
Medika
Risiko Cuaca Panas Bagi Penderita Diabetes
Penderita diabetes cenderung mengalami dehidrasi lebih cepat.
Diabetes merupakan kondisi kesehatan kronis yang secara signifikan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi. Saat mengonsumsi makanan, tubuh memecahnya menjadi glukosa, yang kemudian dilepaskan ke aliran darah.
Penderita diabetes juga perlu waspada terhadap cuaca panas. Penelitian oleh Penn's Perelman School of Medicine, di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), mencoba mempelajari hampir tiga juta pasien dengan ragam geografis.
Hasilnya, suhu luar ruangan yang sangat tinggi atau rendah meningkatkan terjadinya tiga kondisi yang berpotensi mengancam jiwa bagi penderita diabetes tipe dua.
Kondisi berbahaya itu, antara lain, hipoglikemia serius (gula darah rendah), ketoasidosis diabetik (darah yang terlalu asam), dan henti jantung mendadak atau aritmia ventrikel (kehilangan fungsi jantung secara tiba-tiba/detak jantung terlalu cepat).

Setuju dengan temuan tersebut, Dr Aditi Chopra, konsultan diabetes dan endokrinologi dari Manipal Hospital, Old Airport Road, Bangalore, India, mengatakan, musim panas dapat menjadi tantangan bagi penderita diabetes karena mereka bisa mengalami fluktuasi kadar glukosa darah akibat sejumlah faktor. Penderita diabetes cenderung mengalami dehidrasi lebih cepat, memicu peningkatan kadar glukosa darah.
“Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan untuk buang air kecil, yang dapat memperburuk dehidrasi dan menciptakan lingkaran setan,” kata dia kepada Indianexpress.com, dilansir Jumat (26/5/2023).
Senada, Dr Anusha Nadig, Associate Consultant, Endocrinology, Fortis Hospital, Bannerghatta Road, Bangalore mengatakan, pada musim panas, pasien diabetes berisiko mengalami gula rendah dan tinggi, bersama dengan air dan elektrolit ketidakseimbangan.

“Orang dengan diabetes mudah mengalami dehidrasi. Jika Anda tidak menghidrasi diri dengan baik, itu dapat meningkatkan glukosa darah dan menyebabkan sering buang air kecil, yang selanjutnya menambah kehilangan air dari tubuh,” kata dia.
Dehidrasi, bagaimanapun, bukanlah satu-satunya alasan yang membuat musim panas menjadi rumit bagi penderita diabetes. Pada beberapa orang, diabetes diketahui dapat merusak saraf yang menyuplai kelenjar keringat, yang menyebabkan berkurangnya keringat. “Ini adalah masalah, terutama pada musim panas, karena tubuh mungkin tidak mendingin secara efisien sehingga meningkatkan risiko kelelahan akibat panas,” kata Chopra.
Ia menambahkan, faktor penting lain yang perlu diingat adalah pembacaan gula darah juga dapat dipengaruhi oleh musim. Bisa jadi juga karena faktor seperti peningkatan keringat, dehidrasi, dan perubahan penyerapan insulin.
Menurut dia, dehidrasi dapat menyebabkan pembacaan glukosa darah menjadi lebih pekat, sementara keringat berlebih dapat memengaruhi keakuratan alat pemantauan glukosa. “Selain itu, strip tes untuk gula darah juga sensitif terhadap suhu,” kata Chopra.

Para ahli mencatat bahwa orang dengan hipoglikemia juga perlu berhati-hati selama musim panas karena mereka juga dapat terpengaruh. Risiko hipoglikemia juga meningkat pada musim panas.
Metabolisme tubuh yang lebih tinggi dengan peningkatan suhu, ditambah peningkatan penyerapan insulin dalam tubuh, dapat memicu terjadinya hipoglikemia. Lebih buruk lagi, gejala seperti berkeringat dan kelelahan mungkin lebih sulit dikenali dalam cuaca panas.
Chopra menyarankan untuk selalu menyimpan karbohidrat yang bekerja cepat, seperti tablet glukosa atau minuman manis. Terakhir, Nadig juga menyoroti bahwa suhu tinggi dan panas dapat mengubah cara tubuh menggunakan insulin. Dengan demikian, dosis insulin mungkin memerlukan penyesuaian selama musim panas.

Berikut adalah beberapa tips penting yang harus diingat oleh penderita diabetes, menurut para ahli.
1. Minum banyak air dan cairan hidrasi lainnya untuk mencegah dehidrasi. Hindari minuman manis dan alkohol.
2. Simpan insulin dan obat diabetes lainnya dengan benar dan ikuti petunjuk produk. Jauhkan dari sinar matahari langsung atau panas yang berlebihan.
3. Berpakaian dengan kain yang ringan dan mengenakan tanda atau seperti identitas medis untuk mengingatkan orang lain tentang diabetes Anda jika terjadi keadaan darurat.
4. Aktivitas fisik tidak boleh dilakukan pada saat hari terpanas; sebaiknya pagi atau sore hari.
5. Sedapat mungkin carilah lingkungan ber-AC, gunakan kipas angin, dan mandi air dingin atau berendam untuk menurunkan suhu tubuh.
6. Selalu bawa persediaan diabetes, termasuk pengukur glukosa, strip tes ekstra, sumber glukosa kerja cepat, dan kit darurat glukagon jika diresepkan.
7. Berkomunikasi dengan profesional kesehatan untuk menyesuaikan obat dan dosis insulin sesuai kebutuhan.
8. Jangan abaikan tanda-tanda kelelahan karena panas atau sengatan panas; segera cari pertolongan medis jika timbul gejala.
9. Periksa gula lebih sering, juga sebelum dan sesudah aktivitas.
10. Orang dengan neuropati diabetik harus berhati-hati dan menghindari berjalan tanpa alas kaki di tanah yang panas karena dapat menyebabkan luka bakar.
11. Uji gula darah di tempat yang sejuk dan teduh dan jauhkan strip tes dari sinar matahari langsung.
Pembacaan gula darah juga dapat dipengaruhi oleh musim.DR ANUSHA NADIG, Associate Consultant, Endocrinology, Fortis Hospital, Bannerghatta Road, Bangalore.
El Nino dan Stabilitas Pasokan Pangan Dalam Negeri
Ada sejumlah dampak yang harus diwaspadai dari fenomena El Nino.
SELENGKAPNYARahasia Naik Pesawat yang Kita tak Pernah Tahu
Headset dan earbud didaur ulang setelah setiap penerbangan.
SELENGKAPNYALima Orang Jamaah Haji Wafat, 80 Lainnya Rawat Inap
Mayoritas pasien dirawat karena sakit jantung, paru-paru, dan diabetes melitus.
SELENGKAPNYA