camping melalui video di berbagai media sosial. Misalnya, apakah ada pengelola, kamar mandi dan kondisinya, apakah ada banyak pohon sehingga lebih teduh, ada pemandangan bagus dan lainnya.

Antonia mengatakan, perlengkapan camping memiliki berbagai jenis dan harga. Misalnya, tenda untuk di atas bukit biasa tentu berbeda dengan tenda untuk di atas gunung yang rawan badai. 

Ada juga tenda seharga ratusan ribu sampai puluhan juta rupiah. Memilih peralatan dan perlengkapan camping, Antonia mengingatkan, sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran masing-masing.

Saat ini, sudah banyak tempat camping yang menyediakan alat dan perlengkapan yang lengkap. Bagi yang ingin mencoba terlebih dahulu bagaimana rasanya camping, tempat seperti ini bisa menjadi pilihan. 

Tentunya, agar tak terlanjur membeli alat dan perlengkapan camping yang pada akhirnya jarang atau bahkan sama sekali tidak dipakai, alat dan perlengkapan dasar yang bisa dibeli/dibawa jika sudah memantapkan diri untuk menekuni hobi camping antara lain tenda, footprint (alas tenda), flysheet (atap tenda), lampu tenda, perlengkapan tidur (seperti matras, bantal, dan selimut, Red), alat masak, makan, minum, penangkal serangga atau binatang liar, meja, dan kursi outdoor.

Untuk harga masing-masing alat atau perlengkapan, karena sangat beragam, sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran masing-masing. Disarankan untuk terlebih dulu melakukan riset kegunaan dan perbandingan harga, terutama untuk alat inti, seperti tenda.

Selain melihat pemandangan dan mendengarkan suara di sekitar lokasi camping, yang biasanya tidak bisa dilihat atau didengar di kota, camper juga dapat menyalakan api unggun sambil bernyanyi bersama, membaca, memasak, mengobrol, dan aktivitas lain yang tidak melibatkan gawai.

Menurut dia, penting pula untuk menghargai pengunjung lain, terutama yang sedang beristirahat, juga senantiasa menjaga kebersihan. “Intinya, jagalah kebersihan di mana pun kita berada,” kata dia.

Untuk menghindari gigitan serangga, bisa memakai losion atau spray khusus penangkal serangga. Untuk menghindari ular, sebaiknya tidak membangun tenda di tempat yang lembap dan tidak menyisakan makanan di sekitar tenda.

Menurut Antonia, jika bertemu dengan ular, tidak perlu panik karena pada dasarnya ular cenderung menghindari manusia. Jangan melakukan gerakan spontan karena hal itu akan dianggap ular sebagai ancaman. Pengunjung juga dapat mempelajari cara melakukan pertolongan pertama jika terkena gigitan ular.

 

 
Di beberapa tempat camping ground sekarang menyiapkan banyak kamar mandi bersih, bahkan pemanas air
TUTI ENDAH PRATIWI, Pegiat camping
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat