Pedagang menjual barang secara live streaming melalui platform media sosial di Toko Dewi Sri, Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Jumat (28/4/2023). Pedagang mulai menjual barang perlengkapan dan aksesoris pernikahan melalui platform media sosial imbas sepinya | Republika/Wihdan Hidayat

Geni

Sukses Promosi Digital Dagangan Elektronik

Sebelum membuat konten video, kita harus menguasai dulu produk dan fungsinya.

Konten telah menjadi salah satu bukti nyata bahwa kemajuan teknologi menghadirkan sebuah medium yang tidak hanya menawarkan kemudahan. Tak ketinggalan pula, kesempatan untuk berkreasi dan membuka peluang baru.

Bagi pebisnis yang hendak melebarkan promosi ke dunia digital, selebgram, dan influencer teknologi, Dhiarcom, menjelaskan, ada dua tipe video, yakni panjang dan pendek. Video panjang biasanya berdurasi antara lima hingga 20 menit, sementara video pendek hanya berdurasi satu hingga dua menit.

“Video panjang cocok untuk video review yang mengulas detial, seperti smartphone atau laptop. Video pendek cocok untuk produk yang simpel kayak power bank,” ujar Dhiar dalam Bincang Shopee 6.6 Mega Elektronik Sale bertajuk ‘Daya Tarik Kreasi Konten Visual’, digelar di Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Ia juga memberikan beberapa tip sukses berpromosi barang elektronik di ranah digital, anatara lain: 

photo
Pedagang menjual barang secara live streaming melalui platform media sosial di Toko Dewi Sri, Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Jumat (28/4/2023). Pedagang mulai menjual barang perlengkapan dan aksesori pernikahan melalui platform media sosial imbas sepinya pembeli secara luring. Menurut pedagang, saat ini penjualan secara live streaming ini bagus perkembangannya. Penjualan secara daring dalam satu hari dalam kisaran 100 paket hingga 300 paket. Di Pasar Beringharjo belum banyak pedagang yang memanfaatkan sistem berjualan dengan live streaming. - (Republika/Wihdan Hidayat)

1. Pahami Produk

Sebelum membuat konten video suatu produk elektronik, kita harus menguasai dulu produknya dan fungsinya seperti apa. Misalnya, power bank, harus diperlihatkan cara penggunaannya seperti apa dan highlights bagian produk yang menarik.

“Misalnya, bagian belakang ada kaca transparan. Kita dari awal udah analisis produk ini bagian-bagian mana aja yang menarik untuk dibuat videonya,” ujar Dhiar.

2. Buat Storyboard

photo
Streaming Youtube (ilustrasi) - (Unsplash/Cardmapr)

Setelah langkah pertama selesai, baru membuat storyboard. “Biar nggak serabutan. Kita buat kayak fitur utama produknya, lalu buat semacam alur ceritanya,” kata dia. Bahkan harus dibuat pula kalimat yang akan disuarakan dalam video, biasanya kalimat yang dilontarkan berisi fungsi, cara pemakaian.

Setelah itu, tulis juga urutan video yang akan dibuat kontan, dari memperlihatkan produk, unboxing, dan seterusnya. “Jangan di awal udah kasih unboxing, jadi netizen udah liat duluan. Kita kasih tahu dulu fungsi utamanya apa. Kalau langsung unboxing, takutnya kelamaan untuk masuk ke poin utamanya. Takut orang bosan,” ujar dia.

Pada intinya, dalam storyboard ini kita harus membuat alur cerita video, menyebutkan nama produk, memperlihatkan produk secara detail, dan memeragakan cara pemakaian.

3. Set Up Layout Background Video

photo
Pedagang menjual barang secara live streaming melalui platform media sosial di Toko Dewi Sri, Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Jumat (28/4/2023). Pedagang mulai menjual barang perlengkapan dan aksesori pernikahan melalui platform media sosial imbas sepinya pembeli secara luring. Menurut pedagang, saat ini penjualan secara live streaming ini bagus perkembangannya. Penjualan secara daring dalam satu hari dalam kisaran 100 paket hingga 300 paket. Di Pasar Beringharjo belum banyak pedagang yang memanfaatkan sistem berjualan dengan live streaming. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Ketika membuat bikin video unboxing, biasanya perlu menyediakan meja. “Kalau saran saya, cari warna meja yang solid aja, seperti warna putih doff, bukan yang glossy, kalau dipantulin cahaya nanti mantul, jadi nggak bagus,” ujar Dhiar.

Kemudian gunakan tripod, jangan pakai tangan. Siapkan juga lighting yang bagus. Ia menyarankan minimal tiga lampu, tetapi untuk langkah awal tidak apa-apa jika hanya menggunakan satu lampu.

Dan siapkan juga microphone. Jangan memakai microphone bawaan kamera atau smartphone, karena suaranya akan bergema. “Lebih baik beli microphone khusus untuk hasil terbaik,” katanya.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DHIARCOM (@dhiarcom)

4. Editing Video

Gunakan format 4k 60fps agar produk bisa terlihat detail, pergerakannya smooth, dan gambar bisa taham meski hendak di-crop atau di-zoom. Fokus pada produk dan jangan terlalu banyak ornamen di sekeliling produk.

Menurut Dhiar, boleh menampilkan wajah saat di awal video, selebihnya fokus pada video. Kemudian, mainkan sudut pandang dengan mendekatkan kamera pada produknya.

Lalu agar menarik, sertakan juga background musik dan sound effects. “Baru kita isi suara atau voice over. Jadi, bukan saat kita syuting ada suara, nggak. Tapi selesai syuting baru kita isi suara,” ujar dia.

5. Upload dan Publish Video

Sebelum diunggah, penting juga membuat dua versi video, pertama siapkan video pendek satu menit untuk Youtube short dan media sosial lain. Baru kemudian buat versi panjang yang memang untuk video review produk.

Kemudian buat judul, caption, dan hastag yang sesuai dengan produknya. Unggah video secara konsisten, sembari terus mempelajari kunci algoritma media sosial. “Video yang nggak buru-buru di-skip atau ditinggal orang, itu disukain algoritma. Apalagi kalau sampe diulang-ulang, itu algoritma seneng banget nge-push videonya untuk disebar lagi,” katanya.

 

Siapkan meja yang solid aja, seperti warna putih doff, bukan yang glossy. 
DHIARCOM, Selebgram dan Influencer Teknologi. 
 

20 Langkah Jitu Jual Skill di Linkedin

Cara termudah mengembangkan jaringan LinkedIn adalah menyinkronkan profil dengan alamat surel.

SELENGKAPNYA

Menemukan Ketenangan Jiwa dari Kura-Kura

Memelihara kura-kura, seperti sulcata dan aldabra, memerlukan ketekunan tersendiri. 

SELENGKAPNYA

Visi Virtual yang Gagal Dijual

Google memiliki harapan tinggi untuk platform Daydream VR tetapi tidak pernah berhasil.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya