Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto | Republika/Thoudy Badai

Nasional

LSI Denny JA: Prabowo Menang Melawan Ganjar

Prabowo unggul lebih dari 7 persen jika head to head dengan Ganjar.

JAKARTA – Prabowo Subianto diprediksi akan memenangkan pertarungan melawan Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dalam survei LSI Denny JA yang dilakukan pada 3-14 Mei, ketua umum Partai Gerindra tersebut unggul lebih dari 7 persen jika head to head dengan bakal capres yang diusung PDIP tersebut.

"Kemenangan Prabowo atas Ganjar telak ketika head to head. Selisih kemenangan naik dari 2,0 persen (pada survei sebelumnya, Red) menjadi selisih 7,2 persen," kata peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana, saat merilis survei tersebut di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Survei LSI Denny JA ini digelar pada 3-14 Mei 2023 menggunakan metode multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.

photo
Elektabilitas bakal capres 2024. - (Republika)

Dalam survei ini, Anies Baswedan berada di posisi paling buncit dengan simulasi tiga bakal capres terkuat. Anies hanya mendapatkan 20,8 persen. Sementara itu, Prabowo unggul dengan elektabilitas atau tingkat keterpilihan 33,9 persen, sedangkan elektabilitas Ganjar 31,9 persen.

Dari hasil ini, kemudian disimulasikan Prabowo dengan Ganjar berhadapan. Hasilnya, Prabowo Subianto mendapatkan perolehan suara sebesar 50,4 persen, sedangkan Ganjar Pranowo sebesar 43,2 persen. Menurut Ade, elektabilitas Prabowo tinggi karena adanya migrasi pilihan dari Anies Baswedan ke Prabowo. "Jika Anies ini gagal maju mendapatkan tiket capres, kita lihat ke mana larinya suara Anies," kata dia.

Menurut Ade, berdasarkan survei, jika Pilpres 2024 hanya menghadirkan Prabowo dan Ganjar, sebanyak 50,8 persen pendukung Anies berpindah ke Prabowo. Sementara itu, pendukung Anies yang berpindah ke Ganjar hanya 25,4 persen.

photo
Prabowo bertemu relawan Gibran dan Jokowi di angkringan Omah Semar Solo, Jumat (19/5/2023). - (Republika/Alfian)

Ditilik dari daerah provinsi dukungan, Prabowo menang di lima teritori, di antaranya Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Bali-NTB-NTT, dan Maluku-Papua. Sementara itu, Ganjar menang di satu teritori, yakni Jawa. Prabowo juga menang di tujuh pemilih partai, yakni Gerindra, Golkar, PKB, PKS, Nasdem, PAN, dan Demokrat. Sedangkan, Ganjar menang di satu pemilih partai, yaitu PDIP.

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga merilis hasil survei elektabilitas tokoh yang berpotensi menjadi capres pada Pilpres 2024. Dari survei tersebut, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan menjadi tiga teratas dengan dua nama pertama berjarak tak begitu jauh.

“Di kalangan pemilih kritis, dukungan pada Anies Baswedan 19,2 persen, Prabowo Subianto 33,5 persen, dan Ganjar Pranowo 37,9 persen,” ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam rilis resmi, Senin (5/6/2023).

photo
Bakal capres PDIP Ganjar Pranowo menyampaikan sambutan saat peresmian Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo Presiden 2024 di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2023). - (Republika/Thoudy Badai)

Dia menjelaskan, selisih suara Prabowo dan Ganjar tidak begitu jauh secara statistik karena kurang dari dua kali margin of error 3,3 persen atau selisih di bawah 6,6 persen. Sementara itu, kata Deni, suara Anies berbeda signifikan dengan kedua bakal calon presiden lainnya.

Lebih lanjut, Deni mengatakan, dalam enam bulan terakhir, kesukaan pemilih kepada Anies cenderung makin lemah. Hal itu menjadi salah satu alasan elektabilitas Anies cenderung melemah dalam periode itu. “Sementara Ganjar dan Prabowo terus bersaing ketat dengan dukungan yang relatif seimbang,” ujar Deni.

Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Survei terakhir dilakukan pada 30-31 Mei 2023 dengan sampel sebanyak 909 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Deni menjelaskan, “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon pintar. Mereka bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.

“Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen,” ujar Deni.

photo
Prabowo Subianto bersama Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menjawab pertanyaan seusai pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023). - (Republika/Wihdan Hidayat)

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkap sejumlah alasan meningkatnya elektabilitas Prabowo Subianto. Dia mengakui, kedekatan menteri pertahanan (menhan) itu dengan Presiden Joko Widodo menjadi salah satu faktornya. Prabowo dan Jokowi, kata dia, sudah bersaing pada Pilpres 2014 dan 2019. Kemudian, bergabungnya Partai Gerindra ke dalam pemerintahan dipandang publik sebagai bentuk persatuan untuk kepentingan bangsa.

"Ketika kemudian keduanya terkesan menyatu, itu juga disukai, ini tidak bisa dianggap enteng dan kami nilai itu sebagai faktor yang juga sangat signifikan dari kesukaan orang terhadap Prabowo," ujar Muzani.

Kedekatan tersebut kerap dipandang sebagai bentuk endorsement dari Jokowi kepada Prabowo. Partai Gerindra tentu menghargai jika dukungan tersebut memang benar adanya. "Keduanya saling berdekatan, saling bekerja sama, maka kemudian ada kesan endorsement dukungan. Itu yang kemudian menimbulkan rakyat itu sesungguhnya menyenangi," ujar Muzani.

 
Kedekatan dengan Jokowi bukan satu-satunya faktor pendompleng elektabilitas Prabowo.
 
 

Kendati demikian, ia menegaskan, kedekatan dengan Jokowi bukan satu-satunya faktor pendompleng elektabilitas Prabowo. Ada faktor basis pemilih hingga kinerjanya sebagai menhan yang dipuji publik.

Di samping itu, ia menilai masyarakat lebih mengenal Prabowo yang merupakan dampak dari keikutsertaannya pada Pilpres 2014 dan 2019. Hal tersebut membuatnya sudah memiliki basis pemilih di masyarakat.

"Sehingga Pak Prabowo sebagai calon presiden itu supporting-nya dari internal partai dari survei mana pun sangat tinggi. Sekitar 80 persen pemilih Gerindra itu memilih Pak Prabowo," ujar Muzani.

Ada Jokowi di '2024 Jatahnya Pak Prabowo'

Baliho besar bakal capres terpasang di jalan-jalan protokol di Bandar Lampung.

SELENGKAPNYA

Elite PPP Mesra dengan PDIP, Pemilihnya Sebagian Besar Justru ke Prabowo

PPP mengusulkan dua bakal cawapres untuk mendampingi Ganjar Pranowo.

SELENGKAPNYA

Prabowo: Tak Ada Kata Menyerah

Prabowo menyatakan akan maju kembali pada Pilpres 2024.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya