
Arsitektur
Laksana Oasis di Pesisir Alexandria
Masjid Abu Abbas al-Mursi bukan hanya indah, melainkan juga bernilai sejarah.
Masjid Abu Abbas al-Mursi terletak di kawasan Anfoushi, Alexandria (Iskandariah), Mesir. Ia merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi kebanggaan penduduk setempat.
Lokasi masjid ini pada mulanya adalah kawasan makam seorang sufi asal Andalusia, Abu al-Abbas al-Mursi (wafat 1286). Dari nama sosok tersebut masjid ini mendapatkan namanya. Kini, kuburan tokoh tersebut berada pada sisi alun-alun masjid ini yang mengarah pada timur pelabuhan.
Selama berabad-abad, masjid ini mengalami beberapa kali perbaikan. Adapun strukur terkininya merupakan desain ulang karya arsitek Eugenio Valzania dan Mario Rossi masing-masing pada tahun 1929 dan 1945. Jauh sebelumnya, para penguasa Muslim juga ikut memperindah Masjid Abu Abbas al-Mursi.

Misalnya, pada 1775 seorang tokoh Muslim asalh Aljazair, Syekh Abu al-Hasan al-Maghribi. Dia memperluas masjid ini, sebagaimana masih dapat dijumpai sampai sekarang. Pada 1863, Masjid Abu Abbas al-Mursi telah direnovasi total.
Setelah itu, pemerintah kota setempat mengadakan festival rutin tahunan untuk memperingati hari kelahiran sufi Abu al-Abbas al-Mursi. Festival ini biasanya berlangsung selama delapan hari berturut-turut.
Sosok tersebut lahir pada 1219 dari keluarga elite di Andalusia (kini Spanyol). Saat pengaruh kekuasaan kerajaan Kristen semakin mendominasi Andalusia, Abu Abbas al-Mursi dan keluarganya hijrah ke Tunisia pada 1242. Kemudian, dia pindah lagi kali ini ke Alexandria.

Pada waktu itu, Alexandria merupakan salah satu kota pusat perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Di Alexandria, Abu Abbas al-Mursi menetap selama 43 tahun. Sampai pengujung hayatnya, dia berprofesi sebagai pengajar dan penulis.
Pada 1943, masjid ini kembali diperbaiki atas perintah Raja Faruk I. Salah satunya ialah pembangunan alun-alun masjid yang seluas 43.200 meter persegi. Selain itu, Raja Faruk I juga memerintahkan pembangunan lima masjid lainnya yang berlokasi dekat dengan Masjid Abu Abbas al-Mursi.
Secara keseluruhan, Masjid Abu Abbas al-Mursi berwarna krem. Tinggi bangunan utama sekitar 23 meter. Adapun menara yang terletak di bagian selatan masjid ini didesain dengan gaya Ayoubids, yakni corak yang khas pada zaman kepemimpinan Sultan Saladin. Tinggi menara ini mencapai 73 meter.

Karena lokasinya dekat dengan pelabuhan, pengunjung dapat menikmati keindahan panorama laut dari menara tersebut. Masjid ini memiliki lima kubah, dengan empat di antaranya terletak mengitari satu kubah utama. Ada corak mozaik yang indah di setiap kubahnya. Bentuk kubah-kubah itu agak slindris.
Gerbang masuk ke masjid ini terletak di sisi utara dan timur. Bangunan utama Masjid Abu Abbas al-Mursi berbentuk segi delapan. Pintu utama masjid ini berhadapan dengan sebuah kolam air mancur di seberangnya. Pada bagian atasnya, terdapat papan nama berbahasa Arab, yang artinya “Ingatlah Allah.”
Memasuki bagian dalam Masjid Abu Abbas al-Mursi, pengunjung akan terpukau oleh keindahan dekorasinya. Seperti dilaporkan laman promosi pariwisata Mesir, SacredDestination.com, pada langit-langit, terdapat motif arabesque dan corak bersegi delapan yang bernama Shokhsheikha.

Langit-langit masjid ini terletak 22 meter dari ketinggian. Letaknya juga berarti bagian sisi dalam kubah utama, yang berdiameter lima meter. Pada setiap sisi masjid ini terdapat tiga jendela yang dihiasi kaca bermozaik warna. Birainya terbuat dari aluminum.
Lantai masjid ini berbahan dasar marmer berwarna putih. Pada ruang utama shalat, permadani merah berkualitas terbaik meliputi lantai masjid ini. Adapun pintu-pintu, mimbar, dan birai jendela tembus-pandang, terbuat dari kayu berkualitas tinggi. Pada mimbar Masjid Abu Abbas al-Mursi terdapat ukiran kayu bertuliskan ayat-ayat suci Alquran.
Ukiran tersebut berlapiskan emas Prancis. Mihrab ini terletak di dasar bagian menara masjid. Kaligrafi yang memuat nama lafazh Allah dan Nabi Muhammad SAW terdapat pada pilar yang berbahan dasar marmer Mesir. Adapun kaligrafi tersebut memakai gaya kufic. Pilar-pilar di dalam masjid ini kebanyakan bersisi delapan. Terdapat lampu kristal yang menggantung di bagian tengah langit-langit masjid ini.

Dinding bagian dalam masjid ini tidak polos begitu saja, melainkan terdapat pola-pola geometris yang indah. Dekorasi tersebut tersebar merata pada dinding di ruang utama tempat shalat, hingga ketinggian sekitar empat meter.
Pola-pola geometris ini menyerupai yang terdapat pada permukaan kubah, sehingga menandakan keselarasan.
Sampai saat ini, Masjid Abu Abbas al-Mursi berada dalam pengelolaan Badan Wakaf Negara Mesir.
Rona Sejarah di Masjid Kalan
Kompleks tempat ibadah ini telah terdaftar sebagai sebuah situs warisan sejarah dunia versi UNESCO.
SELENGKAPNYAMengenal Sosok KH R As’ad Syamsul Arifin
Tokoh berdarah Madura ini turut mengembangkan jam’iyyah Nahdlatul Ulama.
SELENGKAPNYAPerjalanan Hayat Sang Penulis Al-Hikam
Ibnu ‘Atha’illah as-Sakandari sempat membenci tasawuf sebelum duduk di majelis Syekh al-Mursi.
SELENGKAPNYA