Masjid Jin: Jamaah haji keluar dari Masjid Jin seusai menunaikan shalat Dzuhur berjamaah. Masjid Jin yang terletak di Jalan Sulaimaniyah, Kota Makkah itu banyak dikunjungi jamaah karena sangat bersejarah. Foto diambil Kamis (4/10). | Heri Ruslan/Republika

Kabar Tanah Suci

Di Masjid Al-Jin, Rasulullah Membaiat Jin

Salah satu masjid bersejarah di Makkah adalah Masjid Jin.

Banyak masjid bersejarah terdapat di Kota Suci Makkah. Salah satunya adalah Masjid al-Jin. Terletak di sebelah kiri naik ke pekuburan Ma'la di samping jembatan penyeberangan. Jika dari Masjidil Haram hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer saja.

Lokasi tempat Masjid Jin berada adalah daerah pemondokan jamaah haji Indonesia. Bagi mereka yang pemondokannya di kawasan Ja'fariyah pasti selalu melintasi Masjid Jin sebelum atau sesudah dari Masjidil Haram.

photo
Masjid Jin: Jamaah haji keluar dari Masjid Jin seusai menunaikan shalat Dzuhur berjamaah. Masjid Jin yang terletak di Jalan Sulaimaniyah, Kota Makkah itu banyak dikunjungi jamaah karena sangat bersejarah. Foto diambil Kamis (4/10). - (Heri Ruslan/Republika)

Dinamakan Masjid Jin karena di sanalah dahulu Nabi Muhammad SAW menulis surat ke Ibnu Mas'ud ketika menerima rombongan jin yang ingin berbai'at dengan Nabi setelah sebelumnya para jin itu pernah bertemu dengan Nabi di Nakhlah dalam perjalanan pulang dari Thaif pada tahun ke-10 kenabian.

Ketika itu, setelah Rasulullah membacakan ayat suci Alquran kepada para jin, mereka pun mengimani Allah dan kerasulan Muhammad SAW.

 
(Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Nabi Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan (bacaan) Alquran. Ketika menghadirinya, mereka berkata, “Diamlah!” Ketika (bacaannya) selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan
QS AL-AHQAF:29
 

Keberadaan Masjid Jin berkaitan dengan riwayat tentang jin yang dijelaskan dalam Alquran surah al-Ahqaf ayat 29-32. "(Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Nabi Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan (bacaan) Alquran.

Ketika menghadirinya, mereka berkata, “Diamlah!” Ketika (bacaannya) selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan" (QS al-Ahqaf: 29).

Mereka berkata, “Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan Kitab (Alquran) yang diturunkan setelah Musa sebagai pembenar (kitab-kitab) yang datang sebelumnya yang menunjukkan pada kebenaran dan yang (membimbing) ke jalan yang lurus" (QS al-Ahqaf: 30).

"Wahai kaum kami, penuhilah (seruan Nabi Muhammad) yang mengajak pada (agama) Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menyelamatkanmu dari azab yang pedih" (QS al-Ahqaf: 31).

"Siapa yang tidak memenuhi (seruan Nabi Muhammad) yang mengajak pada (agama) Allah tidak kuasa (melepaskan diri dari siksa Allah) di bumi dan tidak ada para pelindung baginya selain Allah. Mereka itu berada dalam kesesatan yang nyata” (QS al-Ahqaf: 32).

Umat Islam juga mengenalnya dengan nama Masjid al-Haras. Ukuran bangunannya sedang saja, tidak terlalu besar. Tapi, bentuknya cukup indah, berarsitektur modern, serta dilengkapi sebuah menara yang tidak terlalu tinggi.

Warna tembok kecokelatan. Sementara itu, di depan masjid terdapat beberapa tangki berisi air zamzam untuk minum para pengunjung. Bangunan masjid yang kini berdiri merupakan hasil renovasi terakhir pada lima tahun lalu atau pada tahun 1421 Hijriyah. Bangunan masjid tersebut termasuk salah satu bangunan yang dipelihara oleh Kerajaan Arab Saudi.

