
Kabar Utama
Merindukan Damai Lestari di Gaza
Gencatan senjata disambut dengan berhati-hati.
Kabar gencatan senjata sebentar saja membuat warga Gaza bersuka. Mereka masih sukar betapa kerap pola-pola kekejian Israel terus berulang.
"Kami ingin gencatan senjata berdasarkan prinsip, tidak seperti dulu ketika setelah tenang (gencatan senjata) orang meninggal," kata seorang warga Gaza, Munir Marouf (43 tahun).
Jalan-jalan yang telah sepi dalam beberapa hari terakhir dengan cepat dipenuhi oleh orang-orang yang bersuka ria menyambut gencatan senjata. Mereka mengibarkan bendera Palestina dan mengibarkan tanda kemenangan dari kendaraan yang melaju kencang.
Di tengah perayaan gencatan senjata, seorang penjual buah menggunakan pengeras suara dan mempromosikan persediaan buah pisangnya dengan suara lantang.

Pada Sabtu (13/5/2023), warga Palestina memberanikan diri untuk menilai kerusakan yang ditimbulkan oleh pesawat tempur Israel dan menyelamatkan barang yang tersisa. Seorang pria dengan hati-hati mengeluarkan dokumen dari bawah reruntuhan. Sementara warga lainnya membawa kasur.
Empat rumah di lingkungan perumahan padat penduduk menjadi debu dalam serangan menjelang fajar. Militer Israel menuduh rumah-rumah yang menjadi sasaran itu milik atau digunakan oleh militan Jihad Islam. Penduduk membantah klaim tentara dan mengatakan mereka tidak tahu mengapa rumah mereka menjadi sasaran.
“Kami tidak memiliki landasan peluncuran roket sama sekali. Ini adalah daerah pemukiman,” kata Awni Obaid, di samping puing-puing rumahnya yang bertingkat tiga di pusat Kota Deir al-Balah.

Rumah kerabat Obaid, Jehad Obaid, juga hancur. Dia berada dalam jarak beberapa ratus meter ketika apartemennya dibom. "Saya merasa ingin muntah karena debu. Ini adalah kebencian yang luar biasa. Mereka mengeklaim tidak menyerang anak-anak, tapi yang kami lihat adalah kegilaan, kehancuran," kata Jehad Obaid.
Kekerasan terbaru meletus pada Selasa (9/5/2023), ketika serangan udara Israel menewaskan tiga komandan senior Jihad Islam. Israel mengatakan, serangan udara itu sebagai tanggapan atas ledakan besar tembakan roket pekan sebelumnya. Israel mengatakan, serangannya difokuskan pada target Jihad Islam.
Pertempuran yang meletus pada Selasa dini hari adalah pertarungan terpanjang sejak perang 10 hari pada 2021. Di daerah Israel selatan di sekitar Gaza, sekolah masih ditutup pada Ahad dan ribuan penduduk yang telah dievakuasi belum kembali. "Bukan masalah sederhana untuk kembali dari situasi seperti itu," ujar Gadi Yarkoni, wali kota beberapa kota Israel di perbatasan Gaza kepada stasiun radio 103 FM.
Former UK Labour leader Jeremy Corbyn:
"The Palestinian people are living under occupation because of what happened 75 years ago".#Nakba75 pic.twitter.com/AOKfsV4NhE — Wafa News Agency - English (WAFANewsEnglish) May 14, 2023
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan, 33 orang termasuk wanita dan anak-anak serta pejuang Jihad Islam gugur di Gaza. Sementara di Israel, seorang wanita Israel, dan seorang buruh Palestina meninggal oleh roket Gaza.
Seorang pejabat senior Jihad Islam yang ikut merundingkan gencatan senjata di Kairo dengan para pejabat Mesir, Mohammad Al-Hindi, mengatakan, kelompoknya siap menghentikan peluncuran roket sebagai imbalan atas persetujuan Israel untuk berhenti menargetkan rumah, warga sipil, dan pemimpin pejuang.
Sejauh ini tidak ada perincian tentang ketentuan gencatan senjata. Jihad Islam telah menuntut penghentian kebijakan Israel yang menargetkan para pemimpinnya. Sementara Israel akan menawarkan ketenangan demi ketenangan.
Sejumlah warga juga langsung menuju ke rumah kerabat yang gugur akibat serangan Israel untuk menunjukkan rasa hormat mereka. Israel dan kelompok perlawanan Jihad Islam mencapai gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir. Gencatan senjata berlaku pada Sabtu pukul 10.00 malam waktu setempat.

Kehidupan di kedua sisi perbatasan Jalur Gaza mulai kembali normal pada Ahad (14/5/2023) setelah gencatan senjata. Serangan ini mengakibatkan 34 warga Palestina gugur dan menewaskan seorang warga Israel.
Israel membuka kembali penyeberangan perbatasan komersialnya sehingga memungkinkan bahan bakar mengalir ke satu-satunya pembangkit listrik di daerah kantong pantai yang diblokade. Toko-toko dan kantor-kantor publik dibuka kembali dan massa kembali ke jalan-jalan yang telah sepi selama berhari-hari. Para pemimpin dari kedua belah pihak yang berkonflik menegaskan komitmen mereka terhadap gencatan senjata.
"Kami berkomitmen pada kesepakatan tenang selama musuh mematuhinya," kata Al-Hindi. Tetapi Israel mengatakan, mereka tidak akan melakukan tindakan seperti itu. Israel mengatakan, mereka akan menahan tembakan selama tidak ada ancaman.

"Saya telah mengatakan berkali-kali. Siapa pun yang menyerang kami, siapa pun yang mencoba menyerang kami, siapa pun yang mencoba menyerang kami pada masa depan darahnya hangus," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet mingguan di Yerusalem.
"Pasukan Israel telah berhasil menyelesaikan lima hari pertempuran dengan kelompok teroris Jihad Islam," kata Netanyahu dalam sambutan yang disiarkan televisi, tanpa menyebutkan kesepakatan gencatan senjata.
Berapa lama gencatan senjata terbaru akan bertahan masih belum diketahui. Pertempuran terakhir terjadi seminggu setelah rentetan serangan lainnya. Bahkan, saat gencatan senjata diselesaikan, kedua belah pihak masih terus menembak.

"Kami akan terus melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan dengan satu pertimbangan saja, apa yang melayani kepentingan keamanan negara Israel," kata Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, kepada radio Kan.
"Kami memberikan pukulan serius terhadap Jihad Islam, (tetapi) kami belum menyelesaikan masalah Gaza. Ini adalah masalah yang membutuhkan solusi yang jauh lebih dramatis," kata Smotrich menambahkan.
Orang-orang juga mengumpulkan sisa barang-barang yang bisa telah hancur oleh bombardir Israel selama berhari-hari. "Ini kamar saya, ada mainan yang biasa saya mainkan dan buku-buku yang biasa saya pelajari, tidak ada yang tersisa," kata Ritaj Abu Obeid (12 tahun) saat dia berdiri di dalam kamar tidurnya yang rusak.

Sementara warga Gaza lainnya, Maddah Al-Amoudi (40 tahun), menjadi salah satu dari sekitar 3.000 nelayan Gaza yang diblokir untuk melaut. Dia menyambut gembira kembalinya kehidupan normal di Gaza.
"Kami tidak punya alternatif selain laut. Jika ada pekerjaan di laut kami bisa mendapatkan uang dan makanan untuk anak-anak kami dan jika tidak ada laut, kami tidak mendapatkan apa pun," kata Al-Amoudi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Makna Suksesi Kepemimpinan Dalam Islam
Ada beberapa langkah untuk mempersiapkan kepemimpinan dalam Islam.
SELENGKAPNYADapatkah Gencatan Senjata Israel dan Jihad Islam Bertahan?
RS Indonesia di Gaza ikut rusak akibat serangan Israel.
SELENGKAPNYA