
Mujahidah
Nusaibah Binti Ka'ab, Tameng Pelindung Rasulullah
Nusaibah langsung mengambil pedang dan perisai untuk terjun langsung melindungi Rasulullah SAW.
Oleh RATNA AJENG TEJOMUKTI
Nusaibah binti Ka’ab dikenal dengan gelar Ummu Ummara, ibunya para pemimpin. Ia merupakan salah seorang wanita pertama yang masuk Islam. Dia lahir sebagai wanita keturunan Bani Najjar, sebuah suku yang hidup di Madinah. Ia merupakan adik dari Abdullah bin Ka’ab.
Nusaibah dikenal juga sebagai ibu dari pejuang Islam, Abdullah dan Habib bin Zaid al Ansari. Nusaibah masuk Islam bersama dengan 74 pemimpin, pejuang, dan negarawan Madinah saat baiat Aqabah ke-2 pada 622 M. Saat itu, hanya ada dua orang wanita yang bersumpah setia untuk masuk Islam, yaitu Nusaibah dan Asma binti Amr bin Adiy.
Perjanjian ini terjadi pada ke-13 Nabi Muhammad SAW menjadi nabi. Kemudian, 75 orang tesebut mendampingi Rasulullah SAW untuk bersama-sama menyebarluaskan agama Islam di Madinah. Baiat kedua wanita tersebut sebelumnya diberitahukan oleh Ghazyah bin Amr, suami kedua Nusaibah. Ia memberitahukan kepada Rasulullah bahwa terdapat wanita Yatsrib yang ingin memberikan baiat secara pribadi dan Rasul pun menyetujuinya. Nusaibah pun kembali ke Madinah dan mulai mengajar Islam kepada perempuan di sana.

Kedua putranya dari suami pertama, Zaid bin Asim Mazni, terkenal sebagai mujahid karena telah mengorbankan nyawanya ketika melakukan pertempuran. Abdullah dan Habib bin Zaid gugur sebagai pahlawan Islam. Habib menjadi utusan untuk memerangi nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab. Habib pun syahid dibunuh Musailamah dengan keji.
Setelah suaminya, Zaid, wafat, Nusaibah menikah dengan Ghazyah bin Amr dan memiliki putra bernama Tameen dan putri bernama Khawlah. Nusaibah dikenal sebagai mujahidah dan cerita kepahlawannya gemilang saat Perang Uhud. Semula Nusaibah ikut berperang seperti wanita lain untuk menyediakan keperluan logistik. Ia bertugas sebagai pembawa air bagi tentara Rasulullah SAW. Sedangkan, suami dan kedua anak laki-lakinya terjun langsung ke medan perang.
Saat perang berlangsung, terdapat pemanah Muslim yang tidak mematuhi perintah. Mereka tergoda dengan kemenangan dan harta rampasan perang. Peta pertempuran pun berubah dan pasukan Islam terdesak, termasuk Nabi Muhammad SAW.
Mengetahui hal tersebut, Nusaibah langsung mengambil pedang dan perisai untuk terjun langsung melindungi Rasulullah SAW. Nusaibah menjadi tameng untuk melindungi Rasulullah dari panah musuh. Dampaknya ia mendapatkan beberapa luka saat berperang.
Ketika kuda pasukan Quraish menyerang, Nusaibah menarik tali kekang kuda dan memutuskan tali di lehernya agar penunggang kudanya terjatuh.
Ketika kuda pasukan Quraish menyerang, Nusaibah menarik tali kekang kuda dan memutuskan tali di lehernya agar penunggang kudanya terjatuh. Melihat hal ini, Nabi Muhammad SAW berteriak agar anaknya, Abdullah, membantu ibunya berperang.
Pasangan ini kemudian mengelilingi Nabi. Mereka melemparkan batu kepada tentara Quraish. Rasulullah pun melihat Nusaibah mendapatkan banyak luka. Di tengah pertempuran, Abdullah juga terluka karena tebasan pedang tentara Quraish di lengan kirinya. Namun, Nusaibah tetap menyemangati anaknya untuk tidak kehilangan keberanian.

Abdullah bangkit dan mengambil pedangnya kembali. Rasulullah kemudian menyemangati Abdullah dan memuji keberaniannya untuk terus maju berperang. Rasulullah pun menunjukkan laki-laki yang melukai Abdullah kepada Nusaibah. Nusaibah kemudian maju dan melawan pria tersebut untuk memotong kaki musuhnya dengan tebasan pedangnya. Musuh mereka jatuh ke tanah dan dibunuh oleh pejuang lainnya. Saat Perang Uhud, Nusaibah mendapatkan 12 luka sayatan.
Luka kedua belasnya didapatkan oleh pria Quraisy bernama Ibnu Qumiah. Ia mendapat serangan di bahu dan tak sadarkan diri hingga perang usai. Ketika terbangun setelah pertempuran, pertanyaan pertama yang ditanyakan Nusaibah adalah apakah Nabi Muhammad selamat.
Ummu Umara terkenal dengan keberaniannya di medan perang. Ia adalah seorang istri yang setia dan ibu yang penuh kasih. Nusaibah memiliki kesabaran yang luar biasa dan sangat terpelajar, terutama dalam menghafal Alquran dan hadis. Perang yang diikuti olehnya selain Perang Uhud, di antaranya Perang Hunain, Perang Yamamah, Perang Khaiba, dan Perjanjian Hudaibiah.