Masjid bercat krem itu tampak menarik dengan dinding berhias keramik warna cokelat. Masjid makin indah dengan kusen jendela berwarna biru dan di lantainya terhampar karpet bercorak garis-garis warna abu-abu.

Lampunya terang dengan bentuk lampu yang indah. AC-nya pun sangat sejuk. Di atap masjid bagian kubah dihias dengan tulisan kaligrafi Alquran surah al-Jin ayat 1-9. Dalam asbabun nuzul (sebab turun)-nya, ayat tersebut diturunkan kepada Nabi Muhammad berkaitan dengan pertemuan Rasulullah dengan jin di tempat itu.

Masjid ini berlantai tiga. Lantai basement digunakan untuk tempat wudhu dan toilet, lantai satu untuk tempat shalat jamaah pria, dan lantai dua tempat shalat jamaah wanita. Karena berlokasi di tengah kawasan pemondokan jamaah dan pertokoan, masjid ini pun selalu penuh ketika tiba waktu shalat fardhu.

Para jamaah berasal dari Turki, India, Afghanistan, Pakistan, Bangladesh, dan Indonesia yang berusia lanjut dan tinggal di daerah ini, biasanya menggunakan masjid ini untuk shalat Zhuhur dan Ashar. Karena itu, tak jarang, akibat tak sanggup menampung jamaah yang telah memenuhi ruangan dalam, sebagian mereka harus shalat di halaman luar masjid.

photo
Masjid Jin: Jamaah haji keluar dari Masjid Jin seusai menunaikan shalat Dzuhur berjamaah. Masjid Jin yang terletak di Jalan Sulaimaniyah, Kota Makkah itu banyak dikunjungi jamaah karena sangat bersejarah. Foto diambil Kamis (4/10). - (Heri Ruslan/Republika)

Setiap datang musim haji, biasanya pengurus masjid mengadakan kegiatan taklim dan siraman rohani. Mereka mendatangkan sejumlah ustaz, baik yang merupakan imam masjid maupun ustaz dari Makkah dan Madinah. Secara bergantian, mereka mengisi ceramah taklim yang dilakukan pada ba'da Zhuhur atau ba'da Maghrib.

Karena merupakan peninggalan sejarah yang sangat penting bagi umat Islam, jamaah dari seluruh dunia di sela kegiatan haji atau umrah kerap menyempatkan diri untuk melihat masjid tersebut dari dekat.

Namun, banyak rombongan jamaah haji berkebangsaan Turki, Malaysia, dan Indonesia yang ingin melihat masjid itu tampak kecewa karena tidak dapat masuk setelah mengetahui pintu masjid terkunci tanpa ada penjaganya. Itu lantaran Masjid Jin memang baru dibuka untuk umum saat waktu shalat, yaitu waktu shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Subuh.

Untuk menuju ke Masjid Jin ini tidaklah sulit. Jamaah yang berangkat dari titik awal depan pintu Babussalam Masjidil Haram tinggal menggunakan taksi atau jalan kaki ke arah Ja'fariyah melewati Pasar Seng dan melewati bawah jembatan layang.

Dari persimpangan, tetap jalan lurus karena tak berapa lama lagi akan menemukan Masjid Jin yang di sekitarnya diramaikan toko-toko penjual aneka barang.

Terserang Demensia, Jamaah Minta Pulang Hingga Merasa Masih di Kampung

Ada sejumah jamaah haji lansia mengalami demensia setelah tiba di Madinah

SELENGKAPNYA

Mengenal Sosok KH R As’ad Syamsul Arifin

Tokoh berdarah Madura ini turut mengembangkan jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

SELENGKAPNYA

Perjalanan Hayat Sang Penulis Al-Hikam

Ibnu ‘Atha’illah as-Sakandari sempat membenci tasawuf sebelum duduk di majelis Syekh al-Mursi.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya