
Internasional
Akankah Kosovo Jadi Medan Perang Baru Eropa?
Cina dan Rusia menyalahkan NATO atas kondisi di Kosovo.
ZVECAN -- Konflik yang dipicu penolakan terhadap pemilihan umum Kosovo oleh warga Serbia masih memanas. Pasukan tambahan dikirimkan oleh NATO untuk mengantisipasi bentrokan yang berpotensi membuka luka lama perang di wilayah tersebut.
Pada Rabu (31/5/2023), pasukan penjaga perdamaian NATO menempatkan pagar logam dan penghalang kawat berduri di luar Balai Bota Zvecan, Kosovo Utara. Langkah itu dilakukan setelah bentrokan dengan etnis Serbia yang menyebabkan 30 tentara internasional terluka.
Ratusan etnis Serbia mulai berkumpul di depan balai kota yang terletak 45 kilometer di utara Ibu Kota Pristina. Mereka kembali berupaya menduduki balai kota.
Pasukan penjaga perdamaian NATO tampak berdiri di belakang kawat berduri ketika pengunjuk rasa mengibarkan bendera Serbia di luar Balai Kota Zvecan, Kosovo utara. Kerusuhan telah mendorong NATO mengirim pasukan tambahan untuk mencegah potensi kekerasan.

Pada Senin (29/5/2023) terjadi bentrokan di Zvecan. Sebanyak 30 orang tentara dan 52 pengunjuk rasa terluka. NATO mengatakan, mereka akan mengirim 700 tentara tambahan ke Kosovo untuk meningkatkan misinya yang berkekuatan 4.000 orang. Tidak diketahui kapan tentara tambahan itu akan tiba. Tentara Polandia berjaga di balai kota di Zvecan pada Rabu (31/5/2023).
Kerusuhan regional telah meningkat setelah pemilihan pada April yang diboikot oleh Serbia. Hal itu mempersempit jumlah pemilih menjadi 3,5 persen. Kandidat etnis Albania memenangkan pemilu dan mengamankan posisi sebagai wali kota. Wali kota etnis Albania itu dilantik pekan lalu.
Wali kota tersebut sempat dicegat oleh demonstran Serbia ketika akan memasuki gedung balai kota pada Senin. Kendati diwarnai protes, wali kota tetap berada di kantornya pada Rabu (32/5/2023) pagi. Namun, dia tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
"Meskipun mereka mungkin telah dipilih secara sah, kami tidak menganggap pemilihan mereka sah," kata Dragan, seorang etnis Serbia yang tinggal di Leposavic, kepada Reuters, Rabu.
"Kami meminta apa yang masyarakat internasional minta, agar mereka dikeluarkan dari sini secara damai," kata Dragan.

Amerika Serikat dan sekutunya telah menegur Kosovo karena meningkatkan ketegangan dengan Serbia. Washington mengatakan, penggunaan kekuatan untuk melantik wali kota di wilayah etnis Serbia di Kosovo merusak upaya untuk memperbaiki hubungan bilateral yang bermasalah.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic menempatkan pasukannya dalam siaga tempur penuh dan memerintahkan unit untuk bergerak lebih dekat ke perbatasan. Mayoritas warga etnis Serbia di Kosovo Utara tidak pernah menerima deklarasi kemerdekaan Kosovo dari Serbia pada 2008.
Populasi etnis Albania mencapai lebih dari 90 persen di Kosovo. Tetapi, Serbia utara telah lama menuntut penerapan kesepakatan 2013 yang ditengahi Uni Eropa untuk pembentukan asosiasi kotamadya otonom di wilayah mereka.
Pasukan penjaga perdamaian dikerahkan di Kosovo pada 1999 setelah pengeboman NATO mengusir polisi dan tentara Serbia dari bekas provinsinya itu.

Reuters melaporkan, seorang pria bertopeng menghancurkan kaca mobil berpelat Albania yang ditandai "A2, afiliasi CNN" di Kota Leposavic, dekat perbatasan Serbia. Satu mobil milik media lain juga dirusak. Tidak ada yang terluka dalam insiden itu.
Washington yang merupakan pendukung kemerdekaan Kosovo paling vokal memutuskan untuk membatalkan partisipasi Kosovo dalam latihan militer, terutama setelah Pristina menolak menarik wali kota dan polisi-polisinya dari daerah utara. "Kami juga memikirkan seluruh implikasi lainnya," kata Duta Besar AS untuk Kosovo Jeffrey Hovenier.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell meminta pemimpin-pemimpin Kosovo dan Serbia mencari cara untuk menurunkan ketegangan. "Saat ini kami sudah memiliki terlalu banyak kekerasan di Eropa, kami tidak mampu menghadapi konflik lainnya," kata Borrell di Brussel.
Rusia yang dekat dengan Serbia dan berbagi tradisi Slavik dan Kristen Ortodoks juga mendesak "langkah-langkah tegas" untuk meredakan gejolak. "Barat (harus segera) membungkam propaganda palsunya dan berhenti menyalahkan insiden Kosovo pada orang Serbia," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Pihak berwenang Kosovo menyalahkan Presiden Serbia Aleksandar Vucic yang merusak stabilitas di Kosovo. Vucic menyalahkan Pemerintah Kosovo yang menimbulkan masalah dengan menempatkan wali kota baru.
Setelah bertemu duta besar Quint Group yang terdiri atas Amerika Serikat, Italia, Prancis, Jerman, dan Inggris di Belgrade, Vucic mengatakan, ia meminta agar wali kota etnis Albania di daerah mayoritas etnis Serbia dicopot.
Presiden Kosovo Vjosa Osmani mengatakan, kelompok kriminal yang didukung Vucic ingin merusak stabilitas Kosovo dan seluruh kawasan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning menyalahkan kekerasan tersebut dipicu oleh kegagalan untuk menghormati hak-hak politik Serbia. “Kami menentang tindakan sepihak oleh Provisional Institutions of Self-Government of Kosovo,” kata Mao dalam jumpa pers harian, mengacu pada pemerintahan Kosovo di Pristina.
Mao mengatakan, orang Serbia harus diberikan kendali atas kota tempat mereka menjadi mayoritas. “Kami mendesak NATO untuk sungguh-sungguh menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara-negara terkait dan benar-benar melakukan apa yang kondusif bagi perdamaian kawasan,” kata Mao.
Kiev Digempur Serangan Drone Terbesar Rusia
Seorang warga meninggal akibat serangan tersebut.
SELENGKAPNYARusia Ancam Barat dengan Serangan Nuklir
Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 telah memicu konflik Eropa paling mematikan sejak Perang Dunia II.
SELENGKAPNYA